Marak Kasus Bunuh Diri Pada Musisi, Apa Faktor Penyebabnya?

Penulis: Agista Rully

Diperbarui: Diterbitkan:

Marak Kasus Bunuh Diri Pada Musisi, Apa Faktor Penyebabnya? © istimewa

Kapanlagi.com - Sebelum Chester Bennington, vokalis band populer Linkin Park dikabarkan meninggal bunuh diri. Ada sederet musisi lain yang mengakhiri hidup dengan cara serupa. Sebut saja Kurt Cobain atau Chris Cornell. Lantas apa sih yang mendasari sejumlah musisi ini meninggal dengan membunuh dirinya sendiri?


Ada sejumlah faktor yang membuat musisi mengakhiri hidupnya dengan tangan sendiri. Dan sebagian besar disebabkan oleh depresi yang mereka alami. Untuk mengetahui lebih lanjut, simak penjelasan yang dirangkum dari berbagai sumber berikut ini.


1. Genre


Grafik angka harapan hidup musisi berdasarkan genre, paling panjang umur genre lawas © The ConversationGrafik angka harapan hidup musisi berdasarkan genre, paling panjang umur genre lawas © The Conversation


Menurut penelitian yang dilakukan Universitas Berkeley, diketahui bahwa musisi yang menekuni genre Metal, Rap, dan Hip Hop lebih berisiko untuk meninggal dunia di usia muda, 25 tahun. Jimmy Hendrix adalah salah satu contoh musisi yang meninggal di usia yang sangat muda, 28 tahun.


Sementara itu, musisi yang menekuni genre jazz, blues, dan country memiliki rentang usia harapan hidup yang lebih lama. Menariknya, jarak usia musisi lawas dengan musisi genre baru terpaut cukup jauh. Bisa disimpulkan bahwa semakin lawas genre yang ditekuni oleh seorang musisi maka semakin lama usia harapan hidupnya.


Namun bukan hanya genre yang menjadi pemicu tingginya angka bunuh diri di kalangan musisi ini. Dilansir dari situs The Conversation, musisi dari genre metal lah yang paling banyak meninggal disebabkan oleh faktor bunuh diri, menyusul kemudian genre punk.


2. Lingkungan Musisi


Sid Vicious, vokalis Sex Pistols yang meninggal karena overdosis heroin © The ConversationSid Vicious, vokalis Sex Pistols yang meninggal karena overdosis heroin © The Conversation


Tingginya angka bunuh diri dari musisi bergenre Punk atau Metal disinyalir karena lingkungan tempat tinggal musisi tersebut. Sudah menjadi rahasia umum bila lingkungan musisi tak jauh dari keterlibatan alkohol, obat-obatan terlarang, jam kerja yang tidak menentu, tingkat stres yang tinggi, serta kekhawatiran saat akan manggung.


Sejumlah faktor terkait masalah psikologi dan trauma masa kecil juga tak bisa dijauhkan sebagai penyebab sejumlah musisi memutuskan untuk bunuh diri. Chester Bennington contohnya, penyanyi yang memiliki karakter vokal khas ini pernah mengalami pelecehan seksual di masa kecil. Well, penyakit mental memang tidak terlihat tapi dapat menggerogoti keinginan hidup seseorang KLovers.


3. Penyakit Mental


Kurt Cobain diketahui memiliki sindrom bipolar © The SeekerKurt Cobain diketahui memiliki sindrom bipolar © The Seeker


Berdasarkan temuan Center of Suicide Research, Wayne University, musisi memiliki tingkat kematian karena bunuh diri tiga kali lebih tinggi dari masyarakat biasa. Kurt Cobain menjadi salah satu contoh nyata musisi yang memutuskan untuk bunuh diri karena penyakit mental. Diketahui bahwa Kurt menderita sindrom bipolar serta kecanduan narkoba yang membuatnya mati di usia yang masih sangat muda.


Selain itu, sifat perfeksionis juga jadi faktor penyebab tingginya angka bunuh diri di kalangan musisi. Karena sifat ini, otak menggiring seseorang untuk jadi lebih kreatif tapi juga tidak mudah berpuas diri. Semakin tinggi standar seseorang untuk memuaskan diri karena bersifat perfeksionis maka tingkat stress atau depresi pun juga meninggi.


"Sebagai grup occupational, artis akan lebih mengkhawatirkan pasar musik mereka. Tantangan bagi para musisi ini seperti pengangguran, ketergantungan klien, banyak panggilan untuk manggung tapi gaji kecil," jelas Dr. Christine Moutier, salah seorang pakar bunuh diri dilansir dari soylentnews.


4. Konsumsi Alkohol


Grafik penyebab meninggalnya musisi, angka bunuh diri tertinggi berasal dari genre metal © The ConversationGrafik penyebab meninggalnya musisi, angka bunuh diri tertinggi berasal dari genre metal © The Conversation


Terkait dengan poin kedua, konsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang tak bisa lepas dari kehidupan musisi terutama musisi internasional. Marvin Gaye contohnya, pelantun Sexual Healing ini selalu menyempatkan diri untuk meminum alkohol sebelum manggung. Sejumlah musisi memilih untuk rileks dan menenangkan diri dengan alkohol atau obat sebelum manggung.


Sayangnya, konsumsi alkohol ini jadi berlebihan dan justru menuntun para musisi jadi depresi. Dikutip dari The Guardian, para musisi memiliki kecenderungan haus akan pengakuan para audiens, sehingga begitu selesai manggung perasaan mereka jadi kosong. Hal ini jugalah yang menyebabkan mereka jadi pecandu untuk memenuhi euforia yang terus musisi harapkan.


Itulah faktor-faktor yang sekiranya membuat para musisi mengakhiri hidup di tangan sendiri. Beban mental, depresi, trauma masa kecil, dan lain sebagainya menjadi alasan mengapa para musisi memilih untuk bunuh diri. Well, semoga hal-hal yang dialami oleh para musisi tersebut tak lantas membuat kita mengikuti jejak mereka dengan bunuh diri ya KLovers!





(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/agt)

Editor:

Agista Rully