Kapanlagi.com - Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, baru-baru ini mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan publik dengan meminta maaf terkait dugaan kasus korupsi yang melibatkan perusahaan energi raksasa ini. Kasus yang mencuat diduga merugikan negara hingga Rp193,7 triliun, berkaitan dengan tata kelola minyak mentah dan produk kilang Pertamina dari tahun 2018 hingga 2023. Permintaan maaf ini disampaikan pada 3 Maret 2025, di mana Simon menegaskan komitmen Pertamina untuk aktif dalam penyelesaian kasus serta meningkatkan transparansi dan akuntabilitas perusahaan.
Simon, yang lahir di Kamasi, Tomohon, Sulawesi Utara pada 3 Oktober 1979, adalah sosok yang tak asing di dunia industri. Ia merupakan alumni SMA Taruna Nusantara dan Institut Teknologi Bandung (ITB), dengan gelar sarjana Teknik Kelautan dan MBA dari Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB. Kariernya dimulai sebagai engineer di sektor hulu minyak dan gas di CNOOC, sebelum menjabat sebagai Komisaris Utama dan Independen di Pertamina. Ia resmi dilantik sebagai Direktur Utama pada 4 November 2024.
Dugaan korupsi ini mencuat terkait pengkondisian dalam Rapat Optimasi Hilir (OH), yang diduga bertujuan untuk menurunkan produksi kilang dalam negeri, sehingga meningkatkan ketergantungan pada impor bahan bakar minyak (BBM). Meski demikian, Pertamina telah melakukan pengujian terhadap 75 sampel BBM dan hasilnya menunjukkan bahwa kualitas produk mereka memenuhi standar yang ditetapkan. Permintaan maaf Simon merupakan respons atas kekhawatiran publik dan komitmen Pertamina untuk perbaikan tata kelola perusahaan. Berikut informasi selengkapnya, dirangkum Kapanlagi.com, Selasa (4/3).
1 dari 5 halaman