Kapanlagi.com - Bagi setiap orang, rumah merupakan salah satu kebutuhan primer. Dengan memiliki rumah sendiri, seseorang pun bisa dikatakan berhasil memenuhi satu pencapaian dalam hidupnya. Namun, dilema kadang menghampiri saat hendak menentukan hendaknya memilih rumah di pinggir kota atau tengah kota.
Maunya beli rumah di pusat kota biar dekat tempat kerja, ternyata perlu banyak dana yang harus dikeluarkan. Sebaliknya, jika ingin rumah yang lebih terjangkau, biasanya harus berhadapan dengan lokasi yang jauh, bahkan kadang terpencil. Supaya bisa memantapkan hati, ketahui dulu plus minus rumah di pinggir maupun tengah kota berikut ini.
Credit: Shutterstock
Jika ingin memiliki rumah yang berukuran besar, maka bisa memilih rumah di pinggir kota. Ini karena tanah yang ditawarkan lebih luas, sehingga dapat dibangun rumah yang lebih besar. Bahkan, kadang halamannya masih cukup lapang, sehingga bisa dimanfaatkan untuk membangun fasilitas tambahan, seperti taman atau kolam renang.
Di samping berpotensi dapat tanah yang luas dan bisa membangun rumah yang besar, keunggulan lain dari rumah di pinggir kota adalah harganya yang relatif lebih terjangkau. Tak jarang dengan luas tanah dan bangunan rumah lebih besar, harganya setara dengan rumah tapak minimalis di pusat kota.
Di daerah pinggir kota biasanya masih relatif rindang, sehingga membuat suasana perumahan di sana lebih asri. Bagi orang-orang yang mendambakan ketenangan dan jauh dari kebisingan hiruk pikuk kota, aspek satu ini bakal menjadi nilai plus tersendiri.
Adapun kekurangan rumah di pinggir kota adalah jaraknya yang relatif jauh dari pusat kota. Untuk menuju tempat kerja maupun fasilitas umum, biasanya butuh ongkos transportasi lebih banyak karena jauh. Baik itu ongkos untuk beli BBM kendaraan pribadi, maupun ongkos buat beli tiket atau pesan online transportasi umum.
Bukan hanya ongkos, kekurangan lain dari rumah di pinggir kota adalah menyita banyak waktu buat mobilitas. Hal ini belum ditambah akses jalan yang rusak dan kemacetan yang harus dihadapi. Gara-gara hal ini waktu buat istirahat maupun keluarga kadang sampai tak ada.
Credit: Shutterstock
Keuntungan pertama dari rumah di tengah kota biasanya memiliki fasilitas umum yang relatif lebih lengkap. Dari jalan raya, rumah sakit, tempat ibadah, sekolah, sarana olahraga, pusat perbelanjaan hingga tempat hiburan cenderung mudah dijangkau.
Selain itu, rumah di tengah kota umumnya juga terintegrasi dengan baik dengan berbagai moda transportasi umum. Hal ini memudahkan mobilitas dan tak harus menghabiskan waktu berlama-lama di jalan karena jarak tempuh antar lokasi yang berjauhan. Manfaatnya lebih lanjut, waktu berkualitas baik buat diri sendiri maupun keluarga pun lebih mudah didapatkan.
Nilai plus dari rumah di pusat kota adalah pilihannya lebih beragam. Tak hanya ada rumah tapak, tetapi di pusat kota biasanya juga banyak berdiri apartemen yang bisa dijadikan alternatif hunian idaman. Lebih-lebih buat orang-orang yang mendambakan gaya hidup praktis dan minim risiko banjir, apartemen ini dapat dijadikan pertimbangan terbaik.
Mengingat jumlah lahan di pusat kota semakin lama semakin sedikit, maka hal tersebut berdampak pada harga rumah yang akhirnya cenderung lebih mahal. Dengan dana yang lebih banyak, tak lantas kadang bisa mendapatkan rumah lebih besar. Untuk rumah standar KPR di pusat kota misalnya, umumnya berukuran minimalis serta halaman seadanya.
Meski mahal, lahan rumah di pusat kota lebih terbatas. Hal ini membuat sang pemilik jadi susah menambah fasilitas tambahan, seperti kolam renang, garasi mobil, taman dan lainnya. Selain itu, lokasi yang dekat jalan raya, kadang juga membuat rumah di pusat kota cenderung lebih bising.
Itulah beberapa plus minus dari rumah yang berada di pinggir maupun tengah kota. Cermati dengan baik untung ruginya, biar hati lebih mantap saat memutuskan untuk membeli rumah idaman. Biar proses pembeliannya lebih mudah, manfaatkan saja fasilitas KPR BRI. Kenapa?
Ini karena KPR BRI memberikan solusi dan kemudahan dalam memiliki hunian yang diinginkan oleh setiap orang, baik itu rumah tinggal, apartemen, kondotel, ruko atau rukan. Fasilitas ini bisa dimanfaatkan untuk pembelian baru, bekas, refinancing, top up, pembangunan, renovasi dan take over atau take over top up dari bank lain. Selain itu, KPR BRI juga menawarkan banyak keuntungan lain.
Dari proses pengajuan pinjaman mudah dan cepat, biaya pengajuan kredit ringan dengan suku bunga kompetitif dan variatif, jangka waktu tenor sampai 20 tahun, uang muka mulai dari 10%, dilengkapi asuransi jiwa kredit dan asuransi kerugian atau kebakaran, serta pembayarannya dapat dilakukan dengan Automatic Grab Fund (AGF). Menarik banget, kan? Yuk cari tahu lebih lanjut informasi tentang KPR BRI.
(kpl/glo)