Kapanlagi.com - Ribuan pegiat industri kreatif dari Indonesia hingga asia dan eropa berkumpul dalam ajang Asia Pasific Conference for Media, Advertising and Marketing (APMF) 2024. Para pegiat industri kreatif tersebut mulai dari Indonesia, Malaysia, Vietnam, Bangkok, Belanda, New York dan Los Angeles.
Mereka berkumpul untuk mengembangkan jejaring dan berinovasi membangun hal-hal besar di masa depan. Chairman of APMF Andi Sadha mengatakan, kegiatan bertajuk Make Your Mark tersebut seperti merayakan momen 'Lebaran' di kalangan industri kreatif.
Setelah sebelumnya saling berkompetisi sehat di bidang industri ini, maka APFM menjadi ajang saling bertukar kemajuan dan berbagi al-hal positif untuk membangun dunia industri lebih maju dengan sejumlah inovasi.
"Eaasy to say this is family reunion, lebarannya anak industri. You can all big happy family that can make network and building a great thing. Bisa dibilang ini adalah reuni keluarga, lebarannya anak industri. Kalian semua bisa menjadi keluarga besar yang bahagia yang bisa membangun jaringan dan membangun hal yang besar," ujar Andi Sadha saat membuka secara resmi APFM yang digelar di Bali Nusa Dua Convention Center 1-3 Mei 2024.
Lebih lanjut ia berharap sejumlah pembicara diharapkan bisa menginspirasi para peserta yang hadir sehingga saat kembalinya usai 'berlebaran' mampu menghasilkan ide-ide besar dan semakin memperkuat kolaborasi.
APMF ke-10 yang digelar dari tanggal 1 hingga 3 Mei 2024 ini menyoroti dinamika dan tren industri pemasaran, media, dan komunikasi di tengah revolusi teknologi dan perkembangan pesat kecerdasan buatan (AI). Sekaligus semakin mengukuhkan perannya sebagai wadah utama bagi pelaku industri untuk bertukar ide dan inovasi dalam menghadapi tantangan yang semakin kompleks.
Event APMF ini jadi ajang bekumpul para stakeholder di dunia pemasaran, kreative, dan media. Ini merupakan ajang asian pasifik. Jumlah peserta lebih dari 1.000 orang termasuk pembicara dari Asia maupun negara lainnya. Acara ini rutin digelar setiap dua tahun sekali dan telah memasuki edisi ke-10.
Andi Sadha mengatakan, peran APMF menjadi semakin penting bagi para pelaku industri. APMF menyediakan kesempatan bagi para pemimpin dan inovator industri untuk berbagi pandangan.
Selain itu, APMF mendefinisikan praktik terbaik yang dapat menginspirasi generasi selanjutnya. APMF juga berhasil mencetak tokoh-tokoh besar yang kini berpengaruh besar dalam bidang mereka masing-masing.
"APMF tahun ini dihadiri lebih dari 1000 partisipan dari berbagai latar belakang dan keahlian, yang mengikuti rangkaian kegiatan seperti pembelajaran praktis melalui APMF lab, pencarian inspirasi dan wawasan dalam sesi konferensi, pengalaman seru di expo Immersive playground," ujarnya.
Senada dengan Andi Sadha, Arko Van Brakel, Co-Founder Semcostyle mengatakan ajang APFM ini sangat luar biasa untuk membangun jejaring dan berbagi hal-hal positif di dunia industri kreatif dan brand.
"Dengan pembicara-pembicara yang berkualitas, saya pikir ini acara yang luar biasa dan bisa menginspirasi para pesertanya untuk membangun jejaring dan mengubah cara pandang bagaimana membangun sebuah atmosfer kerja yang lebih baik yang mampu menghasilkan ide ide kreatif," ujar Arko dalam sesi wawancara dengan Liputan6 Kamis 2 Mei 2024.
Sementara, Co-Chairwoman of APMF, Devi Attamimi mengatakan, APMF 2024 mengajak para peserta untuk membangun legacy berkelanjutan yang berdampak di tengah dinamika industri dan perilaku konsumen yang terus berubah.
Setiap individu berperan penting dalam membentuk masa depan industri dan tidak bisa sekadar berfokus pada kesuksesan jangka pendek. Tema ini merupakan seruan untuk memanfaatkan potensi optimal masing-masing, berkontribusi pada kebaikan bersama, dan menginspirasi perubahan positif untuk kemajuan industri, ujarnya.
Sementara itu Sutanto Hartono, Managing Director of Emtek, CEO of SCM & Vidio mengatakan bahwa saat ini gempuran dahsyatnya penggunaan artificial intellegence harus disikapi dengan cerdas. Menurutnya, kontribusi teknologi AI dalam dunia industri TV adalah perjalanan awal tetapi kedepannya tak ada yang tahu ujungnya akan seperti apa.
"Kita memang mendapatkan gambaran apa yang AI mampu lakukan Tapi saya yakin lima tahun dari sekarang kemampuan IA akan lebih dahsyat lagi. Contoh AI tidak hanya bisa membantu kita meningkatkan kapabilitas to analisis tetapi juga dari sisi generatif maupun memproduksi kontennya sendiri. Misalnya, contoh bikin berita itu tahu-tahu nanti bisa bikin sendiri dan lain sebagainya," ujarnya.
"Tetapi saya balik lagi, bagaimanapun juga namanya human touch tidak sepenuhnya dilakukan apalagi kalau bicara dalam proses kreatif. Kreatif itu tidak bisa untuk diaplikasikan dengan mesin 100 persen. Mesin bisa membantu tetapi (tidak) bisa menggantikan kreativitas tapi kombinasi dua-duanya harus terus dijaga," pungkasnya.