Apa Arti Menang Jadi Arang Kalah Jadi Abu? Inilah Penjelasan Beserta Contoh Peribahasa Lainnya


Berita | Selasa, 9 Mei 2023 19:22

Kapanlagi.com - Peribahasa merupakan salah satu ungkapan yang sering digunakan untuk memberikan nasihat pada seseorang. Nah, ada banyak sekali arti peribahasa, salah satunya menang jadi arang kalah jadi api. Namun apa arti menang jadi arang kalah jadi api tersebut?


Ya, arti peribahasa tersebut merupakan kedua belah pihak akan mengalami sebuah kerugian. Jadi, apa arti menang jadi arang kalah jadi api ini menandakan bahwa, apapun yang dilakukan oleh kedua belah pihak, atau kedua orang tersebut sama-sama akan merugikan.

Nah, bagi KLovers yang ingin memahami apa arti menang jadi arang kalah jadi api. Maka berikut ini penjelasannya beserta dengan peribahasa yang lainnya. Yuk, langsung saja dicek KLovers.

1 dari 3 halaman

1. Arti Menang Jadi Arang Kalah Jadi Abu

Ilustrasi (credit: Pexels)

Seperti yang KLovers ketahui bahwa, apa arti menang jadi arang kalah jadi api adalah dalam pertengkaran, menang atau kalah sama-sama menderita kerugian. Ya, jadi bila kedua belah pihak melakukan sebuah pertengkaran atau melakukan sebuah hal yang keduanya bisa merugikan kedua belah pihak, maka peribahasa ini cocok untuk diungkapkan.

Jadi, bila KLovers mengalami sebuah hal yang mirip dengan peribahasa ini. Maka ada baiknya tidak melakukan tindakan apapun yang bisa merugikan ya KLovers. Bila ini merupakan sebuah keributan, maka ada baiknya untuk menghindar dan lebih baik mengalah bila itu merupakan pilihan bijak. Karena, mengalah bukan berarti kalah ya KLovers.

 

2 dari 4 halaman

2. Penjelasan Tentang Peribahasa

Ilustrasi (credit: Pexels)

Menurut KBBI, arti peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya, biasanya mengiaskan maksud tertentu (dalam peribahasa termasuk juga bidal, ungkapan, perumpamaan). Pengertian lain bisa kalian pahami sebagai ungkapan atau kalimat ringkas padat, berisi perbandingan, perumpamaan, nasihat, prinsip hidup atau aturan tingkah laku.

Dalam penggunaan dalam keseharian, makna dari sebuah peribahasa bisa dipahami oleh pendengar atau penutur yang berada dalam lingkup budaya yang sama. Ungkapan ini mengandung makna tersirat yang berfungsi sebagai suatu cara untuk menegur dengan halus agar lawan bicara tak tersinggung. Selanjutnya, kalian bisa menyimak jenis-jenis peribahasa dalam penjelasan berikut ini:

1. Pepatah

Pepatah adalah peribahasa yang mengandung nasihat. Biasanya peribahasa jenis ini digunakan untuk mematahkan lawan bicara saat berdebat. Sebagai contoh, kalian dapat melihat peribahasa "sedikit demi sedikit, lama-lama menjadi bukit" yang artinya upaya kecil yang terus-menerus pasti akan memberikan hasil.

2. Semboyan

Semboyan adalah perkataan atau kalimat pendek yang dipakai sebagai dasar tuntunan (pegangan hidup); inti sari suatu usaha dan sebagainya. Contoh peribahasa ini bisa kalian lihat dalam semboyan, seperti rajin pangkal pandai, bersih pangkal sehat, hemat pangkal kaya, dan seterusnya.

3. Perumpamaan

Perumpamaan adalah jenis peribahasa yang membandingkan suatu keadaan dengan hal lain. Ciri khasnya, peribahasa akan mengambil perbandingan dari alam sekitar dan diawali dengan kata "bagai", "bak", "seperti", dan lain sebagainya.

4. Bidal/Pameo

Bidal atau pameo adalah peribahasa yang mengandung ejekan, sindiran, dan peringatan. Contoh bidal antara lain, hidup segan mati tak mau, malu bertanya sesat dijalan, bagai kerakap di atas batu, dan lain sebagainya.

