Kapanlagi.com - Bagi masyarakat Indonesia, khususnya orang Jawa, primbon tentunya sudah jadi hal yang tak begitu asing lagi. Pasalnya, primbon Jawa berkaitan erat dengan keyakinan orang zaman dahulu. Di keseharian, primbon Jawa sering kali dipakai sebagai pedoman bagi orang Jawa dalam mengambil keputusan.
Ya, primbon kini seolah sudah jadi bagian dari kebudayaan dan kepercayaan di masyarakat. Primbon Jawa sering kali dianggap sebagaimana ramalan yang sangat diyakini sebagian masyarakat Jawa zaman dahulu hingga sekarang. Bahkan bukan saja oleh orang Jawa, banyak pula orang dari suku etnis lain di Indonesia yang juga mempercayai primbon Jawa.
Meski sudah semacam jadi budaya, nyatanya masih banyak orang yang tidak tahu apa itu primbon Jawa. Tak sedikit pula yang penasaran dengan seluk beluk tentang primbon Jawa. Dilansir dari berbagai sumber, berikut ulasan tentang primbon Jawa dan seluk beluknya.
Selama ini masyarakat luas mungkin mengenal primbon Jawa sebagai sebuah ramalan. Pada dasarnya, primbon Jawa merupakan sebuah buku yang di dalamnya terdapat ramalan tentang kehidupan manusia di dunia.
Dari primbon Jawa, orang-orang bisa melihat berbagai hal. Mulai dari watak, arti nama, ramalan pekerjaan, hingga urusan percintaan, semua bisa dilihat di buku Primbon Jawa. Namun, untuk mengetahui isi ramalan tersebut bisa dibaca melalui sistem perhitungan yang rumit.
Secara garis besar, primbon Jawa juga berisi daur hidup manusia. Setiap kehidupan manusia dari bayi hingga dewasa telah dituliskan dalam Primbon Jawa. Dalam primbon juga dijelaskan bahwa di setiap tingkatan daur hidup, biasanya terdapat ritual yang bisa dilakukan untuk mendapatkan keselamatan.
Oleh sebab itu, dalam masyarakat Jawa ada banyak sekali upacara atau ritual. Misalnya saat bayi lahir akan ada acara selametan yang disebut brokohan. Kemudian, saat bayi menginjak usia 7 bulan ada acara pitonan atau tujuh bulanan. Saat beranjak remaja, anak laki-laki disunat. Lalu setelah dewasa melakukan pernikahan, dan seterusnya hingga akhirnya menjumpai kematian.
Setiap upacara atau ritual selametan tak bisa dilakukan di sembarang waktu. Semua harus dilakukan pada malam-malam tertentu yang ditentukan menurut perhitungan primbon Jawa. Semua dilakukan berdasarkan perhitungan primbon dengan harapan bisa mendapat berkah keselamatan.
Â
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, primbon Jawa mengulas daur hidup manusia selama hidup di dunia. Secara keseluruhan, dalam Primbon Jawa bisa memperlihatkan dunia dari sudut pandang manusia dan kondisi alam.
Berikut beberapa aspek dari kehidupan manusia yang bisa dilihat di primbon Jawa.
1. Watak Manusia
Menurut primbon Jawa, watak seseorang dilihat dari tanggal lahirnya. Perhitungan tersebut dilakukan dengan menghitung tanggal dan hari dalam kalender Jawa. Tidak hanya hari Senin hingga Minggu, melainkan juga dengan pasaran jawa yaitu Legi, Pahing, Won, Wage dan Kliwon.
Nantinya, kombinasi dari 7 hari dan 5 hari pasaran menghasilkan 35 hari yang disebut sepasar yang jatuh pada kombinasi hari masehi dan pasaran. Setiap pasaran, digambarkan punya karakteristik tertentu. Contohnya, Jumat Pon, maka watak yang dimilikinya santai, bijaksana, jujur dan mudah beradaptasi. Namun di lain sisi pasaran tersebut juga punya yaitu kurang percaya diri dan mudah terbawa arus.
Dalam praktiknya, penghitungan pasaran watak ini biasa dipergunakan untuk mencari karakter jodoh.
2. Hari Baik dan Hari Buruk
Selain itu, primbon Jawa juga bisa dipergunakan seseorang untuk mengetahui hari baik dan hari buruk. Perhitungan hari baik dan buruk umumnya dilakukan saat sebelum mengambil keputusan atau sebelum melakukan sebuah kegiatan penting.
Pasalnya, orang Jawa percaya bahwa acara yang baik juga harus dilaksanakan di hari yang baik pula, seperti acara pernikahan, membangun rumah, dan sebagainya. Untuk mengetahui hari baik tersebut juga dilakukan perhitungan sama halnya untuk melihat watak seseorang.
Â
Sebagai sebuah ramalan tradisional, primbon Jawa juga diyakini bisa meramalkan kondisi alam dan bencana alam. Sebagai contohnya, bencana gempa bumi yang diyakini kemunculannya akan ditandai dengan banyak kerusuhan di negeri ini. Selain kerusuhan, fenomena alam seperti gerhana juga diyakini bisa jadi pertanda akan datangnya musibah.
Namun tak melulu musibah atau bencana, primbon yang menggunakan sistem kalender Jawa juga bisa digunakan untuk memperkirakan pergantian musim. Dalam primbon Jawa, perhitungan tanggal dan musim dikenal dengan pranata mangsa.Â
Wujud pranata mangsa berupa kalender yang menampilkan 12 bulan musim. Namun bukan sekadar hari dan tanggal, pranata mangsa juga memuat penjelasan detail tentang musim yang terjadi di bulan tersebut. Â
Orang Jawa dahulu menggunakan pranata mangsa untuk melihat kapan waktu tanam yang baik bagi petani, waktu melaut bagi nelayan. Selain itu, pranata mangsa juga bisa jadi pertanda musim yang tidak baik dan membawa bencana sehingga harus harus lebih waspada.
Itulah di antaranya penjelasan tentang apa itu primbon Jawa. Semoga bermanfaat dan bisa menjawab rasa penasaran kalian selama ini. Gimana, apakah kalian termasuk yang percaya dengan primbon Jawa?
Â