ADVERTORIAL

Indra Keenam, Mitos atau Fakta? Begini Sains Mengungkapkannya


Plus | Senin, 18 Oktober 2021 08:00
Editor : Iwan Tantomi

Kapanlagi.com - Indra keenam bukanlah bahasan baru. Dari bangku sekolah sampai klub sains profesional, kerap mengangkat topik satu ini sebagai obrolan ringan hingga diskusi serius. Ini karena tak seperti panca indra yang sudah dikenali, indra keenam ini masih terbilang abstrak untuk dideskripsikan.

Tak heran jika topik ini pun sering menimbulkan perdebatan. Bahkan, hingga kini tak sedikit orang yang bertanya-tanya, apakah indra keenam ini mitos atau fakta? Menanggapi hal tersebut, sains ternyata punya penjelasannya sendiri. Seperti apa?


Panca Indra yang Sering Diajarkan di Sekolah

Seperti disinggung sebelumnya, indra keenam tak diajarkan secara konkret di berbagai jenjang pendidikan, sebagaimana panca indra lain. Di bangku sekolah, sains hanya menjabarkan jika manusia hanya memiliki lima panca indra, yaitu sentuhan, penglihatan, pendengaran, penciuman dan pengecap.

Bahasan panca indra ini pun lebih mudah diterima akal sehat, karena kenyataannya masing-masing bisa dihubungkan dengan organ tubuh yang jelas. Misalnya, kulit untuk menyentuh, mata untuk melihat, telinga untuk mendengar, hidung untuk mencium beragam bau, serta lidah untuk mengecap beragam rasa.

Semua Indra Saling Terhubung ke Otak

Credit: Hyundai Motors Indonesia

Menariknya, sebagaimana hasil penelitian Stanford Encyclopedia of Philosophy, diungkapkan jika semua organ pengindraan saling terhubung dalam mengirimkan pesan ke otak. Hal inilah yang kemudian membuat manusia lebih mudah memahami lingkungan sekitar.

Sentuhan misalnya, terbentuk dari beberapa sensasi berbeda yang dikomunikasikan ke otak melalui neuron khusus pada kulit. Reseptor yang berbeda pada kulit, membuat indra perasa kemudian lebih mudah membedakan tekanan, suhu, sentuhan ringan, getaran, rasa sakit dan sensasi lainnya.

Begitu juga melihat, dijabarkan sains sebagai proses yang kompleks, karena dimulai dari pemantulan benda ke mata, penangkapan cahaya, hingga menerjemahkan cahaya menjadi warna, visi dan detail tertentu. Sementara manusia bisa mendengar, karena adanya suara yang disalurkan ke kanal pendengaran eksternal, sampai gelombang suara mencapai gendang telinga.

Credit: Hyundai Motors Indonesia

Tak jauh beda, American Rhinologic Society, mengungkapkan jika sejatinya manusia bisa mencium lebih dari satu triliun aroma. Hidung melakukannya lewat celah penciuman di atap rongga hidung, bohlam penciuman dan fosa. Kemudian, ujung saraf indra penciuman mengirimkan bau ke otak.

Sedangkan National Library of Medicine menjabarkan kemampuan mengecap manusia bisa didapatkan berkat 2.000 sampai 4.000 kuncup rasa, termasuk paling banyak pada lidah. Hal ini yang kemudian membuat lidah mampu membedakan rasa asin, manis, asam, pahit, hingga gurih. Semua proses pengindraan itu pun diterjemahkan oleh otak, hingga membuat manusia bisa menjalani kehidupan dengan lebih mudah.

Ada Indra Lain Bernama Proprioception

Uniknya, selain panca indra yang selama ini dikenali bersama, sains meyakini masih ada indra lain bernama proprioception. Hal satu ini berkaitan erat dengan gerakan dan posisi anggota badan dan otot. Misalnya, berkat adanya proprioception, manusia bisa menyentuh jari ke ujung hidung dengan mata tertutup. Atau saat naik tangga, tak harus melihat satu per satu anak tangga, karena adanya proprioception ini.

Indra Tambahan yang Tak Dirasakan Manusia

Credit: Hyundai Motors Indonesia

Makin menarik untuk disimak, ternyata selain panca indra dan proprioception, sains juga menjelaskan jika tubuh manusia sebenarnya masih memiliki indra-indra halus lainnya, yang jarang disadari atau bahkan tak mampu dirasakan manusia sendiri.

Hal unik inilah yang kemudian membuat manusia punya kemampuan lain, seperti melihat suara sebagai warna pada orang dengan sinestesia, atau mengaitkan pemandangan tertentu dengan aroma. Selain itu, berkat indra tambahan ini, beberapa reseptor di tubuh bisa bekerja mandiri tanpa sepengetahuan manusia, seperti reseptor yang mampu mendeteksi kadar oksigen di arteri aliran darah tertentu, atau sensor neuron yang bekerja otomatis dalam mengendalikan keseimbangan tubuh.

