Kapanlagi.com - Hujan deras sering kali menjadi biang kerok banjir di berbagai penjuru Indonesia, terutama di daerah-daerah yang kurang mampu menampung curah hujan berlebih. Untuk menghadapi tantangan ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah meluncurkan strategi inovatif: modifikasi cuaca. Tujuannya? Mengurangi potensi bencana dengan mengatur pergerakan awan sebelum hujan mengguyur kawasan-kawasan yang rawan.
BMKG menerapkan konsep cerdas ini dengan cara mengintervensi awan-awan yang membawa potensi hujan lebat. Awan-awan tersebut dipecah atau dijatuhkan terlebih dahulu di tempat yang lebih aman, seperti di tengah laut atau di waduk. Dengan metode ini, risiko terjadinya penumpukan awan yang bisa memicu hujan ekstrem dapat diminimalisir secara signifikan.
Langkah modifikasi cuaca ini sangat krusial dalam upaya mitigasi bencana hidrometeorologi, terutama saat musim hujan yang sering kali membawa dampak luas, seperti banjir yang melanda Jakarta dan sekitarnya. Lantas, bagaimana sebenarnya teknik ini dijalankan? Simak penjelasan lengkap mengenai cara kerja modifikasi cuaca oleh BMKG yang dirangkum oleh Kapanlagi.com pada Rabu (5/3).
1 dari 6 halaman