Potret Serunya DITRAKTIR INDOSIAR yang Digelar Langsung di 3 Kota: Kediri, Lampung & Tegal, Makan Gratis Bareng Masyarakat

©Indosiar
Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Indosiar yang ke-28, INDOSIAR mengadakan event DITRAKTIR INDOSIAR di 34 kota transmisi di Indonsia. Setelah digelar di Surayaba, Palembang, dan Padang, DITRAKTIR INDOSIAR kali ini datang ke 3 kota lainnya, yaitu Kediri, Lampung & Tegal.Â
Pedagang yang beruntung, dagangannya akan diborong INDOSIAR dan masyarakat sekitar dipersilakan untuk makan secara gratis. Gak cuma itu, pedagang yang diborong juga akan mendapatkan uang tunai Rp2,8 juta sebagai modal usaha.Â
Seperti apa keseruannya? Cek foto-fotonya di sini!Â

Kota Kediri dengan transmisi 30 UHF menjadi kota keempat sebagai tempat digelarnya event DITRAKTIR INDOSIAR.Â
Dan pedagang yang beruntung dari Kota Kediri adalah Pak Yasin. Pak Yasin sendiri adalah penjual soto yang sudah berjualan bertahun-tahun.Â
Ia berjualan di dekat pondok pesantren yang setiap harinya anak-anak pondok atau pesantren banyak makan di warung tersebut. Sehari, Pak Yasin bisa menjual 200 porsi dengan harga Rp8.000 saja.Â
INDOSIAR pun memborong semua dagangan Pak Yasin untuk satu hari dan kemudian dibagi-bagikan secara gratis untuk warga setempat.Â
Kota lainnya adalah Tegal. Warung Makan Ibu JANATIN yang terpilih untuk diborong oleh INDOSIAR. Sebanyak 75 porsi dibabat habis oleh INDOSIAR dan dibagi-bagikan kepada warga secara gratis.Â
Bu Janatin sendiri adalah seorang janda 3 anak. Kondisi badan Bu Janatin pun tak seperti orang pada umumnya. Badannya sedikit bungkuk karena dulu pernah terjatuh.Â
Demi menghidupi ketiga anaknya, Bu Janatin membuka warung sebagai sumber penghasilan utama. Dan seperti ini nih potret para warga saat sedang makan di Warung Makan Ibu JANATIN.
Tempat makan ketiga yang beruntung adalah Warung Bu Sumiyem yang berada di Lampung. Warung Bu Sumiyem sendiri menjual nasi uduk dengan berbagai lauk.Â
Dijual dengan harga Rp10.000 satu porsi, INDOSIAR pun memborong 90 porsi untuk dibagi-bagikan kepada para masyarakat setempat atau warga yang melintas di depan warung.Â
Jualan nasi uduk ini dilakukan Bu Sumiyem untuk menghidup keluarganya. Sementara itu, sang suami bekerja sebagai petugas kebersihan dan malam hari sebagai penjaga sekolah.Â