Respons Joe Biden dan Donald Trump Tentang Genjatan Senjata Israel-Hamas

Penulis: Ricka Milla Suatin

Diperbarui: Diterbitkan:

Respons Joe Biden dan Donald Trump Tentang Genjatan Senjata Israel-Hamas
Ilustrasi Bendera Amerika Serikat (Credit: Pixabay/Ralphs_Fotos)

Kapanlagi.com - Setelah 15 bulan konflik yang merenggut puluhan ribu nyawa, Israel dan Hamas akhirnya mencapai kesepakatan gencatan senjata yang diharapkan dapat membawa secercah harapan baru bagi Jalur Gaza. Kesepakatan ini tidak hanya berfokus pada penghentian pertempuran, tetapi juga mencakup pembebasan puluhan sandera dan tahanan dari kedua belah pihak.

Inisiatif ini lahir dari mediasi intensif yang dilakukan oleh Qatar, Amerika Serikat, dan Mesir, yang berupaya keras untuk mendamaikan kedua pihak. Proses perundingan berlangsung dengan penuh tantangan di tengah tekanan internasional yang semakin meningkat. Presiden Joe Biden dan Presiden Terpilih Donald Trump pun mengklaim keberhasilan diplomasi mereka dalam menciptakan momen bersejarah ini.

Di balik kesepakatan ini, ada harapan yang mengemuka akan peningkatan bantuan kemanusiaan bagi Gaza, yang telah hancur akibat konflik yang berkepanjangan. Namun, optimisme ini tidak sepenuhnya meliputi semua pihak. Berbagai kendala teknis dan politik masih membayangi pelaksanaan gencatan senjata ini, termasuk tantangan dalam pengaturan penarikan pasukan Israel dan pengiriman bantuan kemanusiaan yang aman ke wilayah yang sangat membutuhkan tersebut.

1. Latar Belakang Konflik: Awal Tragedi Gaza

Konflik yang mengguncang kawasan ini dimulai pada 7 Oktober 2023, ketika Hamas melancarkan serangan mendadak yang mengakibatkan lebih dari 1.200 nyawa melayang dan sekitar 250 orang terjebak sebagai sandera di wilayah Israel. Sebagai reaksi, Israel melancarkan serangan masif ke Jalur Gaza, yang merenggut lebih dari 46.000 jiwa warga Palestina.

Meskipun Israel mengklaim tindakan ini sebagai langkah untuk mengatasi ancaman dari Hamas—yang selama ini dicap sebagai organisasi teroris—tindakan tersebut menuai kritik tajam dari masyarakat internasional yang menilai bahwa Israel telah melanggar hukum humaniter.

Akibatnya, Gaza kini terjebak dalam krisis kemanusiaan yang parah, dengan pusat-pusat kota yang hancur dan lebih dari 2 juta penduduk yang terpaksa hidup tanpa akses memadai terhadap kebutuhan dasar seperti makanan, air, dan listrik.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Peran Utama Mediator: Siapa di Balik Kesepakatan Ini?

Kesepakatan gencatan senjata yang diharapkan ini tak lepas dari peran krusial para mediator internasional, di mana Qatar, Amerika Serikat, dan Mesir menjadi jembatan penting antara Israel dan Hamas. Di balik layar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, Perdana Menteri Qatar, tampil sebagai tokoh sentral dalam negosiasi yang berlangsung di Doha.

Sementara itu, Presiden Joe Biden tak kalah aktif, menekan Israel untuk menerima gencatan senjata, dan di sisi lain, Presiden Terpilih Donald Trump, melalui utusannya Steve Witkoff, berhasil membujuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mencapai kesepakatan penting.

Dukungan juga mengalir dari komunitas internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), di mana Sekretaris Jenderal Antonio Guterres menegaskan komitmen PBB dalam mendukung pelaksanaan kesepakatan serta meningkatkan bantuan kemanusiaan bagi Gaza.

3. Tahapan Kesepakatan: dari Gencatan Senjata hingga Bantuan Kemanusiaan

Kesepakatan bersejarah ini terdiri dari tiga tahap kunci yang menjanjikan harapan baru bagi kawasan yang dilanda konflik. Pada tahap pertama, pertempuran akan dihentikan sementara selama enam minggu, disertai dengan pembebasan 33 sandera oleh Hamas dan penarikan sebagian pasukan Israel dari Jalur Gaza.

Sebagai imbalannya, Israel akan membebaskan sekitar 1.000 tahanan Palestina. Tahap kedua akan berfokus pada pembebasan sandera yang tersisa serta pengaturan pasca-konflik di Gaza, sekaligus menandai deklarasi resmi penghentian perang secara permanen.

Akhirnya, tahap ketiga akan melibatkan pembebasan jenazah dan penyusunan kerangka kerja untuk masa depan yang lebih damai. Hamas memandang kesepakatan ini sebagai simbol "ketangguhan rakyat Palestina," sementara Israel berharap langkah ini dapat meredakan ancaman dari kelompok bersenjata di sekitarnya.

4. Tantangan Implementasi: Kendala di Lapangan

Meskipun kesepakatan telah diraih, jalan menuju pelaksanaan tampak berliku. Salah satu batu sandungan utama adalah pengaturan penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza, yang masih diperdebatkan sengit oleh kedua belah pihak.

Di sisi lain, ada kekhawatiran bahwa gencatan senjata ini akan dimanfaatkan untuk memperkuat posisi masing-masing, alih-alih menciptakan perdamaian yang sejati.

Tantangan besar juga muncul dalam upaya memasukkan bantuan kemanusiaan ke Gaza, di mana Israel dan Hamas harus memastikan bahwa jalur distribusi aman dari potensi konflik yang baru.

Meski PBB siap memberikan dukungan untuk mengawal proses ini, tantangan logistik dan keamanan tetap menjadi rintangan yang tak bisa dianggap remeh.

5. Dampak Gencatan Senjata bagi Timur Tengah

Kesepakatan ini seakan membawa sinar harapan baru bagi stabilitas kawasan Timur Tengah, meski bayang-bayang konflik masih membayangi, terutama dengan keterlibatan kelompok-kelompok seperti Hizbullah di Lebanon dan Houthi di Yaman yang terus menambah ketegangan.

Para analis optimis bahwa gencatan senjata ini bisa menjadi batu loncatan untuk merajut kembali hubungan antara Israel dan negara-negara Arab, termasuk Arab Saudi. Namun, di balik optimisme tersebut, skeptisisme tetap menyelimuti, mengingat sejarah panjang kegagalan kesepakatan serupa yang pernah terjadi.

6. Apa yang dimaksud dengan gencatan senjata antara Israel dan Hamas?

Gencatan senjata adalah penghentian sementara pertempuran antara kedua pihak yang bertikai untuk mencapai tujuan tertentu, seperti pembebasan sandera dan pemberian bantuan kemanusiaan.

7. Siapa mediator utama dalam kesepakatan ini?

Mediator utama adalah Qatar, Amerika Serikat, dan Mesir, dengan peran signifikan dari Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, Presiden Joe Biden, dan Steve Witkoff.

8. Apa dampak kesepakatan ini bagi warga Gaza?

Kesepakatan ini diharapkan dapat meningkatkan akses bantuan kemanusiaan dan mengurangi kekerasan di wilayah Gaza.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/rmt)