Panduan Niat Sholat Idul Adha yang Benar Agar Ibadah Semakin Khusyuk dan Sesuai Sunnah

Penulis: Ricka Milla Suatin

Diperbarui: Diterbitkan:

Panduan Niat Sholat Idul Adha yang Benar Agar Ibadah Semakin Khusyuk dan Sesuai Sunnah
Sholat (credit: Ilustrasi dibuat AI)

Kapanlagi.com - Salat Idul Adha, sebuah ibadah yang dinanti setiap tahun, diperingati pada tanggal 10 Dzulhijjah. Momen ini bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga menjadi saat yang penuh kebahagiaan dan kekhusyukan bagi umat Islam setelah menjalani puasa Arafah dan mendengarkan takbir yang menggema. Selain itu, salat ini juga menandai dimulainya prosesi penyembelihan hewan kurban, sebuah tradisi yang sarat makna.

Namun, meskipun menjadi bagian penting dari perayaan ini, banyak di antara kita yang masih bingung mengenai tata cara dan niat yang tepat saat melaksanakan salat Idul Adha. Mengingat ibadah ini hanya dilakukan sekali setahun, tidak jarang umat Islam merasa ragu atau bahkan lupa saat hendak melaksanakannya. Padahal, niat dan tata cara yang benar sangatlah krusial agar salat ini sah dan menjadi ibadah yang sempurna.

Salat Idul Adha termasuk dalam kategori sunnah muakkad, yang artinya sangat dianjurkan meskipun tidak wajib. Oleh karena itu, meskipun tidak termasuk dalam kewajiban, pelaksanaannya tetap harus sesuai dengan kaidah-kaidah syariat yang telah ditetapkan. Lalu, bagaimana sebenarnya niat dan tata cara yang benar menurut ajaran Islam? Mari kita simak bersama.

1. Niat: Syarat Awal Sahnya Sholat

Salat Idul Adha dimulai dengan niat yang wajib ada di awal ibadah. Niat ini tidak hanya dibaca di dalam hati, namun disunnahkan untuk dilafalkan secara lisan agar lebih mantap. Lafal niatnya berbeda tergantung pada posisi kita sebagai imam atau makmum.

Berikut lafal niatnya:

أُصَلِّيْ سُنَّةً لعِيْدِ اْلأَضْحَى رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لِلّٰهِ تَعَـــالَى
Artinya: “Aku berniat shalat sunnah Idul Adha dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah Ta’ala.”

Niat menjadi fondasi penting karena tanpa niat, ibadah tidak sah secara hukum syar’i. Bahkan Imam Syafi’i dalam kitabnya menekankan bahwa semua amal harus diawali dengan niat. Karenanya, memastikan niat benar sebelum takbiratul ihram adalah bagian yang tidak boleh dilewatkan.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Rakaat Pertama: Takbir Tujuh Kali dan Surah Al-A'la

Setelah niat dan takbiratul ihram, rakaat pertama dimulai. Pada rakaat ini, ada tambahan takbir sebanyak tujuh kali yang membedakan dari sholat fardhu biasa. Di antara takbir-takbir tersebut, dianjurkan untuk membaca dzikir.

Ada dua pilihan bacaan yang bisa digunakan:

“Allahu akbar kabîran, walhamdulillâhi katsîran, wasubhânallâhi bukratan wa ashîlâ.”

Atau, “Subhânallâh, walhamdulillâh, wa lâ ilâha illallâh, wallâhu akbar.”

Setelah itu dilanjutkan dengan membaca Surah Al-Fatihah, kemudian dianjurkan membaca Surah Al-A’la. Setelah itu ruku’, sujud, dan dilanjutkan hingga berdiri lagi untuk rakaat kedua sebagaimana sholat biasa.

3. Rakaat Kedua: Lima Takbir dan Surah Al-Ghasyiyah

Di rakaat kedua, kembali dilakukan takbir sebanyak lima kali setelah berdiri dari sujud. Sama seperti pada rakaat pertama, takbir ini diselingi dengan bacaan dzikir atau tasbih. Ini menandai kekhusyukan ibadah yang sarat dengan pujian kepada Allah.

Setelah takbir, sholat dilanjutkan dengan membaca Surah Al-Fatihah, dan dianjurkan melanjutkannya dengan Surah Al-Ghasyiyah. Bacaan ini bersifat sunnah namun sangat dianjurkan untuk menghidupkan sunnah Rasulullah SAW.

Tahapan selanjutnya adalah ruku’, sujud, duduk di antara dua sujud, dan kemudian salam seperti sholat pada umumnya. Hingga tahap ini, pelaksanaan sholat Idul Adha telah sempurna secara teknis.

4. Khutbah Setelah Sholat: Wajib Didengarkan

Berbeda dengan khutbah Jumat yang dilakukan sebelum sholat, khutbah Idul Adha dilaksanakan setelah sholat. Meskipun khutbah ini tidak menentukan sah atau tidaknya sholat, sangat dianjurkan bagi jamaah untuk mendengarkan khutbah hingga selesai.

Setelah salam, jamaah tak disarankan buru-buru pulang, melainkan mendengarkan khutbah Idul Adha terlebih dahulu hingga rampung. Ini karena khutbah berisi pesan-pesan penting tentang makna kurban, keikhlasan, dan kepedulian sosial.

Khutbah ini biasanya terdiri dari dua bagian dan diselingi duduk di antara keduanya, seperti khutbah Jumat. Isinya berkaitan erat dengan semangat pengorbanan, keutamaan bertakwa, dan anjuran untuk menjaga ukhuwah Islamiyah.

5. Sunnah Tambahan: Takbir dan Waktu Pelaksanaan

Salah satu sunnah penting saat Idul Adha adalah memperbanyak takbir. Takbir ini tidak hanya dilakukan sebelum sholat, tapi juga terus dilanjutkan hingga akhir hari tasyrik, yakni tanggal 13 Dzulhijjah. Setiap selesai sholat fardhu, umat Islam dianjurkan mengumandangkan takbir.

Pelaksanaan sholat Idul Adha juga lebih utama dilakukan di awal waktu. Hal ini dimaksudkan agar umat Islam memiliki waktu yang cukup untuk menyembelih hewan kurban setelahnya. Jadi selain dari sisi spiritual, aspek teknis juga diperhatikan oleh syariat.

Oleh karena itu, masjid-masjid dan lapangan terbuka biasanya sudah bersiap sejak pagi-pagi sekali. Semua ini adalah bentuk penghormatan terhadap ibadah yang sangat istimewa dalam Islam.

6. FAQ

1. Apakah salat Idul Adha wajib dilakukan?

Tidak, salat Idul Adha hukumnya sunnah muakkad, artinya sangat dianjurkan untuk dikerjakan, tetapi tidak wajib.

2. Apa saja yang harus dilakukan sebelum salat Idul Adha?

Sebelum salat, dianjurkan untuk mandi, memakai pakaian terbaik, dan tidak makan sebelum sholat.

3. Berapa rakaat salat Idul Adha?

Salat Idul Adha terdiri dari dua rakaat dengan tambahan takbir pada setiap rakaat.

4. Apakah bisa melaksanakan salat Idul Adha sendiri?

Ya, jika tidak bisa hadir berjemaah, salat Idul Adha tetap bisa dilakukan sendiri di rumah selama masih dalam waktu yang diperbolehkan.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/rmt)