Kapanlagi.com - Bagi masyarakat yang bercita-cita menjadi anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), pada tahun 2025 kembali membuka kesempatan melalui berbagai jalur penerimaan. Setiap jalur menawarkan keunikan tersendiri, mulai dari syarat, proses seleksi, durasi pendidikan, hingga jenjang karier yang berbeda. Oleh karena itu, sangat penting bagi calon peserta untuk memahami perbedaan setiap jalur sebelum melangkah lebih jauh.
Polri menawarkan empat jalur utama yang patut Anda pertimbangkan: Akademi Kepolisian (AKPOL), Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS), Bintara, dan Tamtama. Masing-masing jalur memiliki fokus yang berbeda; AKPOL ditujukan untuk pendidikan perwira yang mempersiapkan pemimpin masa depan, SIPSS untuk lulusan sarjana yang ingin mengembangkan keahlian khusus, sementara Bintara dan Tamtama lebih berorientasi pada operasional di lapangan.
Jika Anda masih bingung menentukan jalur mana yang paling sesuai dengan latar belakang pendidikan dan minat Anda, jangan khawatir! Simak penjelasan mendalam mengenai perbedaan seleksi AKPOL, SIPSS, Bintara, dan Tamtama dalam penerimaan Polri 2025 yang dirangkum oleh Kapanlagi.com pada Kamis (6/2).
Dikutip dari infopenerimaanpolri.com, AKPOL adalah jalur penerimaan untuk mendidik calon perwira pertama di kepolisian. Pendidikan berlangsung selama 4 tahun di Akademi Kepolisian Semarang, di mana para peserta yang disebut Taruna/Taruni akan dibina secara akademik, fisik, dan mental untuk menjadi pemimpin di institusi Polri.
Jalur ini menjadi langkah awal menuju posisi pimpinan Polri, seperti Kapolsek, Kapolres, hingga Kapolda.
SIPSS adalah jalur khusus bagi lulusan D4, S1, atau S2 yang ingin bergabung dengan Polri melalui jalur perwira sesuai bidang keahlian masing-masing. Pendidikan SIPSS berlangsung selama 6 bulan di Lemdiklat Polri, Semarang.
Setelah lulus, peserta akan memperoleh pangkat IPDA dan langsung ditempatkan di unit sesuai keahliannya, misalnya dokter kepolisian, ahli siber, atau penyidik khusus.
Jalur Bintara Polri merupakan jenjang menengah dalam struktur kepolisian dan berperan sebagai penghubung antara perwira (AKPOL/SIPSS) dan tamtama. Pendidikan berlangsung selama 5 bulan di berbagai lokasi, seperti SPN Polda, Pusdik Brimob, atau Pusdik Polair.
Lulusan Bintara akan mendapatkan pangkat Brigadir Polisi Dua (BRIPDA) dan bertugas di berbagai bidang operasional kepolisian, seperti penyidikan, lalu lintas, dan pengamanan.
Jalur Tamtama Polri diperuntukkan bagi calon anggota kepolisian dengan tugas utama di bidang operasional teknis dan pengamanan lapangan. Pendidikan berlangsung selama 5 bulan di Pusdik Brimob atau Pusdik Polair.
Dibuka untuk lulusan SMA/MA/SMK, dengan rentang usia 17 tahun 7 bulan hingga 22 tahun.
Seleksi meliputi tes akademik, fisik, psikologi, kesehatan, serta wawancara. Jalur ini terbagi menjadi Tamtama Brimob dan Tamtama Polair, yang masing-masing memiliki tugas operasional di unit khusus.
Lulusan akan menyandang pangkat Bhayangkara Dua (BHARADA) dan bertugas dalam operasi kepolisian, termasuk patroli, pengamanan, dan penegakan hukum di lapangan.
AKPOL adalah jalur untuk mendidik calon perwira Polri selama 4 tahun, sementara Bintara adalah jalur bagi petugas kepolisian di tingkat menengah dengan pendidikan 5 bulan.
Tidak, AKPOL hanya menerima lulusan SMA/MA jurusan IPA atau IPS. Lulusan S1 bisa mendaftar melalui jalur SIPSS.
Pendidikan SIPSS berlangsung selama 6 bulan di Lemdiklat Polri, Semarang.
Bintara memiliki tugas operasional lebih luas dan bisa naik pangkat ke perwira, sedangkan Tamtama lebih fokus pada operasi teknis dan pengamanan.
Pendaftaran dilakukan secara online melalui laman resmi penerimaan.polri.go.id.