Bolehkah Imsak Menyantap Makanan? Temukan Jawabannya di Sini!

Kapanlagi.com - Setiap bulan Ramadan, istilah "imsak" selalu menjadi sorotan di kalangan umat Muslim. Banyak yang menganggap imsak sebagai sinyal berakhirnya waktu sahur dan dimulainya ibadah puasa. Namun, benarkah setelah imsak kita dilarang untuk makan dan minum? Kebingungan ini kerap muncul, terutama di Indonesia, di mana imsak biasanya dikumandangkan beberapa menit sebelum adzan subuh.

Ada yang langsung menghentikan sahur begitu mendengar imsak, sementara yang lain memilih untuk terus makan hingga adzan subuh berkumandang. Situasi ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai kapan sebenarnya batas akhir sahur yang sah.

Para ulama memiliki beragam pandangan mengenai imsak dan batas waktu sahur. Berdasarkan dalil-dalil dari Al-Qur'an dan hadis, terdapat penjelasan yang mendetail mengenai kapan waktu puasa sebenarnya dimulai. Mari kita telusuri lebih dalam tentang hukum makan setelah imsak dan tujuan di balik penetapan waktu imsak ini!

1. 1. Apa Itu Imsak dan Bagaimana Asal-usulnya?

Imsak, yang berasal dari kata "al-imsak" yang berarti menahan diri, menjadi istilah penting dalam konteks puasa, menandai saat ketika umat Muslim disarankan untuk mulai menahan diri dari makan dan minum sebelum subuh. Menurut Agus Supriadi, Lc., M.H.I, dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Malang, istilah ini mulai dikenal luas sejak era Turki Usmani dan Mesir pada tahun 1400-an.

"Waktu imsak biasanya dimanfaatkan untuk membersihkan diri dari sisa-sisa makanan setelah sahur, baik dengan berkumur atau menyikat gigi," ungkapnya dalam wawancara yang dikutip dari malangkota.go.id.

Di Indonesia, Kementerian Agama menetapkan waktu imsak sebagai pengingat bagi umat Muslim untuk bersiap berpuasa, yang biasanya jatuh sekitar 10-15 menit sebelum adzan subuh. Namun, muncul pertanyaan: apakah imsak berarti kita sudah tidak boleh makan dan minum lagi?

(Setelah 8 tahun menikah, Raisa dan Hamish Daud resmi cerai.)

2. 2. Dalil Al-Qur'an dan Hadis tentang Batas Akhir Sahur

Al-Qur'an dengan tegas menggarisbawahi batas akhir sahur dalam Surah Al-Baqarah ayat 187, yang menyatakan, "Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar." (QS. Al-Baqarah: 187).

Ayat ini menegaskan bahwa kita masih diperbolehkan menikmati hidangan sahur hingga tiba waktu fajar. Hal ini diperkuat oleh hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, di mana beliau bersabda, "Bilal biasa mengumandangkan adzan di malam hari. Makan dan minumlah sampai kalian mendengar adzan Ibnu Ummi Maktum."

Dari sini, jelas bahwa waktu puasa dimulai tepat saat adzan subuh berkumandang, bukan saat imsak, memberikan kita kesempatan berharga untuk menyantap sahur hingga detik-detik terakhir.

3. 3. Pandangan Ulama: Imsak untuk Kehati-hatian, Bukan Larangan

Para ulama sepakat bahwa imsak bukanlah batasan wajib untuk berhenti makan, melainkan lebih sebagai langkah bijak agar kita tidak terjebak dalam kebablasan hingga waktu subuh tiba. Syaikh 'Abdul Aziz bin Baz, mantan ketua Komisi Fatwa Arab Saudi, menegaskan bahwa tidak ada dalil yang mengharuskan kita berhenti makan 15 menit sebelum subuh.

"Yang lebih sesuai dengan ajaran adalah menahan diri dari makan dan minum saat fajar mulai terbit," ujarnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Imam Al-Mawardi dalam kitab Iqna', di mana ia menekankan bahwa meskipun berimsak sedikit lebih awal sebelum terbitnya fajar dapat membuat puasa kita lebih sempurna, hal itu bukanlah sebuah kewajiban.

4. 4. Apakah Makan Setelah Imsak Membatalkan Puasa?

Menurut penjelasan para ulama dan dalil yang ada, makan setelah imsak tidak membatalkan puasa, selagi adzan subuh belum berkumandang. Artinya, seseorang masih dapat menyelesaikan sahurnya hingga suara adzan terdengar. Hal ini sejalan dengan hadis Rasulullah SAW yang menyatakan, "Jika salah seorang di antara kalian mendengar adzan sedangkan sendok terakhir masih ada di tangannya, maka janganlah dia meletakkan sendok tersebut hingga dia menyelesaikannya." (HR. Abu Daud, Hasan Shahih).

Hadis ini menegaskan bahwa jika adzan berkumandang saat seseorang masih makan, ia diperbolehkan untuk menyelesaikan suapannya. Namun, Imam Nawawi rahimahullah dalam Al Majmu' menegaskan bahwa jika fajar terbit dan masih ada makanan di mulut, sebaiknya dimuntahkan, dan puasa tetap sah.

Namun, jika ia tetap menelannya dengan keyakinan bahwa fajar telah tiba, maka puasanya dianggap batal.

5. 5.Imsak Bukan Tanda Dimulainya Puasa

Dari beragam pandangan ulama, terungkap bahwa imsak bukanlah titik akhir sahur, melainkan sebuah pengingat untuk lebih waspada sebelum waktu subuh tiba. Jadi, bagi yang masih menikmati makanan saat imsak, tidak perlu cemas! Anda tetap diperbolehkan untuk makan dan minum hingga adzan subuh berkumandang. Namun, demi menjaga kehati-hatian, ada baiknya jika Anda mulai bersiap-siap untuk menghentikan santapan beberapa saat sebelum subuh.

6. Sahur

Sahur, momen yang dinantikan saat Ramadan, ternyata bisa berlangsung hingga adzan subuh berkumandang, jadi jangan khawatir jika masih ingin menikmati makanan setelah waktu imsak. Imsak sendiri bukanlah batasan ketat, melainkan sebuah pengingat yang diciptakan agar kita tidak terlambat dalam menyantap sahur.

Konsep ini berasal dari tradisi zaman Turki Usmani dan Mesir, yang mengedepankan kehati-hatian sebelum memasuki waktu puasa. Jadi, nikmati sahurmu dengan tenang, dan pastikan untuk mendengarkan adzan subuh sebagai tanda bahwa puasa telah dimulai!

(Di usia pernikahan 29 tahun, Atalia Praratya gugat cerai Ridwan Kamil.)

(kpl/frr)

Rekomendasi
Trending