Kapanlagi.com - Di zaman kekinian seperti sekarang ini, bisnis fashion masih terus mendapatkan tempat di hati para pencintanya. Nggak harus menghadirkan produk baru atau bikin brand sendiri. Baju daur ulang simple pun bisa menjadi ide bisnis thrifting yang berpeluang cuan!
Perkembangan era digital yang makin pesat juga ikut mempengaruhi bisnis fashion di masa sekarang. Arus informasi yang mengalir deras di internet membuat penyebaran tren fashion kekinian juga berjalan dengan cepat. Berbagai inspirasi mix and match fashion pun membanjiri konten di internet. Nggak semuanya mengharuskan buat beli yang baru karena thrifting lagi jadi salah satu fenomena yang booming.
Tertarik untuk menjalankan bisnis baju bekas yang tetap berkelas seperti thrifting ini, KLovers? Yuk, pelajari dulu informasinya lebih dalam supaya bisa menemukan strategi bisnis yang tepat!
Thrifting mulai populer dalam waktu beberapa tahun terakhir. Istilah itu sendiri berasal dari kata 'thrift' yang artinya berhemat. Kalau diterjemahkan secara menyeluruh, thrifting adalah menjual barang bekas yang masih memiliki kualitas bagus dan layak digunakan. Ada banyak barang yang bisa dijual secara thrift, namun yang banyak ditemui adalah produk fashion seperti baju daur ulang simple.
Thrifting memang mulai populer dan berkembang di Indonesia sejak beberapa tahun terakhir. Tapi, sebenarnya fenomena ini sudah ada sejak beberapa dekade yang lalu dan berkembang menjadi budaya fashion dari masa ke masa. Flashback ke belakang, kegiatan bisnis baju bekas ini sudah ada sejak tahun 1800an hingga 1900an. Saat itu, kondisi ekonomi dunia mengalami depresi secara global yang terjadi setelah kejatuhan ekonomi di Amerika Serikat. Fase ini dikenal dengan istilah Great Depression. Fenomena jual beli baju bekas pun muncul yang ditargetkan untuk kaum imigran di Amerika Serikat.
Thrifting sempat meredup, tapi kemudian kembali mendapatkan popularitasnya di era tahun 1970an. Anak-anak muda di masa tersebut merepresentasikan budaya fashion menjadi cara mereka mengekspresikan diri. Thrifting pun menjadi simbol kebebasan dalam menunjukkan identitas. Hal ini juga didukung oleh tren fashion hipster yang semakin berkembang, membuat baju daur ulang simple memiliki value dan kesan chic ketika dikenakan.
Kemudian memasuki tahun 90an di mana grunge fashion menjadi fenomena. Banyak anak muda yang tampil dengan fashion khas seperti kemeja flanel yang banyak ditemukan dalam thrift shop. Fenomena ini pun terus berkembang di masa sekarang. Biarpun beli baju bekas bisa menjadi solusi untuk tampil fashionable on budget, tapi ada goals lain yang lebih besar daripada itu. Thrifting bisa menjadi jawaban atas limbah industri mode yang semakin menumpuk, seiring dengan tren fast fashion yang banyak disukai anak muda selama beberapa tahun terakhir. Kini, thrifting nggak hanya dilakukan untuk menyelamatkan isi dompet saja, tapi sekaligus menjaga industri fashion agar tetap sustainable.
Thrifting mulai masuk dan populer di Indonesia seiring dengan berkembangnya tren belanja online di tahun 2000an. Saat itu, nggak hanya barang-barang baru saja yang dijual. Ada juga yang menjual pakaian bekasnya sendiri yang masih layak digunakan. Istilah secondhand dan preloved pun beredar dan banyak diminati oleh para fashion lovers.
Namun, thrifting dan preloved sendiri pada dasarnya punya perbedaan. Jika preloved adalah usaha baju bekas milik sendiri, berbeda dengan thrifting yang mengambil stok dari supplier lain dan kebanyakan barangnya merupakan baju bekas import. Nggak jarang juga barang yang tersedia merupakan stok dari brand ternama.
