Diterjang Berkali-Kali, Inilah Sejarah Gempa Dahsyat Yang Terjadi di Palu

Penulis: Galuh Esti Nugraini

Diterbitkan:

Diterjang Berkali-Kali, Inilah Sejarah Gempa Dahsyat Yang Terjadi di Palu
Gempa Tsunami Palu Donggala (AFP/OLA GONDRONK)

Kapanlagi.com - Masih teringat jelas bagaimana ganasnya gempa menerjang Sulawesi Tengah. Gempa dengan kekuatan 7,4 SR ini sampai mengakibatkan terjadinya tsunami. Diketahui jika pusat gempa terjadi di 26 kilometer dari Donggala.

Gelombang tsunami datang setelah 20 menit terjadi gempa, sekitar pukul 17.22 WIB atau 18.22 WITA, Jumat, 28 September 2018. Ketinggiannya mulai dari satu hingga
tiga meter.Dengan adanya peristiwa ini menyebabkan banyak korban meninggal hingga luka-luka.

Ternyata gempa tak hanya sekali menerjang Palu dan Donggala. Dari data yang disampaikan oleh BNPB menyebutkan gempa pernah terjadi di tahun 1927. Hal ini dikarenakan letak Palu dan Donggala yang berada di Sesar Palu-Koro menjadikan wilayah itu rawan gempa dan tsunami.

1. Tahun 1927 dan 1938

Seperti yang diberitakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), pernah terjadi gempa di tahun 1927, tepatnya pada tanggal 1 Desember. Gempa tersebut memicu terjadinya tsunami di Teluk Palu. Setidaknya 14 korban meninggal dunia dan 50 orang luka-luka.

Tak berhenti di situ, di tahun 1938 tsunami juga kembali datang. Tepatnya di tanggal 20 Mei 1938 dan menerjang daerah Parigi. Karena begitu dahsyatnya hampir seluruh bagian Pulau Sulawesi dan Bagian timur Kalimantan juga merasakan.

Setidaknya ada 942 rumah rusak. Dermaga Pelabuhan Parigi juga hanyut kala itu. Bahkan di Teluk Parigi sendiri dilaporkan 16 orang tewas tenggelam.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Tahun 1968 dan 1996

Tsunami kemudian menghantam kembali. Kejadian tersebut berlangsung pada tanggal 14 Agustus 1968 yang bersumber di lepas pantai barat laut Sulawesi. Ketika itu Teluk Tambu, antara Tambu dan Sabang, terjadi fenomena air surut hingga kira-kira 3 meter dan selanjutnya terjadi hempasan gelombang tsunami.

Selang waktu cukup lama, hingga pada akhirnya tsunami pun kembali datang menghantam Toli-Toli dan Palu di tahun 1996. Yang mana menyebabkan 9 orang meninggal dan terjadi kerusakan parah di Desa Bangkir, Toli-Toli, Tonggolobibi, dan Palu.

3. Tahun 2005 dan 2006

Diketahui memang tingginya aktivitas gempa bumi memang terus berlangsung sampai sekarang. Di tahun 24 Januari 2005 gempa bumi juga terjadi di Palu hingga menyebabkan satu orang meninggal dan 4 orang luka-luka.

Sedangkan di tahun 2006 gempa bumi kembali menghantam dengan memicu terjadinya tsunami dengan ketinggian 2 meter. Yang mana limpasan air laut ke daratan sejauh 400 meter.

4. Kondisi Alam Kurang Bersahabat

Memang diketahui jika kondisi alam di daerah sekitar Palu dan sekitarnya memang kurang bersahabat. Lokasi Donggala dan Palu yang berada di sesar (patahan) Palu-Koro yang mana memang menjadi wilayah yang rawan. Maka dari itu masyarakat pun diminta untuk berhati-hati dan waspada.

Mau tidak mau, inilah resiko yang dihadapi para masyarakat yang tinggal di kawasan seismik aktif. Maka dari itu setiap instasi yang bersangkutan dalam penanganan bencana ini akan menjadi tantangan tersendiri. Dan terus menyusun strategi terbaik untuk penanggulan dan memperkecil resiko jika bencana kembali sewaktu-waktu.

Sumber: Facebook Notes Daryono BMKG (facebook.com/daryonobmkg)

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

Rekomendasi
Trending