Mengenal Primbon Aboge, Sistem Penanggalan Jawa Tradisional Islam Kejawen

Kapanlagi.com - Primbon Jawa telah menjadi bagian tradisi dan budaya Jawa. Dalam masyarakat Jawa, primbon memegang peran penting sebagai panduan untuk kehidupan sehari-hari. Pada primbon Jawa menggunakan sistem kalender Jawa khusus, salah satunya disebut Aboge. Sampai sekarang penanggalan primbon Aboge masih digunakan masyarakat di berbagai daerah.


Dalam praktikknya, sistem penanggalan Aboge memiliki karakteristik unik yang dapat memengaruhi keberuntungan dan aktivitas manusia. Oleh karena itu, masyarakat Jawa menggunakan primbon aboge sebagai alat untuk memilih waktu yang tepat dalam menjalani berbagai kegiatan. Selain itu, primbon Aboge juga menjadi acuan hari-hari baik secara spiritual seperti saat menentukan hari raya.

Tertarik mempelajari lebih dalam apa itu primbon Aboge? Untuk mengetahuinya, langsung saja simak ulasan berikut ini.

1 dari 3 halaman

1. Mengenal Primbon Aboge

Mengenal Primbon Aboge (credit: unsplash)

Seperti yang disebutkan sebelumnya, primbon Aboge dikenal sebagai salah satu sistem penanggalan tradisional. Sebagai sistem penanggalan, Aboge merupakan sistem kalender yang mengkombinasikan budaya Jawa dan Islam (penanggalan Hijriah).

Secara etimologis atau asal mula kata, Aboge merupakan singkatan dari Alip Rebo Wage. Istilah tersebut berarti tanggal 1 Muharram tahun Alip akan jatuh pada hari Rebo (Rabu) pasaran Wage. Penanggalan Aboge menggunakan sistem yang unik dan sama sekali berbeda dengan kalender Islam dan Jawa.

Dalam penanggalan Aboge, digunakan sistem perhitungan kalender dalam satu windu (delapan tahun). Pada satu windu dalam kalender Aboge terdiri dari tahun Alip, He, Jim Awal, Je, Dal Be, Wawu, dan Jim Akhir.

Namun di luar itu, penanggalan Aboge juga mempunyai sistem penanggalan lainnya. Salah satunya, dalam 1 tahun kalender Aboge tetap terdiri atas 12 bulan. Selain jumlah bulan dalam satu tahun, penanggalan Aboge juga punya kesamaan lain dalam hal jumlah hari dalam satu bulan, yaitu 29-30 hari.

Hal menariknya lagi, primbon Aboge juga menggunakan sistem pasaran Jawa yang terdiri dari Pon, Wage, Kliwon, Manis (Legi), dan Pahing dalam kalendernya.

2. Sekilas Perkembangan Penanggalan Aboge

Sekilas Perkembangan Penanggalan Aboge (credit: unsplash)

Dilansir dari liputan6.com, dalam buku Sejarah Sultan Agung: Harmoni Antara Agama dengan Negara, Purwadi (2004) mengungkap bahwa sistem penanggalan Aboge awalnya disusun atas perintah Sultan Agung Hanyakrakusuma. Pada saat itu, beliau merupakan seorang pemegang tertinggi kerajaan Mataram Islam.

Sejak awal diciptakan itu, seiring berjalannya waktu, penanggalan Aboge mengalami berbagai perubahan. Terjadi banyak modifikasi dan beberapa penyesuaian. Sehingga tentu saja, kalender Aboge saat ini sudah berbeda dengan yang awal diciptakan Sultan Agung.

Sistem penanggalan Aboge menyebar ke seluruh wilayah kekuasaan Mataram. Penggunaan sistem penanggalan ini menyebar di wilayah Banyumas dan Cilacap. Salah satu sosok yang berperan dalam menyebarkan sistem Aboge ini adalah Eyang Mustolih (Ismail Yahya dalam buku Adat-Adat Jawa dalam Bulan-Bulan Islam: Adakah Pertentangan?)

Sakirman dalam Jurnal Kebudayaan Islam, mengungkapkan bahwa proses penetapan kalender Aboge didasarkan pada kebutuhan umat Islam Jawa. Sampai saat ini, kalender Aboge masih digunakan oleh komunitas Islam Kejawen.

3. Fungsi Penanggal Aboge

Fungsi Penanggal Aboge (credit: unsplash)

Sudah disinggung di awal, bahwa penanggalan Aboge penggunaannya lebih mengarah pada komunitas Islam kejawen. Penanggalan Aboge sering kali terlihat di momen-momen khusus seperti saat pelaksanaan ibadah puasa, lebaran idul Fitri, dan Idul Adha.

Seringkali, penanggalan Aboge memiliki penetapan hari raya yang berbeda dengan keputusan yang dikeluarkan pemerintah berdasarkan hasil sidang isbat. Kendati demikian, keberadaan primbon Aboge dengan sistem penanggalannya tetap dihormati dan dihargai sebagai perbedaan budaya dan kepercayaan yang dianggap wajar adanya.

Itulah di antaranya sekilas ulasan terkait primbon Aboge semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan khususnya terkait budaya Jawa.

AYO JOIN CHANNEL WHATSAPP KAPANLAGI.COM BIAR NGGAK KETINGGALAN UPDATE DAN BERITA TERBARU SEPUTAR DUNIA HIBURAN TANAH AIR DAN JUGA LUAR NEGERI. KLIK DI SINI YA, KLOVERS!

(kpl/psp)

Topik Terkait