7 Potret Keseruan Pengumuman Pemenang Kompetisi Film Vidio di JAFF Yogyakarta

Yogyakarta kembali menjadi panggung lahirnya karya-karya baru yang menginspirasi. Dalam gelaran Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) 2025, semangat sineas muda Indonesia berkumpul dalam satu momentum penting, pengumuman pemenang Kompetisi Film Vidio 2025.

Acara ini bukan sekadar pengumuman biasa. Lebih dari 700 ide film pendek dikurasi dari seluruh Indonesia, menandai gairah baru dalam dunia perfilman nasional. Dari kisah lokal hingga gagasan eksperimental, semuanya berpadu menjadi simbol keberagaman dan potensi besar generasi kreatif.

Melalui acara bertajuk "Special Vidio Talks: Film Pendek - Laboratorium Loncatan Ide, Kreatif dan Cerita Masa Depan," Vidio menunjukkan komitmen nyata mendukung sineas muda melalui pendanaan, mentoring, dan ruang berekspresi.

Temukan berita lainnya terkait JAFF di Liputan6.com.

Foto 1 dari 7
(credit:Kapanlagi/Vania)

Antusiasme luar biasa terlihat sejak awal kompetisi dibuka. Lebih dari 700 proposal ide film pendek masuk dari berbagai daerah, mencerminkan keragaman tema mulai dari drama, komedi, hingga kisah lokal dan budaya. Vidio mengakui bahwa jumlah ini menjadi rekor tersendiri untuk ajang perdana mereka.

Foto 2 dari 7
(credit:Kapanlagi/Vania)

Tanggal 2 Desember 2025 menjadi saksi pengumuman pemenang di acara Special Vidio Talks di Yogyakarta. Acara dikemas dalam suasana hangat, menghadirkan ratusan penonton, sineas muda, dan tokoh industri film. Tema yang diangkat, "Film Pendek: Laboratorium Loncatan Ide, Kreatif dan Cerita Masa Depan," menggambarkan bahwa film pendek bukan sekadar format, tapi wadah bereksperimen baru.

Foto 3 dari 7
(credit:Kapanlagi/Vania)

Tiga karya terpilih tahun ini adalah MALAM INI KITA SEMUA KAPAL, PENCURI MIMPI, dan NASI. Ketiganya menawarkan perspektif berbeda, namun sama-sama mengangkat kekuatan cerita yang berakar pada isu sosial dan kemanusiaan. Bagi mereka, ini bukan hanya kemenangan, tetapi langkah penting menuju perjalanan kreatif berikutnya.

Foto 4 dari 7
(credit:Kapanlagi/Vania)

Karya Fala Pratika dan Rizqullah Panggabean ini berangkat dari isu ramalan kiamat 2012 yang dikemas dengan kacamata anak kecil. Sentuhan humor membuat pesan reflektifnya terasa ringan namun bermakna. Karya mereka menunjukkan bagaimana ide sederhana dapat menjelma menjadi narasi kuat yang menyentuh banyak orang.

Foto 5 dari 7
(credit:Kapanlagi/Vania)

Disutradarai Ayesha Alma Almera dan diproduseri Sofhy Pratiwi, film ini menghadirkan dunia distopia dengan pesan tentang harapan dan bayangan masa depan. Kisahnya menggabungkan unsur misteri dan simbolisme sosial yang tajam. Melalui PENCURI MIMPI, mereka memperlihatkan kemampuan bercerita dengan lapisan emosi dan isu yang relevan.

Foto 6 dari 7
(credit:Kapanlagi/Vania)

Film garapan Ester E. Umbu Tara dan Winner Wijaya ini terinspirasi dari krisis pangan di Indonesia Timur tahun 1970-an. Ceritanya sederhana, namun sarat makna tentang perjuangan, solidaritas, dan cinta terhadap kehidupan. Dengan latar budaya lokal, Nasi menghadirkan kehangatan sekaligus refleksi terhadap isu ketahanan pangan.

Foto 7 dari 7
(credit:Kapanlagi/Vania)

Vidio memberikan masing-masing Rp.150 juta untuk tiga ide terbaik serta adanya sesi mentoring eksklusif bersama Mira Lesmana, Yandy Laurens, dan Khozy Rizal. Pendampingan ini menjadi fondasi penting dalam membangun film yang berdaya saing tinggi.

Teguh Wicaksono, Chief Marketing Officer Vidio, menegaskan bahwa inisiatif ini bagian dari kampanye "Lebih Dari Hiburan" bentuk komitmen Vidio untuk menjadi ruang kolaboratif bagi sineas muda di Indonesia.

Yuk, baca artikel seputar Vidio di JAFF lainnya di Kapanlagi.com. Kalau bukan sekarang, KapanLagi?

Read More

Load More