Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Idulfitri, momen yang penuh suka cita bagi umat Islam, adalah tanda kemenangan setelah sebulan berpuasa. Namun, lebih dari sekadar perayaan, hari raya ini menyimpan beragam sunnah yang dianjurkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
Mengamalkan sunnah-sunnah ini bukan hanya menambah pahala, tetapi juga memberikan kedalaman makna pada hari yang penuh berkah ini. Dalam berbagai riwayat, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam telah memberikan petunjuk yang jelas tentang cara merayakan Idulfitri sesuai dengan ajaran Islam.
Tuntunan ini mencakup berbagai aspek, mulai dari persiapan sebelum melaksanakan shalat Id hingga interaksi sosial yang hangat setelahnya. Setiap amalan yang dilakukan mengandung makna yang mendalam, berkaitan dengan kebersihan, kesucian, dan rasa syukur atas segala nikmat yang Allah SWT berikan.
Sebagai umat Muslim, memahami dan mengamalkan sunnah Nabi saat Idulfitri adalah salah satu cara kita meneladani kehidupan beliau. Mari simak beberapa sunnah yang bisa kita praktikkan untuk menyambut hari kemenangan ini dengan penuh keikhlasan dan keceriaan!
Advertisement
Sebelum melangkah ke tempat shalat Idulfitri, ada satu sunnah yang sangat dianjurkan, yaitu mandi.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu, beliau menjelaskan bahwa mandi pada hari-hari istimewa seperti Jumat, 'Arafah, Iduladha, dan Idulfitri adalah hal yang dianjurkan.
Imam Nawawi rahimahullah juga menegaskan bahwa para ulama sepakat tentang pentingnya mandi sebelum shalat 'ied. Praktik ini bukan hanya untuk menjaga kebersihan fisik, tetapi juga sebagai simbol kesucian dan kesiapan menyambut hari kemenangan.
Para sahabat Nabi, termasuk Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma, pun selalu melaksanakan sunnah ini sebelum beribadah. Maka, mari kita sambut hari penuh berkah ini dengan segar dan bersih, sesuai dengan anjuran yang telah ditetapkan.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Hari Idulfitri adalah momen istimewa yang tak hanya diwarnai dengan kebahagiaan, tetapi juga dengan tradisi mengenakan pakaian terbaik.
Dalam sebuah riwayat, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dikenal memiliki jubah khusus yang ia kenakan pada hari Jumat dan hari raya, menandakan pentingnya penampilan yang rapi dan sopan (HR. Ibnu Khuzaimah).
Namun, bagi perempuan, ada batasan yang perlu diperhatikan dalam berhias di luar rumah. Dalam kitab Asna al-Mathalib, Syekh Zakariyya al-Anshari menekankan bahwa wanita dianjurkan untuk berhias dengan tetap mematuhi syariat, seperti menutupi aurat dan menghindari wewangian yang dapat menarik perhatian laki-laki bukan mahram.
Tradisi membeli baju baru saat lebaran pun memiliki landasan dalam ajaran Islam, asalkan dilakukan dengan niat untuk menunjukkan kebahagiaan tanpa berlebihan.
Advertisement
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam selalu memulai hari Idulfitri dengan semangat berbuka puasa, tidak pernah berangkat ke tempat shalat sebelum mencicipi beberapa butir kurma dalam jumlah ganjil.
Sebagaimana diriwayatkan dalam hadis, "Pada waktu Idulfitri Rasulullah saw. tidak berangkat ke tempat shalat sebelum memakan beberapa buah kurma dengan jumlah yang ganjil." (HR. Ahmad dan Bukhari).
Hikmah di balik sunnah ini adalah untuk menegaskan bahwa bulan suci Ramadan telah berakhir, dan hari itu adalah saatnya merayakan kebahagiaan tanpa puasa.
Bagi yang tidak memiliki kurma, tidak perlu khawatir; makanan halal lainnya pun bisa dinikmati sebelum shalat, sebagai wujud mengikuti langkah mulia Rasulullah.
Takbir, sebuah tradisi yang sarat makna, menjadi momen yang tak terpisahkan dalam menyambut Idulfitri. Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berpesan agar kita mengagungkan-Nya dan bersyukur atas petunjuk yang diberikan (QS. Al-Baqarah: 185).
Tradisi ini dimulai sejak matahari terbenam di malam Idulfitri hingga pelaksanaan shalat Id, mengingat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pun mengumandangkan takbir sepanjang perjalanan menuju tempat shalat (HR. Ibnu Abi Syaibah).
Dengan lafaz yang penuh kekuatan, "Allahu Akbar, Allahu Akbar, laa ilaaha illallah wallahu akbar. Allahu Akbar walillahil hamd," kita merasakan kebersamaan dan kegembiraan yang mengalir dalam setiap suara takbir.
Meski ada perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai jumlah takbir, baik dua kali maupun tiga kali, semuanya tetap dihargai dalam semangat merayakan hari yang suci ini.
Mengucapkan selamat di hari raya adalah tradisi yang telah mengakar sejak zaman Rasulullah, di mana para sahabat saling bertukar doa dengan ungkapan, "Taqabbalallahu minna wa minkum" yang berarti "Semoga Allah menerima amalan kami dan kalian." (HR. Al-Baihaqi, dengan sanad hasan).
Ucapan selamat ini bukan sekadar formalitas, melainkan sebuah doa yang dianjurkan untuk disampaikan.
Yang menarik, tidak ada aturan baku dalam merangkai kata-kata, sehingga kita bisa menggunakan berbagai ungkapan seperti "Selamat Idulfitri" atau "Minal aidin wal faizin" dengan penuh kehangatan dan keikhlasan.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/rao)
Advertisement
5 Gaya Potong Rambut Butterfly Idaman Banyak Wanita di 2025, Inspirasi Tampil Fresh dan Stylish
Jadi Camilan Kesukaan, Intip Trik Rahasia Goreng Pisang Kipas yang Krispi Kering dan Tidak Berminyak
Tarif Dasar Listrik Terbaru April 2025 Subsidi dan Nonsubsidi yang Penting Diketahui, ini Updatenya
9 Artis Indonesia Yang Punya Hobi Koleksi Mobil Klasik, Ada Andre Taulany Hingga Iqbaal Ramadhan!
Profil Ryan Adriandhy, Sutradara Film JUMBO yang Ternyata Juga Seorang Komika