Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Ditulis oleh Rachel Carisa Oswandi
Penggemar setia film animasi dari Studio Ghibli sudah tidak sabar melepas kerinduannya terhadap karya Hayao Miyazaki melalui karya terakhirnya yang berjudul THE BOY AND THE HERON. Visualisasi dari animasi yang ditawarkan selalu mampu membawa para penontonnya merasakan dunia fantasi yang penuh dengan keajaiban. Bukan hanya itu saja, cerita yang diangkat pun juga memberikan sentuhan hangat di hati para penonton.
Adapun beberapa karya dari Hayao Miyazaki yang hingga saat ini masih melekat di hati para penontonnya, seperti SPIRITED AWAY, MY NEIGHBOR TOTORO, KIKI’S DELIVERY SERVICE, dan GRAVE OF THE FIREFLIES. Di luar dari itu, hampir semua karya Hayao Miyazaki memberikan kesan yang mendalam bagi para penontonnya. Bahkan salah satu filmnya yang berjudul SPIRITED AWAY mendapat julukan film terbaik di abad 21 hingga menjadi film paling sukses dengan penghasilan paling tinggi dalam sejarah Jepang.
Advertisement
Kabar dirilisnya film THE BOY AND THE HERON datang dari Studio Ghibli sendiri yang membagikan potret still dari beberapa adegan film tersebut. Banyak dari publik menanggapi bahwa visual dari film ini mirip dengan karya-karya Hayao Miyazaki sebelumnya. Kerinduan akan karya Hayao Miyazaki dipastikan akan terbayarkan melalui film ini. Sebelum menonton, yuk simak sinopsis dan fakta mengenai film ini terlebih dahulu!
Foto still adegan THE BOY AND THE HERON (credit: ghibli.jp)
Cerita ini berlangsung di Jepang pada masa Perang Dunia II dan fokus pada seorang anak laki-laki bernama Mahito. Ibu Mahito meninggal dalam sebuah kebakaran. Tak lama kemudian, ayahnya yang bekerja di pabrik pembuatan pesawat tempur menikahi Natsuko, adik dari istri almarhum ibu Mahito. Mereka pindah ke rumah keluarga di pedesaan.
Mahito tidak suka kepada Natsuko karena merasa Natsuko menggantikan tempat ibunya. Mahito mulai menjelajahi sekitar rumah dan menemukan sebuah menara misterius yang dilarang untuk dimasuki. Di samping itu, ia bertemu dengan bangau abu-abu yang bisa berbicara. Bangau tersebut mengklaim bahwa ibu Mahito masih hidup dan berada di menara tersebut, menanti untuk diselamatkan. Awalnya, Mahito menolak klaim ini, tetapi ketika ibu tirinya menghilang ke dalam menara, ia memutuskan untuk menyelamatkannya.
Setelah ia memasuki menara, ia diangkut ke dunia lain yang dipenuhi dengan sihir. Di dunia ini, pencariannya membawanya bertemu dengan teman-teman dan musuh-musuh baru.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Foto still adegan THE BOY AND THE HERON (credit: ghibli.jp)
Di balik keajaiban dan kehangatan yang terpancar dari karya-karyanya, nyatanya Hayao Miyazaki memiliki perjalanan hidup yang cukup menantang. Hayao Miyazaki lahir dari pasangan Katsuji Miyazaki dan Akemi Ota pada tanggal 5 Januari 1941 di Tokyo, Jepang. Ayahnya bekerja di perusahaan keluarga bernama Miyazaki Airplane yang fokus pada produksi pesawat tempur. Selama Perang Dunia II pada tahun 1944, ia bersama keluarganya dievakuasi dari Tokyo dan tidak dapat kembali hingga tahun 1947. Tidak hanya itu, Ibu Miyazaki juga tertimpa nasib yang buruk. Ia mengidap tuberkulosis tulang belakang yang membatasinya dalam bergerak hingga mengharuskannya berbaring di tempat tidur selama 8 tahun.
THE BOY AND THE HERON mencerminkan kisah hidup Hayao Miyazaki. seperti ayah dari tokoh utama Mahito yang juga bekerja untuk sebuah perusahaan yang memproduksi bagian-bagian pesawat tempur, dan keluarganya juga mengungsi dari kota ke pedesaan selama perang. Miyazaki juga memiliki hubungan emosional yang dalam dengan ibunya seperti tokoh Mahito. Hal ini juga diyakini memiliki dampak signifikan pada karya Miyazaki dan tokoh-tokoh perempuan tangguh dalam film-filmnya.
