Kapanlagi.com - Persaingan dalam dunia rekrutmen BUMN 2025 semakin memanas! Di tengah ketatnya persaingan, para pelamar tidak hanya dituntut untuk menyerahkan CV dan surat lamaran. Kini, banyak perusahaan BUMN yang mulai melirik portofolio sebagai dokumen pendukung yang krusial untuk menilai kemampuan kandidat secara lebih mendalam. Portofolio yang disusun dengan baik bisa menjadi pembeda antara pelamar yang berhasil melangkah ke tahap selanjutnya dan yang terpaksa gugur di tengah jalan.
Tak hanya bagi mereka yang melamar di bidang kreatif seperti desain grafis atau pemasaran, portofolio juga sangat penting bagi posisi teknis dan administratif. Dengan menyajikan bukti konkret dari pencapaian dan pengalaman kerja, para perekrut dapat lebih mudah menilai kompetensi dan potensi seorang kandidat sebelum mengambil keputusan.
Menghadapi kenyataan bahwa portofolio kini menjadi senjata penting dalam rekrutmen BUMN, artikel ini akan mengupas tuntas cara menyusun portofolio yang profesional, elemen-elemen kunci yang wajib ada, serta kesalahan umum yang perlu dihindari.
Portofolio dalam konteks Rekrutmen BUMN adalah kumpulan dokumen yang menunjukkan hasil kerja, keterampilan, dan pengalaman kandidat dalam suatu bidang. Portofolio ini berfungsi sebagai bukti konkret yang memperkuat klaim pelamar dalam CV dan surat lamaran.
Portofolio yang tersusun rapi dengan format yang profesional dapat meningkatkan peluang lolos seleksi dan mendapatkan posisi impian di BUMN.
Portofolio yang baik harus berisi informasi yang jelas dan relevan dengan posisi yang dilamar. Berikut adalah beberapa elemen wajib dalam portofolio BUMN:
Berisi nama lengkap, kontak, serta deskripsi singkat tentang latar belakang dan keahlian yang dimiliki.
Deskripsi proyek atau tugas yang pernah dikerjakan.
Peran yang diambil dalam proyek tersebut.
Hasil atau dampak dari proyek tersebut.
Mencantumkan sertifikasi, workshop, atau pelatihan yang pernah diikuti, terutama yang relevan dengan posisi yang dilamar.
Jika pernah menerima penghargaan akademik atau profesional, pastikan untuk mencantumkannya dalam portofolio.
Testimoni dari atasan, klien, atau rekan kerja dapat memperkuat kredibilitas pengalaman kerja yang dimiliki.
Di era digital, memiliki portofolio online menjadi nilai tambah bagi pelamar. Berikut adalah cara membuat portofolio digital yang menarik:
Dengan portofolio digital, pelamar bisa lebih fleksibel dalam menampilkan hasil kerja mereka kepada perusahaan.
Banyak pelamar yang membuat kesalahan dalam menyusun portofolio, yang justru mengurangi peluang mereka untuk lolos seleksi. Berikut beberapa kesalahan umum yang harus dihindari:
Solusi: Pastikan hanya mencantumkan pengalaman dan proyek yang sesuai dengan posisi yang dilamar.
Solusi: Gunakan desain minimalis yang rapi dan mudah dibaca oleh perekrut.
Solusi: Perbarui portofolio secara berkala dengan proyek terbaru dan hapus konten yang sudah tidak relevan.
Solusi: Sertakan gambar, laporan, atau data yang menunjukkan hasil nyata dari proyek yang telah dikerjakan.
Tidak selalu wajib, tetapi sangat dianjurkan untuk meningkatkan daya saing pelamar, terutama untuk posisi teknis dan kreatif.
Portofolio harus mencakup identitas diri, proyek yang relevan, sertifikasi, penghargaan, serta testimoni dari atasan atau klien.
Gunakan platform seperti LinkedIn, Behance, atau Google Sites, dan susun dengan format yang rapi agar mudah diakses oleh perekrut.
Kesalahan umum termasuk desain yang berantakan, informasi yang tidak relevan, dan kurangnya bukti visual dari proyek yang dikerjakan.