Kapanlagi.com - Kolesterol tinggi sering kali menjadi momok menakutkan yang dihubungkan dengan berbagai penyakit serius, seperti hipertensi, serangan jantung, dan stroke. Namun, tahukah Anda bahwa ada anggapan lain yang beredar di masyarakat? Beberapa orang percaya bahwa kondisi ini juga dapat memicu nyeri di bagian belakang leher.
Apakah anggapan ini benar? Para ahli siap memberikan penjelasan yang mungkin akan mengejutkan Anda! Mari kita telusuri lebih dalam tentang hubungan antara kolesterol tinggi dan gejala fisik yang bisa muncul, termasuk nyeri di leher. Simak ulasan lengkapnya!
Kolesterol, senyawa lemak yang ada di dalam tubuh kita, memiliki peran yang sangat vital. Ia berfungsi dalam pembentukan hormon, vitamin D, serta membantu proses pencernaan. Namun, hati-hati! Kadar kolesterol yang berlebihan dalam darah bisa menjadi ancaman serius bagi kesehatan kita.
Menurut informasi dari Cleveland Clinic, kolesterol terbagi menjadi dua jenis yang memiliki karakteristik berbeda:
LDL (low-density lipoprotein)
Sering disebut sebagai "kolesterol jahat", LDL dapat menyebabkan penumpukan plak di pembuluh darah, yang berisiko tinggi memicu aterosklerosis, serta meningkatkan kemungkinan terjadinya penyakit jantung dan stroke.
HDL (high-density lipoprotein)
Di sisi lain, HDL dikenal sebagai "kolesterol baik". Ia berperan penting dalam membersihkan lemak berlebih dari tubuh kita, sehingga memberikan perlindungan dari berbagai penyakit kardiovaskular.
Dengan memahami peran kolesterol ini, kita bisa lebih bijak dalam menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah kita!
Dokter spesialis gizi klinik, dr. Diana F. Suganda, MKes, SpGK, menjelaskan bahwa kolesterol tinggi sebenarnya tidak memiliki gejala fisik yang jelas. "Jadi, jika ada yang mengaitkan sakit leher belakang dengan kolesterol tinggi, itu belum tentu akurat," ungkapnya dalam wawancara dengan detikcom.
Senada dengan itu, dr. Muhammad Imanuddin Nasution, SpPD, spesialis penyakit dalam, menegaskan bahwa gejala seperti nyeri leher belakang atau pusing tidak selalu berkaitan dengan kadar kolesterol yang tinggi. "Untuk mengetahui kadar kolesterol dengan pasti, diperlukan pemeriksaan darah. Ini mencakup pengukuran kolesterol total, LDL, HDL, dan trigliserida," tambahnya.
Kolesterol tinggi sering dijuluki sebagai "silent killer" dan bukan tanpa alasan. Kondisi ini biasanya tidak menampakkan gejala hingga munculnya komplikasi serius, seperti serangan jantung atau stroke. Proses penumpukan plak di dalam pembuluh darah terjadi secara perlahan dan sering kali tidak disadari, sehingga bahaya ini bisa mengintai tanpa kita ketahui.
Untuk itu, pemeriksaan rutin menjadi sangat krusial. Dengan memantau kadar kolesterol secara berkala, kita dapat mengambil langkah pencegahan yang tepat dan mengurangi risiko terjadinya komplikasi yang mengancam jiwa. Jangan tunggu sampai terlambat, jaga kesehatan jantungmu mulai sekarang!
Ingin tahu apakah kolesterol Anda berada dalam batas normal? Langkah pertama yang perlu diambil adalah melakukan pemeriksaan di fasilitas kesehatan. Berikut adalah tes-tes penting yang biasanya dilakukan untuk memantau kesehatan kolesterol Anda:
Kolesterol Total
Tes ini mengukur jumlah keseluruhan kolesterol dalam darah Anda.
LDL
Dikenal sebagai "kolesterol jahat", tes ini menilai kadar LDL yang dapat menyebabkan penyumbatan pada arteri.
HDL
Sebagai "kolesterol baik", tes ini mengukur kadar HDL yang berperan melindungi pembuluh darah Anda.
Trigliserida
Tes ini menentukan kadar lemak lain yang ada dalam darah, yang juga penting untuk kesehatan jantung.
Apakah kolesterol tinggi selalu menyebabkan sakit leher belakang?
Tidak. Menurut ahli, kolesterol tinggi tidak memiliki gejala khas, termasuk nyeri leher belakang.
Kadar kolesterol hanya dapat diketahui melalui pemeriksaan darah di fasilitas kesehatan.
Tanda-tanda komplikasi meliputi nyeri dada, sesak napas, dan gejala stroke seperti kelemahan di salah satu sisi tubuh.
Dianjurkan untuk memeriksa kadar kolesterol setiap 4-6 tahun, atau lebih sering jika memiliki risiko tinggi penyakit kardiovaskular.