Bisnis thrifting masih memegang peluang yang cukup besar. Terlebih bisnis jual beli baju bekas ini banyak menarik perhatian karena dapat menjadi solusi efektif untuk mengurangi sampah industri fashion, yang mempengaruhi lingkungan. Tapi, jangan lupa lakukan berbagai perencanaan yang tepat agar bisnis baju bekas bisa tetap naik kelas. Ini dia beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memulai bisnis thrifting kekinian.
1. Kenali Skema Bisnis Thrifting Terlebih Dulu
Sebelum memulai bisnis baju bekas, hal pertama yang perlu dilakukan adalah memperhatikan skema bisnis thrifting terlebih dulu. Dalam berjualan baju bekas, stok menjadi kunci utama agar bisnis baju daur ulang simple tersebut bisa berjalan. Di sinilah pentingnya modal awal yang cukup untuk rutin berbelanja dan update barang.
Nggak perlu belanja dalam jumlah besar terlebih dulu, karena bisnis thrifting pun mengikuti arus perkembangan mode. Fokus pada fashion items yang memang sedang booming atau banyak dicari, seperti baju bekas import Korea. Setelah itu, pastikan rutin update stok barang setidaknya satu kali dalam seminggu supaya katalog jualanmu nggak hanya itu-itu saja.
2. Temukan Supplier Baju Bekas yang Berkualitas
Langkah pertama yang penting diperhatikan saat ingin memulai bisnis thrifting adalah mencari supplier baju bekas branded yang memang direkomendasikan. Meskipun kini supplier baju bekas bisa ditemukan dengan mudah, tapi memilih yang berkualitas adalah kunci bisnis thrifting bisa berkembang dengan pesat.
Kamu bisa menemukan supplier baju bekas import online di internet, di mana pencariannya nggak terbatas. Kamu bahkan bisa mendapatkan seller dari luar negeri yang memberikan banyak alternatif barang bekas berkualitas. Namun, jika ingin mencari dan melakukan survei yang lebih mendalam lagi, temukan supplier besar yang ada di kota-kota besar. Misalnya mencari secara langsung di pasar baju bekas Bandung, di mana kamu bisa mengecek sendiri kualitas barang thrifting yang ditawarkan. Jadi lebih yakin dengan kualitas barang tanpa harus merasa beli kucing di dalam karung!
3. Online atau Offline?
Hal lain yang perlu dipertimbangkan saat akan memulai bisnis baju bekas mungkin saat memutuskan untuk membuka secara online atau offline. Mengingat perkembangan dunia digital semakin pesat, promosi lewat internet jelas dapat memberikan peluang lebih besar asalkan strategi yang dilakukan tepat. Arus informasi yang lebih cepat dan mudah di internet jelas memberikan kesempatan produk jualanmu dikenal oleh target pasar yang lebih luas.
Namun, jika memiliki modal lebih untuk membuat toko baju bekas secara offline juga nggak ada salahnya kok. Hal ini bisa memperkuat branding atas usaha yang sedang dijalankan. Kalau belum punya modal untuk menyewa bangunan lain, memanfaatkan tempat tinggal sendiri bisa jadi pilihan. Sulap salah satu ruangan nggak terpakai di rumah menjadi gudang penyimpanan sekaligus etalase stok barang jualanmu.
4. Sortir Stok Thrift Items
Jika semua persiapan untuk membangun bisnis baju daur ulang simple sudah lengkap, langkah selanjutnya adalah belanja stok barang yang akan dijual. Biasanya supplier menjual thrift items mereka dalam bentuk grosir jumlah besar, bukan per satuan barang. Ketika barang-barang ini sudah diterima, hal pertama yang perlu dilakukan adalah sortir dulu untuk memilah kualitas dari produk yang akan dijual.
Pastikan barang yang masuk dalam bisnis baju bekas ini benar-benar yang masih memiliki kualitas baik dan layak dipakai. Hindari baju bekas yang sudah melar, robek, atau warnanya pudar karena mengundang complain dari pelanggan. Begitu selesai, cuci dan keringkan untuk membunuh bakteri yang berpotensi menempel pada pakaian bekas. Trik yang satu ini juga bisa menjadi salah satu cara membuat baju bekas terlihat baru, sehingga lebih menarik perhatian pelanggan.
