Jika di Kota Jakarta sedang ramai soal persaingan antar moda transportasi ojek maka beda lagi dengan di Wuhan ini. Baru saja hari Senin lalu para pengendara taxi berdemo dengan cara memblok jalan protokol di Wuhan pada jam sibuk.
Alhasil, aksi ke-700 pendemo ini merepotkan polisi lalu lintas setempat. Barikade yang mereka buat ini pun susah sekali dibubarkan. Sebabnya, mereka resah dengan kemunculan duo perusahaan antar jemput besar yang bernama Uber dan Didi Kuaidi, seperti dilansir melalui Shanghaiist.
Sama seperti kasus di Jakarta, pengendara taksi ini protes karena perusahaan besar tersebut menggunakan aplikasi android dan memberikan tari yang jauh lebih murah daripada tarif mereka. Oleh karena itu, akhirnya hingga kini mereka mengalami penurunan penumpang.
Sebenarnya, aksi seperti ini pernah juga terjadi pada bulan Januari lalu, malah waktu itu pengendara taxi yang protes sebanyak 1000 orang lho. Namun, tetap saja mereka tidak mendapatkan sama sekali solusi yang tepat untuk permasalahan mereka.
Apalagi, kondisi mereka juga serba salah karena ketika menurunkan ongkos taxi maka uang setoran pun tidak bakal cukup diberikan untuk perusahaan jasa. Inilah yang membuat mereka dilema. Bagaimana tidak, penumpang menurun sedangkan setoran mereka juga tidak disesuaikan. Sehingga, menurut mereka lebih baik kedua perusahaan pesaing itu ditutup. Wah, kalau urusannya seperti menurut kamu sebagai seorang pelanggan bagaimana?
(sha/vit)