Arti Dejavu dengan Penjelasan Secara Logis, Bukan Hal Mistis

Diperbarui: Diterbitkan:

Arti Dejavu dengan Penjelasan Secara Logis, Bukan Hal Mistis
Arti dejavu (Credit: Pixabay)

Kapanlagi.com - Apa kalian pernah mendengar seorang teman yang tiba-tiba mengatakan bahwa dirinya sedang dejavu saat sedang nongkrong bersama? Atau mungkin kalian sendiri pernah mengalaminya? Ya, perasaan "seolah-olah pernah" itu membuat orang penasaran dengan arti dejavu.

Sensasi bahwa kalian pernah mengalami situasi tertentu, tapi tak bisa mengingatnya itu sebenarnya merupakan hal normal. Namun karena orang sulit menemukan penjelasan tentang arti dejavu, fenomena ini pun sering dikaitkan tentang hal mistis dan peristiwa yang mungkin terjadi di kehidupan sebelumnya.

Meski begitu, sebenarnya terdapat penjelasan mengenai arti dejavu melalui berbagi teori yang logis, lho, KLovers. Kalian bisa menyimak penjelasan tersebut dalam informasi berikut ini.

 

1. Arti Dejavu Secara Logis

Arti dejavu adalah perasaan pernah mengalami situasi yang sedang dialami pada saat itu, padahal itu merupakan momen pertama. Perasaan tersebut membuat kalian seoalah-olah sudah pernah mengalaminya di masa lalu dengan kondisi yang sama persis. Biasanya, dejavu berlangsung selama 10 hingga 30 detik dan bisa terjadi lebih dari satu kali.

Melansir informasi dari laman Hellosehat, istilah dejavu dicetuskan pada tahun 1876 oleh Emile Boirac, seorang filosofis dan ilmuwan asal Perancis. Istilah ini juga berasal dari bahasa Perancis yang berarti "sudah pernah melihat". Beberapa filsuf dan ilmuwan pun berusaha menjelaskan fenomena dejavu.

Sigmund Freud, pencetus aliran psikoanalisis dalam bidang ilmu psikologi berpendapat bahwa dejavu berhubungan dengan keinginan yang terpendam. Selanjutnya, menurut Carl Jung, fenomena ini berhubungan dengan alam bawah sadar.

Namun, dejavu juga sering dikaitkan dengan hal mistis karena dialami secara sekilas dan tak terduga. Hal tersebut membuatnya sulit untuk diteliti. Penjelasan mengenai dejavu pun akhirnya berkutat pada hal mistis yang mungkin terjadi di sekitar orang yang mengalaminya. Padahal, fenomena dejavu kini sudah bisa dijelaskan secara logis.

 

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Penyebab Dejavu

Setelah mengetahui arti dejavu, mungkin kini kalian penasaran dengan penyebabnya. Melansir informasi dari laman National Geographic Indonesia, ada ilmuwan yang melakukan penelitian selama bertahun-tahun untuk menjelaskan fenomena ini. Penelitian tersebut dilakukan oleh Akira O'Connor dan rekan-rekannya di University of St Andrews, Inggris.

Pada penelitian yang berusaha menimbulkan sensasi dejavu dengan menanamkan memori palsu itu, O'Connor dan tim berhasil menemukan penjelasan. Pada awalnya, peneliti mengira bahwa area otak yang terlibat dengan pengelolaan memori, seperti hipokampus akan aktif selama fenomena ini, tapi ternyata tidak. Mereka justru menemukan lobus frontal, area otak yang terlibat dalam pengambil keputusan menjadi lebih aktif.

Hal tersebut menunjukkan bahwa dejavu merupakan tanda bahwa sistem pengecek memori pada otak bekerja dengan baik. Hal tersebut cocok dengan apa yang disebut efek usia pada memori, sebab dejavu lebih umum terjadi pada orang-orang berusia muda dan jarang terjadi pada orang berusia tua karena memori mulai mengalami penurunan.

Melansir informasi dari Hellosehat, orang-orang yang lebih muda memang bisa lebih sering mengalami dejavu. Biasanya, fenomena dejavu akan berkurang setelah seseorang berusia 25 tahun.

 

3. Teori Dejavu, Bukan Hal Mistis

Menelusuri hal yang masih sulit dijelaskan, seperti arti dejavu serta penyebabnya merupakan hal menyenangkan bagi beberapa orang. Sayangnya, sekali lagi, penelitian mengenai dejavu memang tak mudah dilakukan. Meski begitu, ada beberapa teori yang bisa menjelaskan arti dejavu dan penyebabnya secara logis. Kalian bisa mengetahuinya dengan menyimak informasi berikut ini.

- Temporal lobe seizure

Dejavu memang dikatakan sebagai fenomena yang normal, tapi hal ini juga sering dialami oleh orang yang mengidap epilepsi sebelum kejang atau biasa disebut temporal lobe seizure. Penyebabnya terkadang tak diketahui, tapi trauma pada otak, infeksi, stroke, tumor otak, hingga faktor genetik dapat menyebabkan temporal lobe seizure.

Saat mengalaminya, orang tersebut mungkin mengalami penurunan kemampuan untuk merespons lingkungan sekitar hingga melakukan aktivitas yang sama berulang-ulang seperti mendecakkan lidah atau menggerakkan jari-jari tangan secara tidak wajar. Sebelum serangan tersebut datang, biasanya akan merasakan takut tanpa sebab, halusinasi, dan dejavu.

- Teori slip perception

Menurut teori slip perception, dejavu bisa terjadi saat kalian melihat hal yang sama tapi di waktu berbeda. Misalnya, saat kalian melihat suatu objek secara sekilas di satu waktu dan melihat objek tersebut di waktu lain secara detail.

Pada saat itu, otak bisa mengingat memori yang telah disimpan sebelumnya dan membuat kalian seolah merasa bahwa pernah mengalami melihat objek sebelumnya. Padahal kalian memang pernah melihatnya, tapi hanya sekilas.

- Malfungsi sirkuit otak

Teori ini menjelaskan bahwa dejavu bisa disebabkan oleh malfungsi antara long term circuits dan short term circuits dalam otak. Ketika otak berusaha mencerna keadaan sekitar, informasi bisa langsung dikirim ke bagian otak yang menampung memori jangka panjang.

Hal tersebut berpeluang membuat kalian mengalami dejavu atau seolah merasakan situasi yang pernah dialami di masa lalu.

- Teori memory recall

Menurut penelitian yang dilakukan oleh profesor psikologi asal Colorado University bernama Anne Cleary, dejavu berkaitan dengan cara kalian memproses dan menyimpan ingatan. Dejavu terjedai sebagai respons terhadap suatu peristiwa yang persis di masa lalu, tapi tak mengingatnya.

Peristiwa tersebut sebenarnya memang sudah kalian alami, tapi saat dihadapkan kembali pada peristiwa yang sama, kalian tak tahu kejelasan kapan momen itu pernah terjadi.

- Kerja rhinal cortex

Pada otak terdapat bagian yang disebut rhinal cortex. Bagian tersebut berfungsi untuk mendeteksi rasa familier. Bagian itu bisa saja aktif tanpa memicu kerja bagian otak yang berfungsi sebagai memori. Oleh karena itu saat mengalami dejavu kalian tak bisa mengingat secara persis pengalaman yang sama di masa lalu.

Nah, KLovers, itulah penjelasan mengenai arti dejavu beserta teori-teori yang bisa menjadi acuan secara logis.

 

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

Rekomendasi
Trending