Advertisement
Foto still adegan THE BOY AND THE HERON (credit: ghibli.jp)
Selain mengangkat kisah hidupnya sendiri, Miyazaki juga terinspirasi dari sebuah novel tahun 1937 karya Yoshino Genzaburo. Terdapat banyak kesamaan antara cerita karya Yoshino Genzaburo dan THE BOY AND THE HERON. Kematian seorang ibu, pengungsian, dinamika keluarga baru, latar belakang pedesaan, buku-buku, hilangnya seorang paman, kehadiran makhluk misterius, serta petualangan bersama di dunia lain. Beberapa karya Miyazaki sebelumnya juga ada yang terinspirasi dari karya-karya yang sudah ada.
Dalam beberapa filmnya, Miyazaki mengambil inspirasi dari kisah nyata dan karya sastra lainnya. Dalam THE WIND RISES, ia memadukan kisah insinyur aeronautika Horikoshi Jir? dengan karya Hori Tatsuo. PONYO terinspirasi oleh THE LITTLE MERMAID karya Hans Christian Andersen, dan dalam skenario TALES FROM EARTHSEA, ia menggabungkan dunia dari seri Earthsea Ursula K. Le Guin dengan karyanya sendiri, SHUNA NO TABI. Selain itu, MY NEIGHBOR TOTORO dan SPIRITED AWAY terpengaruh oleh kisah DONGURI TO YAMANEKO karya Miyazawa Kenji, serta KIRI NO MUK? NO FUSHIGI NA MACHI karya Kashiwaba Sachiko.
Foto still adegan THE BOY AND THE HERON (credit: ghibli.jp)
Miyazaki pernah mengumumkan akan pensiun dari pembuatan film, terutama pada tahun 2013 setelah ia merilis THE WIND RISES. Namun, pada 2016 ia mulai mengerjakan THE BOY AND THE HERON. Walaupun produksi THE BOY AND THE HERON berlangsung selama tujuh tahun dan mengingat usia Miyazaki yang sudah 82 tahun, film ini kemungkinan akan menjadi warisan terakhirnya.
Dilansir dari BBC News, meskipun warisan Miyazaki tetap kuat, masa depan Studio Ghibli masih tidak pasti. Berbagai upaya telah dilakukan untuk meneruskan tongkat estafet ke generasi berikutnya seperti Yoshifumi Kondo hingga putra Miyazaki sendiri, yaitu Miyazaki Goro. Hasil akhirnya pun cukup bervariasi, dengan beberapa film yang tidak mencapai kesuksesan finansial atau hype yang sama seperti karya-karya Miyazaki.
Foto still adegan THE BOY AND THE HERON (credit: ghibli.jp)
Visual luar biasa yang ada di dalam karya Hayao Miyazaki selalu berhasil membuat penonton kagum. Faktanya, Miyazaki kerap kali menggambar secara manual animasi yang ia garap. Salah satu karya yang sempat menarik perhatian publik yaitu PRINCESS MONONOKE yang telah rilis pada tahun 1997. Film ini memakan waktu satu tahun 7 bulan dengan total kurang lebih 5.300 gambar tangan.
Kali ini, film THE BOY AND THE HERON juga digambar oleh Hayao Miyazaki sendiri secara manual. Dalam interviewnya bersama Entertainment Weekly, CEO Studio Ghibli dan Producer Toshio Suzuki mengatakan bahwa mereka masih menggambar semua animasinya secara manual sehingga memakan waktu yang cukup lama karena ada banyak frame yang dibuat. Saat ini, Suzuki mengungkapkan bahwa mereka memiliki 60 animator untuk proyek film ini. Meskipun demikian, mereka hanya mampu menciptakan animasi selama 1 menit dalam setiap bulannya. Dengan demikian, dalam jangka waktu satu tahun, mereka hanya mampu menghasilkan total animasi selama 12 menit. Selain itu, fakta menarik lainnya adalah film ini digarap ketika masa pandemi, namun pengerjaannya sama sekali tidak terdampak.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Advertisement
5 Gaya Potong Rambut Butterfly Idaman Banyak Wanita di 2025, Inspirasi Tampil Fresh dan Stylish
Jadi Camilan Kesukaan, Intip Trik Rahasia Goreng Pisang Kipas yang Krispi Kering dan Tidak Berminyak
Tarif Dasar Listrik Terbaru April 2025 Subsidi dan Nonsubsidi yang Penting Diketahui, ini Updatenya
9 Artis Indonesia Yang Punya Hobi Koleksi Mobil Klasik, Ada Andre Taulany Hingga Iqbaal Ramadhan!
Profil Ryan Adriandhy, Sutradara Film JUMBO yang Ternyata Juga Seorang Komika