Survei Goodstats Sebut Le Minerale Jadi AMDK Pilihan Banyak Orang Selama Ramadan 2024


Berita | Minggu, 7 April 2024 08:33

Kapanlagi.com - Selama bulan Ramadan ini, ada banyak sekali orang yang lebih memilih minum air mineral pada waktu sahur maupun berbuka. Selain lebih sehat, air mineral juga mudah didapatkan dan harganya pun terjangkau. Bukan hanya itu, minum air mineral dengan cukup di bulan puasa juga dapat mendukung tubuh agar tak lemas dan tetap bersemangat menjalankan aktivitas seperti biasanya.


Nah, berbicara tentang air mineral, ternyata terdapat sebuah survei yang baru saja merilis sejumlah merk air minum dalam kemasan (AMDK) yang menjadi favorit masyarakat Indonesia selama di bulan Ramadan 2024. Berdasarkan data dari survei anyar media kelola data daring berbasis Jakarta, Goodstats, Le Minerale menjadi brand paling dipilih oleh banyak orang di bulan suci kali ini. Intip informasi lebih lengkapnya, yuk!

1 dari 4 halaman

1. Dipilih Oleh 46,5% dari 1.000 Orang Responden

Dirilis pada awal April, survei daring yang melibatkan 1.000 orang responden di berbagai wilayah di Indonesia tersebut menunjukkan mayoritas responden (46,5%) memilih Le Minerale sebagai air mineral favorit untuk berbuka puasa.

Mengikuti di bawah Le Minerale, ada Aqua yang menjadi brand favorit kedua (30,9%), disusul Crystaline (6,5%), Nestle (5,1%), Vit (2,9%), dan Prima (0,7%).

"Survei ini sedikit banyaknya memberikan gambaran tentang pola konsumsi serta brand pilihan masyarakat selama Ramadan dan jelang Idul Fitri 2024," kata Managing Director Goodstats, Iip M. Aditiya, dalam sebuah pernyataan, Kamis (04/04/2024).

2 dari 5 halaman

2. Sebagian Besar Masyarakat Lebih Memilih Buka di Rumah

Selain dari merk AMDK paling favorit, survei Goodstats juga menangkap satu aspek menarik lainnya, yaitu preferensi masyarakat dalam hal lokasi berbuka puasa.

Dari banyak pilihan tempat untuk berbuka puasa, sebagian besar masyarakat (63,1%) ternyata masih memilih rumah sebagai lokasi buka puasa terbaik. Meski begitu, ada juga masyarakat yang memilih restoran indoor dan outdoor dengan proporsi masing-masing sebesar 13,6% dan 8,5%.

"Dari yang berbuka puasa di rumah, menu berbuka yang terbanyak masih nasi dan lauk (31%), ketimbang misalnya aneka gorengan (28%) atau buah-buahan (17%)," ujar Iip.

Sementara itu, masyarakat yang lebih suka berbuka puasa di luar rumah juga punya tempat makan favoritnya. Diketahui bahwa mayoritas responden memilih restoran Hokben, dengan persentase 24,8%. Restoran cepat saji lainnya yang juga menjadi favorit buka puasa termasuk KFC (18%) dan McDonald (14,6%).

3 dari 5 halaman

3. Mayoritas Masyarakat Telah Menyiapkan Anggaran Ekstra

Tak hanya mengenai preferensi tempat dan menu berbuka puasa, survei ini juga membaca perilaku masyarakat dalam mengelola keuangannya guna memenuhi kebutuhan lebaran. Diketahui bahwa mayoritas masyarakat Indonesia mengalokasikan dana tambahan Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta untuk berbagai kebutuhan.

"Untuk Ramadan kali ini, sebagian besar responden menyatakan telah menyiapkan dana ekstra di rentang Rp500 ribu hingga Rp1 juta rupiah (43,3%). Namun ada pula yang mematok anggaran Rp1 juta hingga Rp3 juta (25,5%)," tambah Iip.

Adapun pos pengeluaran terbesar masyarakat selama Ramadan dialokasikan untuk kegiatan Buka Bersama (bukber) dengan proporsi 52,8%. Diikuti oleh sejumlah masyarakat yang mengalokasikan anggarannya untuk berinfaq/bersedekah dengan persentase 22,2%.

Sementara itu untuk preferensi jelang Idul Fitri, masyarakat menganggarkan dana hingga Rp3 juta untuk persiapan lebaran. Namun, yang menarik adalah penggunaan dana tersebut, yang lebih sering dialokasikan untuk berbagi kepada sesama, seperti memberi THR, parsel, dan membayar zakat, infaq, dan sedekah.

"Temuan survei ini mencerminkan masih kuatnya nilai-nilai solidaritas dan kepedulian sosial di tengah masyarakat," kata Iip.

4 dari 5 halaman

4. Intip Makanan Khas Lebaran Favorit Masyarakat

Dalam survei yang sama, Goodstats juga menemukan bahwa sajian khas Lebaran favorit masyarakat Indonesia umumnya berupa ketupat, opor ayam, rendang, dan berbagai jenis kue kering seperti nastar, kastengel, dan putri salju.

Adanya survei ini tentunya mampu memberikan wawasan tentang kebiasaan mudik masyarakat Indonesia. Mayoritas responden cenderung berangkat mudik 4-7 hari sebelum lebaran, dengan menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil atau motor. Internet, terutama media sosial dan media online, juga menjadi sumber utama informasi seputar mudik bagi masyarakat.

Sebagai informasi, survei Goodstats ini telah dilaksanakan pada 19-26 Maret 2024 dengan metodologi online menggunakan platform/panel responden tSurvey. Dari total 1.000 orang responden, tercatat mayoritasnya (32%) merupakan responden dengan usia 20-26 tahun (Gen Z) dengan tingkat pendidikan terbanyak dari level perguruan tinggi (43%).

(*)

(kpl/glo)

Topik Terkait