Stakeholders Bahas Tantangan Ketahanan Geo-Maritim di Indo-Pasifik pada Jakarta Geopolitical Forum ke-8


Berita | Selasa, 24 September 2024 21:41

Kapanlagi.com - Kemenko Marves bersama Lemhannas menggelar Jakarta Geopolitical Forum (JGF) ke-8 pada 25-26 September 2024, dengan fokus isu geo-maritim di Indo-Pasifik. Acara ini bertujuan mengeksplorasi tantangan ketahanan maritim dan mendorong kolaborasi antarnegara. Forum ini mengangkat tema "Menangani Tantangan Ketahanan Geo-Maritim di Indo-Pasifik".


Forum dibuka oleh Wakil Menlu RI, Pahala Nugraha Mansury, dan Plt. Gubernur Lemhannas, Letjen TNI Eko Margiyono. Menko Luhut Binsar Pandjaitan menekankan pentingnya menegakkan hukum maritim dan menghadapi ancaman seperti perompakan dan keamanan siber maritim.

"Guna memperkuat tatanan aturan maritim, kita harus fokus pada upaya mengatasi kontestasi maritim dan tantangan dari digitalisasi global," ujarnya.

Sesi pertama membahas geopolitik maritim dengan pembicara dari ASEAN, Uni Eropa, dan Asia-Pacific Development Dialogue. Mereka menyoroti ketahanan maritim di tengah tekanan geopolitik global, baik dari negara maju maupun berkembang. Sesi kedua fokus pada kemitraan strategis industri maritim, dengan Prof. Wihana Kirana Jaya yang menekankan pentingnya teknologi transportasi dan regulasi yang jelas untuk mendukung sistem logistik.

"Kemitraan strategis diperlukan untuk mengatasi tantangan yang ada," tambahnya.

1 dari 2 halaman

1. Sangat Strategis

Hari kedua dimulai dengan tema "Keamanan Maritim dan Tantangan di Kawasan", dibuka oleh Wamenhan Letjen TNI (Purn.) M. Herindra. Ia menyatakan bahwa jalur laut Indo-Pasifik sangat strategis dan kaya sumber daya, sehingga prinsip non-blok Indonesia akan terus dipertahankan.

"Indonesia akan terus berperan dalam meningkatkan patroli laut dan berpartisipasi dalam latihan militer multilateral guna menjaga keamanan jalur perdagangan internasional," ujarnya.

2 dari 3 halaman

2. Pentingnya Kolaborasi

Di sesi penutup, Laksdya TNI (Purn.) Amarulla Octavian menyampaikan pentingnya kolaborasi antara angkatan laut, penjaga laut, dan polisi internasional untuk mengatasi kejahatan maritim. Pembicara dari UNODC dan Komite Internasional Palang Merah turut menyoroti upaya perlindungan kemanusiaan dan keamanan maritim global. JGF ke-8 diakhiri dengan penutupan oleh Letjen TNI Eko Margiyono serta rangkuman oleh Prof. Dr. Ir. Dadan Umar Daihani.

Acara ini dihadiri oleh perwakilan pemerintah, akademisi, dan pelaku industri maritim dari 81 negara, yang berkontribusi melalui diskusi dan strategi untuk memperkuat ketahanan maritim di kawasan Indo-Pasifik. Partisipasi berbagai pemangku kepentingan ini menunjukkan komitmen bersama untuk mewujudkan keamanan maritim yang stabil dan berkelanjutan di kawasan yang sangat vital bagi perdagangan internasional.

(kpl/glk)

Topik Terkait