Khusus baju bekas yang nggak lolos sortir karena berbagai alasan, daripada dibuang sayang, kamu bisa mengalihkannya untuk sumbang baju bekas kepada mereka yang membutuhkan. Misalnya menyalurkan kepada lembaga lain yang membutuhkan untuk upcycling atau menyulapnya menjadi benda lain yang lebih bermanfaat. Trik ini sekaligus juga bisa mengurangi sampah fashion yang ikut berkontribusi buat pencemaran lingkungan.
5. Jeli dalam Menentukan Harga
Salah satu cara jual baju bekas yang banyak menarik perhatian pelanggan adalah lewat harga yang ditawarkan. Tapi, bukan berarti harus menjual pakaian di harga serendah mungkin karena kamu juga perlu menjaga margin profit agar usaha dapat bertahan. Jadi, mulailah perhitungkan strategi menentukan harga yang tetap bersaing.
Hal pertama adalah mencari tahu terlebih dulu berapa harga pasaran thrift items untuk brand tertentu di berbagai toko baju bekas yang ada. Dengan mengetahui batas atas dan batas bawah margin harga yang ada di pasaran, kamu bisa mendapatkan gambaran range yang masuk akal untuk dipasang. Selanjutnya, perhatikan kualitas barang yang tersedia mulai dari brand hingga kondisinya. Jika masih terlihat seperti baru, memasang harga tinggi nggak masalah asalkan nggak lebih dari yang ada di pasaran.
6. Upload Foto Produk dan Deskripsi yang Menarik di Internet
Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk bikin bisnis thrifting kamu menarik peminat. Salah satunya adalah lewat foto produk dan deskripsi menarik yang diunggah di internet. Jadi, penting nih buat nggak asal jepret saja saat akan memasukkan detail produk ke internet. Pastikan kamu menyiapkan foto produk yang estetik agar thrifting semakin dilirik.
Deskripsi produk pun harus menjelaskan kondisi produk secara detail. Mulai dari brand, detail ukuran, jika ada defect atau cacat produk minus, dan informasi penting lainnya yang perlu diketahui pembeli sebelum check out barang. Selain memberikan foto dan informasi produk, bisa juga membuat konten promosi lebih menarik. Misalnya dengan memberikan inspirasi mix and match baju daur ulang simple yang bisa dicoba atau kreasi baju bekas menjadi modis yang menarik perhatian para fashion lovers. Semakin lengkap informasi yang disampaikan, peluang bisnis thrifting laris manis juga makin besar.
7. Bergabung dengan Komunitas Pencinta Thrifting
Bentuk promosi lain yang bisa dilakukan untuk mengembangkan bisnis thrifting kekinian adalah dengan bergabung di komunitas pencinta thrifting. Nggak hanya bisa melakukan promosi, kamu juga bisa mendapatkan berbagai informasi terbaru tentang tren thrifting, event-event offline di mana kamu bisa berpartisipasi dalam bazaar dan sebagainya. Jadi, berpeluang membawa cuan juga pada usaha baju bekas yang dijalankan kan!
Baju daur ulang simple bisa menjadi peluang ide bisnis yang membawa cuan lewat thrifting kekinian. Hal pertama yang bisa dilakukan adalah membaca peluang dengan cara yang tepat dan lanjutkan dengan membuat strategi berjualan thrift items yang bisa menarik para pencinta fashion.
Thrifting kini bukan hanya sekadar buat gaya-gayaan saja, tapi juga mendukung sustainable lifestyle demi menciptakan lingkungan yang lebih baik. Sampah fashion yang memberikan kontribusi besar dalam isu pencemaran lingkungan memang perlu mulai diminimalisir dengan cara yang bijak, salah satunya adalah soal berbelanja pakaian. Nggak harus beli yang baru untuk membuat penampilan terlihat lebih stylish. Memanfaatkan barang bekas pun kamu bisa tetap tampil berkelas!