Mengenal Japto Soerjosoemarno, Ketua Ormas Pemuda Pancasila yang Disorot KPK

Japto Soerjosoemarno, lahir di Surakarta pada 16 Desember 1949, adalah sosok yang tak hanya terlahir dari keluarga bangsawan Mangkunegaran, tetapi juga memiliki darah biru yang mengalir dari kakeknya, Mangkunegoro V. Sebagai putra Mayor Jenderal (Purn.) Ir. KPH Soetarjo Soerjosoemarno dan Dolly Zegerius, seorang mantan atlet nasional cabang bridge keturunan Belanda, Japto tumbuh dalam lingkungan yang kaya akan tradisi dan prestasi.

Ia merupakan adik dari aktris senior K.R.Ay Marini Burhan dan memiliki menantu yang tak kalah terkenal, Yasmine Wildblood. Sejak muda, Japto aktif dalam berbagai organisasi kepemudaan dan akhirnya menemukan panggilan jiwanya di Pemuda Pancasila, menggabungkan latar belakang aristokrat dan militer untuk terjun dalam dunia sosial dan politik yang dinamis.

Japto Soerjosoemarno telah menjadi sosok sentral dalam Pemuda Pancasila (PP) sejak tahun 1981, menjadikannya salah satu pemimpin ormas dengan masa jabatan terpanjang di tanah air. Sejak terpilih sebagai Ketua Umum dalam Musyawarah Agung III di Cibubur, Japto tidak hanya berhasil mempertahankan posisi tersebut dalam Musyawarah Agung VIII tahun 2009, tetapi juga terus mendapatkan kepercayaan untuk memimpin hingga saat ini.

Selain aktif di dunia politik sebagai Ketua Umum Partai Patriot, yang dulunya merupakan bagian dari Pemuda Pancasila, ia telah mengubah PP menjadi salah satu organisasi terbesar di Indonesia dengan jaringan yang kuat di berbagai daerah, serta memberikan kontribusi signifikan dalam kancah politik nasional.

Pada 4 Februari 2025, suasana di Jagakarsa, Jakarta Selatan, mendadak tegang saat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melancarkan penggeledahan di kediaman Japto Soerjosoemarno. Langkah berani ini diambil sebagai bagian dari penyidikan terhadap mantan Bupati Kutai Kartanegara, Rita Widyasari, yang terjerat dugaan korupsi dan pencucian uang.

Dalam operasi tersebut, KPK berhasil menyita barang bukti mencengangkan, termasuk 11 mobil mewah yang terparkir anggun di halaman rumah Japto, serta sejumlah uang dalam rupiah dan valuta asing yang jumlahnya masih dirahasiakan.

Tak hanya itu, dokumen penting dan barang bukti elektronik juga ikut diamankan, mengindikasikan adanya jejak gratifikasi yang sedang diselidiki. KPK kini tengah menyelidiki keterlibatan Japto, apakah ia terlibat langsung atau sekadar pemilik aset yang berhubungan dengan aliran dana korupsi yang sedang diusut.

"Benar ada kegiatan penggeledahan perkara tersangka RW di rumah saudara JS, hasil sita merupakan rumah JS, 11 kendaraan bermotor roda empat, uang rupiah dan valas, serta dokumen dan barang bukti elektronik," ungkap Juru Bicara KPK, Tessa Mahardika, dalam keterangan resminya.

Kasus korupsi yang membelit Rita Widyasari bermula dari dugaan penerimaan gratifikasi terkait izin tambang batu bara di Kabupaten Kutai Kartanegara, di mana ia diduga mengantongi uang haram sebesar Rp 110,7 miliar dari perusahaan tambang yang beroperasi di kawasan tersebut.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pun mencium aroma pencucian uang yang melibatkan aset-aset mewah, mulai dari kendaraan hingga properti yang menggiurkan. Pada 10 Januari 2025, KPK melakukan serangkaian tindakan penyidikan dengan menyita uang dalam mata uang rupiah, menambah ketegangan dalam kasus ini.

Menariknya, barang bukti yang disita dari kediaman Japto diduga memiliki keterkaitan dengan aliran dana tersebut, meskipun keterlibatannya masih dalam tahap penyelidikan. Kasus ini pun menjadi sorotan publik, mengingat melibatkan sejumlah tokoh penting, termasuk pejabat daerah dan pengusaha ternama.

1. Siapa Japto Soerjosoemarno?