Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Setiap momen dalam kalender Islam memiliki keistimewaan tersendiri. Namun, hari-hari menjelang Idul Adha memegang posisi yang sangat agung dalam pandangan syariat. Puasa yang dilakukan pada hari-hari ini bukan sekadar ibadah rutin, tapi memiliki ganjaran luar biasa yang bahkan dapat menghapus dosa-dosa.
Banyak umat Islam yang belum memahami bahwa sebelum Idul Adha terdapat dua jenis puasa yang sangat dianjurkan. Puasa Tarwiyah dan Arafah bukan hanya mempertebal keimanan, tapi juga membawa manfaat spiritual yang mendalam. Rasulullah SAW mencontohkan sendiri puasa ini sebagai bentuk kecintaan kepada Allah SWT.
Dalam sebuah hadits disebutkan, "Puasa hari Arafah dapat menghapuskan dosa dua tahun yang telah lepas dan akan datang, dan puasa Asyura menghapuskan dosa setahun yang lepas" (HR Muslim). Pernyataan ini bukan hanya menyentuh aspek pahala, tapi juga menggambarkan keistimewaan waktu yang Allah pilihkan. Lantas, bagaimana tahapan dan keutamaan puasa ini?
Advertisement
Puasa ini dimulai sejak tanggal 1 Dzulhijjah dan berlangsung selama tujuh hari. Rasulullah SAW menekankan keutamaan amal shalih dalam sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, termasuk berpuasa. Dalam hadits Ibnu Umar RA, beliau bersabda, "Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari-hari sepuluh (awal Dzulhijjah)" (HR Ahmad).
Bacaan niatnya pun cukup sederhana: "Nawaitu shouma syahri dzulhijjah sunnatan lillahi ta'ala." Artinya: Saya niat puasa sunnah bulan Dzulhijjah karena Allah Ta'ala. Puasa ini membuka jalan spiritual bagi kaum Muslimin untuk menyucikan diri dan memperbanyak amal.
Meskipun tidak semua orang mampu berpuasa selama tujuh hari berturut-turut, mengisi hari-hari ini dengan salah satunya saja sudah termasuk dalam keutamaan besar. Apalagi bila ditambah dengan dzikir dan sedekah, maka pahala pun berlipat ganda.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Puasa Tarwiyah dilakukan pada tanggal 8 Dzulhijjah. Hadits yang mendasari puasa ini menyebutkan, "Puasa hari Tarwiyah dapat menghapus dosa setahun" (HR Abus Syekh Al-Ishfahani dan Ibnun Najar). Meskipun sanad hadits ini diperdebatkan, banyak ulama tetap menganjurkannya karena termasuk dalam amal saleh di sepuluh hari Dzulhijjah.
Niatnya berbunyi: "Nawaitu shouma tarwiyata sunnatan lillahi ta'ala." Artinya: Saya niat puasa Tarwiyah sunnah karena Allah Ta'ala. Hari ini menjadi semacam momen refleksi, di mana kita bersiap menyambut hari yang lebih agung, yaitu Arafah.
Meskipun sebagian ulama mengkritisi keabsahan sanad hadits Tarwiyah, namun terdapat dalil lain yang menguatkan tentang dianjurkannya beramal saleh, terutama pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah. Maka, puasa ini tetap memiliki posisi penting dalam ibadah sunnah.
Advertisement
Tanggal 9 Dzulhijjah adalah waktu pelaksanaan puasa Arafah, sehari sebelum Idul Adha. Inilah puncak spiritual bagi umat Islam yang tidak sedang berhaji. Rasulullah SAW bersabda: "Puasa Arafah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang" (HR Muslim).
Niatnya adalah: "Nawaitu shouma arafata sunnatan lillahi ta'ala." Artinya: Saya niat puasa sunah Arafah karena Allah Ta'ala. Dosa selama dua tahun diampuni dengan ibadah ini, sebuah ganjaran yang sulit ditemukan dalam amal lain.
Para ulama menegaskan bahwa ini adalah puasa yang paling utama setelah Ramadhan. Dalam hadits Ibnu Abbas yang diriwayatkan Bukhari, disebutkan bahwa amal di sepuluh hari ini lebih utama bahkan dibanding jihad kecuali yang syahid. Ini mempertegas nilai spiritual dari puasa Arafah.
Selain berpuasa, dianjurkan pula memperbanyak dzikir, sholawat, membaca Al-Qur'an, dan bersedekah. Ini memperkuat amal dalam hari-hari yang sudah dimuliakan Allah. Amal-amal ini bukan hanya memperkaya pahala, tapi juga membersihkan hati dan jiwa.
"Tiada hari lain yang disukai Allah untuk diisi dengan ibadah sebagaimana kesukaan-Nya pada sepuluh hari ini" (HR At-Tirmidzi). Artinya, semua ibadah pada hari-hari ini memiliki bobot lebih tinggi daripada hari biasa. Maka, sayang bila dilewatkan begitu saja.
Sedekah di waktu mustajab menjadi pintu pembuka rezeki dan keberkahan yang lebih luas.
Menjalani puasa ini dapat membuat umat Islam memasuki Idul Adha dalam keadaan spiritual yang lebih bersih. Jiwa yang terasah melalui puasa dan amal saleh membuat momen berkurban menjadi lebih bermakna. Ini bukan hanya soal daging, tapi tentang ketundukan kepada Allah.
Keutamaan puasa sebelum Idul Adha adalah penegasan bahwa Idul Adha bukan sekadar hari besar biasa. Ia adalah hasil dari rentetan ibadah yang mendalam selama sepuluh hari sebelumnya. Dan semua itu berpuncak pada hari raya yang sarat makna spiritual.
Menjalani Idul Adha tanpa persiapan ibadah sebelumnya akan terasa hambar. Sebaliknya, bagi yang bersungguh-sungguh dalam puasa dan amalnya, Idul Adha akan terasa sebagai hari kemenangan yang hakiki.
Puasa Tarwiyah dilakukan pada tanggal 8 Dzulhijjah, sedangkan puasa Arafah dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Keduanya adalah puasa sunnah yang memiliki banyak keutamaan.
Puasa Arafah bukanlah puasa wajib. Ini adalah puasa sunnah yang sangat dianjurkan bagi umat Islam yang tidak menunaikan ibadah haji.
Manfaat dari puasa ini antara lain penghapusan dosa, terkabulnya doa, limpahan pahala, dan peningkatan keimanan serta kesehatan fisik dan mental.
Niat puasa Tarwiyah dan Arafah bisa dilakukan dalam hati, dengan menyatakan keinginan untuk berpuasa sunnah pada hari tersebut.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/frr)
Advertisement
5 Gaya Potong Rambut Butterfly Idaman Banyak Wanita di 2025, Inspirasi Tampil Fresh dan Stylish
Jadi Camilan Kesukaan, Intip Trik Rahasia Goreng Pisang Kipas yang Krispi Kering dan Tidak Berminyak
Tarif Dasar Listrik Terbaru April 2025 Subsidi dan Nonsubsidi yang Penting Diketahui, ini Updatenya
9 Artis Indonesia Yang Punya Hobi Koleksi Mobil Klasik, Ada Andre Taulany Hingga Iqbaal Ramadhan!
Profil Ryan Adriandhy, Sutradara Film JUMBO yang Ternyata Juga Seorang Komika