Apakah Pahala Mendengarkan dan Membaca Al-Qur'an Setara? Simak Penjelasan Menarik dari Buya Yahya!

Penulis: M Rizal Ahba Ohorella

Diterbitkan:

Apakah Pahala Mendengarkan dan Membaca Al-Qur'an Setara? Simak Penjelasan Menarik dari Buya Yahya!
Ilustrasi berdoa (credit: liputan6.com)

Kapanlagi.com - Al-Qur'an, kitab suci yang diwahyukan kepada umat Islam, memiliki momen istimewa saat diturunkan pada bulan Ramadhan. Proses penurunan Al-Qur'an dimulai dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah pada malam Lailatul Qadar, dan kemudian disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW pada tanggal 17 Ramadhan. Sebagai pedoman hidup, Al-Qur'an berperan penting dalam membimbing umat Islam menuju keselamatan di dunia dan akhirat.

Bagi setiap muslim, menjadikan Al-Qur'an sebagai rujukan dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, adalah suatu keharusan. Ia bukan hanya sekadar kitab suci, tetapi juga sumber inspirasi yang harus dibaca dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Rasulullah SAW pun menekankan pentingnya membaca Al-Qur'an sebagai salah satu bentuk ibadah.

Membaca Al-Qur'an memiliki beragam keutamaan, salah satunya adalah menjadi syafaat bagi pembacanya di hari kiamat. Abu Umamah Al Bahily radhiyallahu 'anhu meriwayatkan, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Bacalah Al-Qur'an, karena sesungguhnya ia akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat kepada orang yang membacanya.'" (HR. Muslim).

Selain membaca, banyak muslim yang menikmati lantunan ayat-ayat suci Al-Qur'an melalui berbagai platform. Namun, muncul pertanyaan menarik: apakah pahala mendengarkan Al-Qur'an setara dengan membaca? Untuk menjawabnya, simak penjelasan dari Pengasuh LPD Al Bahjah, KH Yahya Zainul Ma'arif, alias Buya Yahya.

1. Penjelasan Buya Yahya

Buya Yahya menjelaskan dengan penuh semangat bahwa Al-Qur'an bukan hanya sekadar teks yang bisa dibaca, tetapi juga sebuah pengalaman yang dapat dirasakan melalui telinga, lisan, dan mata.

Setiap cara berinteraksi dengan kitab suci ini, baik itu membaca dengan mata, melafalkan dengan lisan, atau mendengarkan, akan mendatangkan pahala yang berbeda.

"Meskipun Anda hanya membaca Al-Qur'an dengan mata tanpa melafalkannya, pahala tetap mengalir. Begitu pula jika Anda mendengar ayat-ayatnya, tanpa melihat atau mengucapkannya, pahala tetap ada," ungkapnya dalam sebuah sesi di YouTube Al Bahjah TV.

Namun, Buya Yahya menekankan bahwa pahala yang diperoleh dari membaca dengan melibatkan semua indra lisan, telinga, dan mata akan jauh lebih besar dibandingkan hanya mendengarkan.

"Jadi, meski mendengar Al-Qur'an di YouTube memang mendapatkan pahala, tapi itu tidak sebanding dengan membaca secara langsung," tegasnya, mengingatkan kita akan keutamaan membaca Al-Qur'an dengan penuh kesadaran.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Tetap Harus Menggunakan Adab meski Mendengar Al-Qur'an

Buya Yahya mengingatkan kita untuk selalu menjaga adab saat mendengarkan ayat-ayat suci Al-Qur'an, meskipun melalui rekaman.

"Mendengar kalimat Al-Qur'an dari rekaman tetaplah mendengarkan wahyu Allah, jadi kita tidak boleh merendahkannya," tegasnya.

Ia menekankan pentingnya sikap hormat terhadap kalamullah, bahkan ketika kita menikmati bacaan Al-Qur'an di media sosial. "Saat memutar Al-Qur'an di YouTube atau melalui kaset, mari kita tingkatkan adab kita.

Mungkin dengan mengubah posisi duduk atau menandai perbedaan antara ucapan manusia dan kalamullah," ungkap Pengasuh LPD Al Bahjah ini. Wallahu a'lam.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/rao)