ADVERTORIAL

Dari Minyak Atsiri, Pria Asal Trenggalek Ini Bisa Menopang Kehidupan Keluarganya dan Buka Lapangan Kerja Buat Orang Lain

Kapanlagi.com - Minyak atsiri atau dikenal juga dengan minyak esensial merupakan senyawa beraroma yang dihasilkan dari proses pengekstrakan beberapa bagian tumbuhan. Meski nggak banyak yang tahu, namun minyak ini sendiri nyatanya memiliki banyak kegunaan di berbagai bidang industri. Di antaranya menjadi bahan baku dalam pembuatan kosmetik, parfum, antiseptik, hingga obat-obatan.


Bisa dikatakan bahwa peluang usaha minyak atsiri ini cukup bagus. Bahkan, produk yang dihasilkan dari minyak atsiri ini pun juga bisa berpotensi untuk diekspor ke luar negeri. Nah, melihat adanya kesempatan yang ada, seorang pria asal Desa Watulimo, Trenggalek, Jawa Timur mencoba untuk berinisiatif membuka usahanya sendiri dan menjadi produsen minyak atsiri di tempat asalnya.

Pria yang bernama Sutoyo tersebut bahkan masih aktif dalam menjalankan usahanya yang telah berusia lebih dari 30 tahun. Dalam perjalanan usahanya, ia juga sudah membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain yang membutuhkan. Yuk, intip kisah inspiratif dirinya dalam merajut asa dari memproduksi minyak atsiri.

1 dari 3 halaman

1. Merintis Usaha Sejak 1990

Credit: Istimewa

Usaha olahan bahan-bahan alami menjadi minyak ini sudah dibangun oleh Sutoyo sejak tahun 1990. Di awal perjalanannya, ia hanya mencoba untuk bereksperimen untuk memanfaatkan tanaman cengkeh dan menjadikannya minyak. Namun, lama-kelamaan, bahan baku dari pembuatan minyak atsiri semakin bertambah banyak dan bervariasi.

Di tahun 1990, kita sudah mulai merintis minyak cengkeh. Jadi inisiatif ini sudah berjalan kurang lebih 33 tahun, tutur Sutoyo.

Awalnya kita cuma ikut pengrajin minyak yang lain. Tapi, dari situ kita belajar bagaimana caranya mengolah bahan-bahan mentah untuk dijadikan sebagai minyak esensial. Inisiatif pertama, kita sempat bikin minyak cengkeh. Terus pas minyak cengkeh sudah jalan dan berkembang, kita mulai dari bahan-bahan yang lain. Misalnya saja seperti minyak nilam, sriwangi, sirih, hingga minyak daun jeruk, lanjutnya.

Dalam merintis usahanya tersebut, Sutoyo juga bercerita bahwa dirinya sempat memiliki kesulitan di awal waktu merintis. Sebab pada saat itu, dirinya masih memiliki beberapa pekerjaan yang lain di luar mengurusi tempat pengolahan minyak atsiri. Meski begitu, Sutoyo akhirnya memutuskan untuk fokus menggeluti usaha perminyakan ini agar hasilnya bisa lebih maksimal.

Dulunya kita cuma bikin minyak menggunakan tangki kecil saja untuk uji coba. Setelah ada pemasukan dan bisa melakukan proses produksi, kita mulai mencoba untuk memakai tangki yang lebih besar, kata Sutoyo.

 

2. Terus Berkembang dan Menjadi Sebesar Sekarang

Credit: Istimewa

Diakui dirinya bahwa pengemabangan untuk produksi minyak alami ini berjalan dengan cukup baik, bahkan kini sudah terdapat 6 tangki besar yang bisa digunakan. Adapun produksi yang dilakukan dalam jumlah besar sementara ini mencangkup cengkeh, nilam, serta pala. Lalu, saat ini juga terdapat tambahan bahan baku pembuatan minyak dari kapulaga.

Tangkai kapulaga yang kita gunakan ini sebenarnya limbah yang sudah nggak terpakai lagi. Jadi kita beli bahannya dari para petani, karena harganya lebih bisa dijangkau dibanding dengan buah kapulaganya. Dari situ, kita coba dan ujikan apakah bahan baku dari tangkai kapulaga ini bisa menjadi tambahan produksi atau nggak, katanya.

Sutoyo pun juga bercerita bahwa perjuangannya untuk mendapatkan minyak atsiri yang sempurna nggak gampang dan banyak kekurangan yang harus diatasi.

Di awal memang nggak mungkin untuk mendapatkan minyak yang sempurna. Pasti ada yang kurang di sana-sini. Tapi kita belajar lagi dan mencari cara untuk mengatasi kekurangan tersebut. Kita cari tahu dulu, apakah memang karena perapiannya yang kecil, atau tekanannya yang kurang maksimal. Kita terus cari solusinya supaya minyak yang dihasilkan bisa lebih maksimal jumlahnya, jelasnya.

Dari semua uji coba yang dilakukan oleh Sutoyo, akhirnya ditemukanlah titik temu untuk bisa mendapatkan minyak atsiri yang maksimal dan dengan kualitas yang memenuhi syarat ekspor.

 

3. Buka Lapangan Pekerjaan Baru Bagi Orang Lain

Credit: Istimewa

Selain bisa memenuhi kebutuhan keluarganya, disebutkan juga oleh Sutoyo bahwa usaha minyak atsiri ini telah menjadi tempat pekerja dari beberapa orang. Bahkan sampai saat ini, dirinya berhasil mempekerjakan sebanyak 15 orang dari latar belakang berbeda.

Waktu itu kita cuma bisa produksi sebanyak satu kali dalam durasi satu hari satu malam. Soalnya saat itu masih belum punya karyawan dan yang ngerjain cuma saya sendiri. Namun karena lama-kelamaan tenaga saya mulai nggak mampu, jadi saya ajak saja teman-teman saya untuk ikut produksi. Saya ajari mereka biar bisa bikin atau ngolah minyak sendiri, ucapnya.

Dalam perjalanannya mengolah bahan-bahan alami menjadi minyak, Sutoyo merasa bahwa manfaat dan keuntungan yang didapatkannya tersebut semakin besar. Bahkan, sumber bahan baku untuk pembuatan minyak atsiri di tempatnya bisa merambah sampai ke luar kota.

Saya punya banyak pengepul bahan baku untuk minyak. Pengepul-pengepul itu nantinya akan menunggu di lokasi bahan baku, kemudian akan dijemput dengan menggunakan mobil pick-up. Setelah itu, bahan baku yang dibawa ke tempat pemrosesan akan diolah menjadi minyak, tuturnya.

Di satu sisi, Sutoyo juga mengatakan bahwa bisnis yang ia punya ini nantinya akan dilimpahkan kepada sang anak. Namun tetap, ia akan terus memberikan pengawasan dan pendampingan kepada anaknya agar usaha tersebut bisa berlangsung sebagaimana mestinya.

Sebagai penutup, Sutoyo menyampaikan bahwa minyak atsiri ini merupakan salah satu usaha yang bisa dilakukan dalam jangka panjang. Terlebih karena besarnya minat masyarakat lokal hingga ke mancanegara, serta kegunaannya dalam berbagai bidang.

 

(kpl/glo)

Topik Terkait