Bicara indra tambahan, selain indra untuk melihat berbagai kemungkinan, indra untuk mendengar ide-ide brilian, indra untuk mencium banyak potensi, indra untuk merasakan yang baik dan bisa diperbaiki, dan indra untuk menikmati pemberian dunia, Hyundai juga punya indra tambahan. Indra tambahan ini berupa kemampuan menciptakan inovasi yang berarti bagi kemanusiaan.

Credit: Hyundai Motors Indonesia

Lewat indra tambahan inilah, Hyundai ingin memenuhi setiap kebutuhan untuk mobilitas yang maksimal. Tak sekadar membawamu berpindah dari satu tempat ke tempat lain, tetapi juga mendukungmu mengejar hal besar dalam kehidupan. Memberimu pengalaman terbaik di setiap perjalanan, hingga memastikan hasil terbaik dari setiap tujuan yang diharapkan.

Bukan itu saja, dengan indra tambahan ini, Hyundai juga menghadirkan teknologi yang membantu manusia bergerak lebih baik dan pintar, hingga meminimalkan jejak karbon sebagai komitmen untuk menaikkan standar masa depan. Hyundai benar-benar berkomitmen penuh dalam menghadirkan pembangunan berkelanjutan bagi Indonesia, agar senantiasa bisa dekat dengan orang-orang tercinta.

Credit: Hyundai Motors Indonesia

Layaknya organ tubuh manusia yang memudahkan setiap pengindraan, indra tambahan Hyundai ini hadir dalam deretan teknologi dan inovasi terbaru yang mampu mempermudah kehidupan manusia. Mulai robot empat kaki bernama SPOT, buah inovasi Hyundai Motor Group dan Boston Dynamics. Robot canggih ini pun bakal dihadirkan di Indonesia sebagai upaya Hyundai dalam mewujudkan Smart Mobility Solution Provider.

Credit: Hyundai Motors Indonesia

Hyundai juga menghadirkan kendaraan listrik mewah di Indonesia, seperti KONA Electric dan IONIQ Electric, sebagai komitmen untuk meminimalkan jejak karbon khususnya di Indonesia. Tak sampai di situ, Hyundai juga menghadirkan self-driving technology berupa Autonomous Driving pada lini kendaraan mewahnya. Teknologi ini hadir lewat beberapa fitur terbaru, seperti Forward Collision Avoidance Assist (FCCA), Blind-spot Collision Warning (BCW), hingga Lane Keeping Assist (LKA), yang mampu meningkatkan keselamatan pengemudi dan penumpang selama di jalan.

Credit: Hyundai Motors Indonesia

Ada pula Bluelink Technology yang membuat kendaraan Hyundai mudah dihubungkan dengan perangkat pintar. Dari segi pelayanan, Hyundai juga menghadirkan skema Build to Order yang memberikan kebebasan bagi pembeli untuk mempersonalisasikan mobil yang ingin dimiliki sesuai preferensi masing-masing. Guna memaksimalkan penggunaan mobil listrik, Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution Ltd mulai membangun Electric Vehicle (EV) Battery Cell Plant di Indonesia pada lahan seluas 330.000 meter persegi. Proyek ini digadang rampung pada paruh pertama 2023 dan siap beroperasi di paruh pertama 2024.

Tak hanya itu, Hyundai Motor Group juga sedang membangun pabrik Hyundai di Cikarang sejak Desember 2019. Pabrik yang berlokasi di kawasan industri Deltas Mas, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat ini diharapkan akan memulai produksi komersial pada paruh kedua 2021. Pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi 150.000 unit per tahun, dan bisa ditingkatkan menjadi 250.000 unit per tahun. Menariknya, Hyundai tak hanya membangun fasilitas produksi, tetapi juga menyiapkan pusat riset dan pengembangan, serta kantor pusat regional kawasan Asia Pasifik di Indonesia.

Credit: Hyundai Motors Indonesia

Keren banget, kan? Ketahui lebih lanjut tentang Indra Tambahan dari Hyundai ini dengan mengunjungi website Hyundai Motors Indonesia. Selain itu, jangan lupa follow Instagram @hyundaimotorindonesia, Facebook: Hyundai Motors Indonesia, Twitter @hyundaimotorid, serta YouTube Hyundai Motors Indonesia untuk update beragam inovasi dan teknologi terbaru lainnya. Biar lebih jelas saksikan langsung kampanye terbaru Hyundai lewat video berikut ini:

(kly/tmi)

Topik Terkait