Kapanlagi.com - Penggunaan wewangian seperti parfum mungkin sudah nggak asing lagi buat meningkatkan penampilan. Bukan rahasia lagi kalau aroma wangi bisa meningkatkan rasa percaya diri. Ada banyak pilihan parfum di pasaran, bahkan brand ternama di dunia. Tapi, tahukah kamu kalau ternyata bahan dasar pembuatan parfum dan wewangian lainnya banyak dipasok dari Indonesia?
Yup, Indonesia adalah negara pemasok minyak atsiri terbesar kedua di dunia, bahkan mampu memasok hingga 90% bahan baku atsiri jenis nilam sebagai bahan utama parfum. Tapi, biarpun pasokan bahan bakunya ada di peringkat teratas, ternyata harga perdagangan atsiri malah ditentukan negara lain.
Mungkin masih banyak nih yang merasa asing dengan apa yang dimaksud minyak atsiri. Jadi, bahan ini juga dikenal dengan sebutan minyak eteris (aetheric oil), minyak esensial, minyak terbang, dan minyak aromatik.
For your information, pengertian minyak atsiri sendiri merujuk pada kelompok besar minyak nabati atau minyak yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Minyak ini juga menjadi dasar wewangian atau minyak gosok yang biasa digunakan dalam pengobatan alami dan punya aroma khas.
Selain itu, atsiri juga sering dikenal dengan sebutan bibit minyak wangi yang dihasilkan dari tanaman dan punya sifat mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi. Bahan dasar tersebut dibentuk dari proses metabolisme dalam tanaman karena reaksi senyawa kimia dan cair. Sifat lain dari minyak esensial yaitu punya rasa getir atau pungeant taste, wangi sesuai asal tanaman seperti daun, buah, biji, bunga, rimpang, kulit kayu dan seluruh bagian lainnya.
Minyak atsiri ternyata memiliki serangkaian manfaat yang mungkin belum pernah diduga sebelumnya. Apa saja sih?
Tahukah kamu kalau ternyata salah satu kabupaten kecil di Jawa Timur menyimpan potensi besar akan produk minyak atsiri. Tepatnya di Kabupaten Trenggalek seperti di daerah kecamatan Watulimo, Munjungan, Dongko, Pule, Panggul, Bendungan dan beberapa wilayah lainnya.
Salah satu sosok di balik produksi atsiri di Trenggalek adalah Sutoyo yang berasal dari Desa Watulimo, Kecamatan Watulimo. Ua dikenal sebagai salah satu pengusaha besar minyak atsiri di wilayah tersebut. Sutoyo mengolah dan menghasilkan beberapa jenis produk seperti minyak cengkeh, minyak nilam, minyak dari buah pala, minyak sirih, minyak sereh wangi, minyak kapulogo, minyak nampu dan minyak jeruk purut.
Dari sekian banyak produknya, yang paling jadi primadona adalah minyak nilam. Namun, karena kurangnya bahan baku, ia tidak bisa memenuhi permintaan pasar yang tinggi. Kebanyakan produk minyak atsiri dipasarkan secara ekspor. Sementara itu, di dalam negeri hanya sedikit dimanfaatkan, misalnya hanya untuk aromaterapi atau sabun.
Proses produksi dan penjualan minyak atsiri hingga saat ini sangat membantu masyarakat di sekitarnya. Harga jual yang cukup tinggi bisa membantu perekonomian masyarakat.
Dengan potensi yang besar, diharapkan masyarakat Indonesia bisa mengolah minyak atsiri menjadi produk yang lebih bernilai dengan kualitas yang nggak kalah dari parfum dunia.