Kapanlagi.com - Arab Saudi kini tengah bersiap menghadapi ancaman cuaca ekstrem yang diprediksi akan melanda dalam empat hari ke depan. Hujan deras, badai petir, dan potensi banjir bandang menjadi perhatian utama. Layanan Cuaca Nasional dan Direktorat Pertahanan Sipil telah mengeluarkan peringatan kepada masyarakat di berbagai wilayah, termasuk Riyadh, Jeddah, Mekkah, dan Madinah, untuk meningkatkan kewaspadaan.
Cuaca buruk yang diperkirakan ini bukanlah main-main. Hujan lebat hingga sangat lebat disertai angin kencang dan hujan es akan menghantam beberapa daerah, memicu risiko banjir bandang yang dapat mengancam baik kawasan perkotaan maupun pedesaan. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tetap berada di tempat yang aman dan mengikuti arahan dari otoritas setempat.
Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran yang mendalam, mengingat Arab Saudi dikenal dengan curah hujan yang rendah. Belum lagi, infrastruktur yang ada belum sepenuhnya siap menghadapi banjir besar. Dengan demikian, kewaspadaan dan kepatuhan terhadap instruksi resmi sangatlah penting untuk menjaga keselamatan bersama.
Layanan Cuaca Nasional memperingatkan bahwa hujan deras akan mengguyur wilayah-wilayah vital seperti Mekkah, Madinah, Riyadh, Al-Baha, Asir, dan Jazan dalam beberapa hari ke depan, dengan intensitas tertinggi di barat dan selatan.
Dalam menghadapi potensi bencana ini, Direktorat Pertahanan Sipil menyerukan masyarakat untuk menjauhi wadi yang rawan banjir, daerah rendah, dan jalur yang berisiko longsor.
Tak hanya itu, angin kencang juga diprediksi akan membawa debu, mengurangi visibilitas, dan menambah tantangan di perkotaan seperti Jeddah dan Riyadh, di mana gangguan transportasi dan banjir jalanan menjadi ancaman nyata.
Cuaca ekstrem ini diperkirakan akan terus melanda, sebagaimana diungkapkan oleh Pusat Meteorologi Nasional pada Selasa, 7 Januari 2025.
Mekkah dan Madinah saat ini terjebak dalam zona merah peringatan cuaca buruk, dengan hujan deras yang mengguyur kedua kota suci ini sejak awal minggu. Akibatnya, genangan air merata di berbagai sudut, mengganggu aktivitas sehari-hari warga dan jamaah.
Di Mekkah, beberapa jalan utama terputus, sementara Madinah juga tidak luput dari dampak, dengan genangan air menggenangi area permukiman dan masjid. Beberapa jamaah umrah bahkan terjebak di dalam masjid akibat banjir mendadak.
Namun, pihak berwenang tak tinggal diam; tim darurat dikerahkan untuk mengevakuasi warga yang terjebak dan memastikan keselamatan semua orang di tengah situasi yang menantang ini.
Direktorat Pertahanan Sipil tak tinggal diam menghadapi cuaca ekstrem yang melanda, mereka telah meluncurkan serangkaian langkah pencegahan untuk melindungi masyarakat. Diimbau agar warga menghindari perjalanan ke daerah rawan banjir, selalu memantau informasi cuaca dari sumber resmi, dan bersiap dengan perlengkapan darurat.
Tak hanya itu, pemerintah setempat juga telah mengaktifkan pusat-pusat evakuasi bagi yang terdampak. Di Jeddah, tim penyelamat sigap dikerahkan untuk memantau lokasi-lokasi genangan air yang berbahaya dan memberikan bantuan kepada pengendara yang terjebak.
Sebagai langkah antisipasi, beberapa sekolah di wilayah terdampak pun diliburkan hingga cuaca membaik, demi keselamatan siswa yang berpotensi terjebak di area berisiko.
Arab Saudi, yang selama ini dikenal dengan iklimnya yang kering, kini menghadapi tantangan baru akibat perubahan iklim global yang memicu hujan ekstrem.
Musim dingin ini, kawasan Timur Tengah mencatat lonjakan frekuensi badai dan curah hujan lebat, terutama di wilayah barat Arab Saudi yang dipenuhi lembah dan dataran rendah, meningkatkan risiko banjir bandang.
Sayangnya, sistem drainase di kota-kota besar seperti Jeddah tak mampu menampung derasnya air hujan, ditambah lagi dengan pembangunan urban yang pesat tanpa rencana mitigasi banjir yang matang.
Menyikapi situasi ini, pemerintah bertekad untuk memperbaiki infrastruktur demi mengurangi dampak bencana di masa depan.
Di tengah ancaman cuaca buruk ini, masyarakat diimbau untuk mengambil langkah proaktif demi keselamatan. Beberapa tindakan yang disarankan meliputi:
Banjir di Arab Saudi dipicu oleh hujan lebat yang tidak biasa serta infrastruktur drainase yang belum memadai di beberapa wilayah.
Wilayah dengan risiko tertinggi meliputi Mekkah, Madinah, Jeddah, Riyadh, Al-Baha, Asir, dan Jazan.
Masyarakat diimbau untuk menghindari daerah rawan banjir, memantau informasi cuaca resmi, dan menyiapkan kebutuhan darurat.
Dampaknya meliputi gangguan transportasi, evakuasi warga, penutupan sekolah, dan penurunan aktivitas ekonomi di wilayah terdampak.