 

3 dari 4 halaman

3. Peribahasa yang Lainnya

Ilustrasi (credit: Pexels)

Nah, bukan hanya peribahasa menang jadi arang kalah jadi api saja, namun KLovers juga bisa mengetahui peribahasa lainnya. Dan berikut ini peribahasa lainnya beserta dengan artinya:

1. Harimau mati meninggalkan belang, gajah mati meninggalkan gading (orang yang berjasa akan selalu dikenang meskipun telah tiada).

2. Sehari selembar benang, lama-lama menjadi sehelai kain. (Pekerjaan sulit yang dikerjakan dengan penuh kesabaran, lama-lama akan berhasil juga).

3. Ada udang di balik batu. (Ada maksud yang tersembunyi).

4. Anjing menggonggong, kafilah berlalu. (Membiarkan orang lain berbicara, mencemooh atau mempergunjingkan seseorang. Tetapi jangan di hiraukan).

5. Bagaikan telur di ujung tanduk. (Suatu keadaan yang sangat berbahaya, salah sedikit bisa celaka).

6. Bagai pinang dibelah dua. (Dua orang atau dua hal yang benar-benar serupa, sulit dibedakan).

7. Bak kacang lupa kulitnya. (Orang sombong yang lupa asal usulnya atau orang kaya yang lupa akan kemiskinannya).

8. Duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. (Sejajar dalam martabat atau tingkatnya).

9. Tak ada gading yang retak. (Tidak ada sesuatu yang tidak ada cacatnya).

10. Guru kencing berdiri, murid kencing berlari. (Kelakuan murid (orang bawahan) akan selalu mencontoh guru atau orang atasannya).

11. Air beriak tanda tak dalam. (Orang yang banyak cakap (sombong dan sebagainya), biasanya kurang ilmunya).

12. Air tenang menghanyutkan. (Orang yang pendiam, tetapi banyak pengetahuannya).

13. Semut di seberang lautan tampak, Gajah di kelopak mata tidak tampak. (Kesalahan kecil orang di perlihatkan atau di bicarakan, diri sendiri punya kesalahan besar seperti tidak merasa bersalah).

14. Air susu dibalas air tuba. (Kebaikan dibalas dengan kejahatan).

15. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga. (Hanya karena kesalahan kecil yang nampak tiada artinya seluruh persoalan menjadi kacau dan berantakan).

16. Besar pasak daripada tiang. (Besar pengeluaran daripada pendapatan).

17. Bagai air di daun talas. (Orang yang tidak tetap pendiriannya).

18. Di mana tanah di pijak, di situ langit dijunjung. (Hendaklah kita menuruti adat-istiadat setempat).

19. Murah di mulut, mahal di timbangan. (Mudah sekali berjanji tetapi tidak pernah menepati).

20. Tangan merentang bahu memikul. (Berani berbuat harus berani bertanggung jawab).

21. Cepat kaki ringan tangan (Orang yang suka menolong dalam kebaikan)

22. Cencang dua segeragai (Sekali jalan, dua pekerjaan selesai)

23. Bagai api dengan asap (Persahabatan yang erat dan tak terpisahkan)

24. Bagai air di daun talas (Orang yang tidak tetap pendiriannya)

25. Condong yang akan menimpa (Perbuatan yang akan mendatangkan celaka)

26. Air tenang menghanyutkan (Orang pendiam biasanya banyak ilmu)

27. Karena nila setitik, rusak susu sebelanga (Hanya karena kesalahan kecil yang nampak tiada artinya seluruh persoalan menjadi kacau dan berantakan).

28. Air beriak tanda tak dalam (Orang yang sombong biasanya bodoh)

29. Besar pasak daripada tiang (Besar pengeluaran daripada pendapatan)

30. Di mana tanah dipijak, di situ langit dijunjung (Hendaklah kita menuruti adat-istiadat setempat)

Itulah apa arti menang jadi arang kalah jadi api yang bisa KLovers ketahui. Bukan hanya penjelasan mengenai apa arti menang jadi arang kalah jadi api saja, namun juga peribahasa yang lainnya.

 

(kpl/gen/dhm)

Topik Terkait