Diperbarui: Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Selain kanker, ada satu penyakit lain yang juga tak kalah mematikan dan sudah memakan banyak korban, yakni penyakit jantung koroner. Saking bahayanya, publik pun kerap merasa was-was dan mulai mencari informasi guna mencegah atau menyembukhan penyakit ini.
Ketakutan itu memang bukan tanpa alasan. Peneliti di Amerika, tepatnya Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebut bahwa satu dari empat orang dewasa meninggal karena penyakit jantung. Pun begitu di Indonesia, di mana Hasil Riset Kesehatan Dasar (Diskesdas) 2018 menunjukkan peningkatan pada angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah termasuk hipertensi jika dibandingkan dengan pada tahun sebelumnya.
Advertisement
Sebelum bicara mengenai pencegahan, ada baiknya kita kenali dulu apa itu penyakit jantung koroner. Adalah sebuah kondisi di mana pembuluh darah koroner mengalami penyempitan, sehingga pasokan darah ke jantung berkurang. Pembuluh darah koroner adalah pembuluh darah yang berisi oksigen dan nutrisi untuk otot-otot jantung itu sendiri.
Pembuluh koroner dapat menyempit dan tersumbat apabila terdapat tumpukan lemak yang membentuk plak di dalam rongga pembuluh darah. Seiring waktu, plak tersebut bisa bertambah besar dan menutup laju peredaran darah. Sebagai akibatnya, otot jantung tidak akan mendapatkan pasokan darah yang memadai sehingga fungsi jantung akan mengalami kerusakan.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Penyakit jantung koroner bisa menyerang siapa saja. Namun dari hasil penelitian, ada beberapa kelompok orang yang lebih rentan mengalami kondisi tersebut. Hal ini ditentukan oleh sejumlah faktor risiko:
- Usia tua. Semakin bertambah usia, semakin tinggi risiko mengalami penyakit jantung koroner.
- Jenis kelamin. Di usia muda, pria lebih berisiko mengalami penyakit jantung koroner dibandingkan wanita. Risiko wanita terhadap penyakit tersebut akan meningkat ketika memasuki usia menopause.
- Riwayat keluarga. Adanya sejarah serangan jantung atau kematian akibat penyakit jantung dalam keluarga akan menambah risiko terjadinya penyakit tersebut pada anggota keluarga terkait.
- Merokok. Rokok dapat merusak dinding pembuluh darah koroner, sehingga membuatnya rentan mengalami plak.
- Kolesterol tinggi. Kolesterol yang tinggi, terutama LDL, akan menumpuk dalam tubuh termasuk di pembuluh darah. Kondisi ini adalah awal mula terbentuknya plak yang berujung pada penyakit jantung koroner atau serangan jantung.
- Tekanan darah tinggi. Orang yang mengalami tekanan darah tinggi juga berisiko mengalami penyakit jantung koroner karena otot jantung yang mengalami perubahan jangka panjang.
- Penyakit gula (diabetes). Tingginya gula darah pada penderita diabetes akan menyebabkan kerusakan pembuluh darah sehingga plak lebih mudah terbentuk.
- Malas gerak. Mereka yang lebih banyak duduk dibandingkan bergerak atau jarang melakukan olahraga lebih berisiko untuk mengalami penyakit jantung koroner.
- Berat badan berlebih. Kegemukan atau obesitas meningkatkan risiko mengalami kolesterol tinggi yang berakibat pada penyakit jantung koroner.
Advertisement
Nah, jika kalian masuk dalam faktor di atas, ada baiknya waspada terhadap gejala-gejala yang ditimbulkan oleh penyakit jantung koroner, seperti salah satunya nyeri dada atau angina. Dilansir dari Klikdokter.com, nyeri dada akibat penyakit jantung koroner cukup khas, yakni dirasakan di sebelah kiri dan sifatnya seperti tertimpa benda berat atau terbakar. Nyeri dada dapat menjalar ke rahang bawah atau ke lengan kiri.
Keluhan nyeri pada nyeri dada umumnya disertai mual, muntah, keringat dingin, sesak napas dan badan lemas. Bila mengalami gejala tersebut, Anda harus segera ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapat pertolongan.
Ilustrasi: Liputan6
Cara mengobati penyakit jantung koroner dilakukan dengan melakukan beberapa aspek, yaitu:
- Perubahan gaya hidup
Mengubah gaya hidup lama menjadi lebih sehat dapat menurunkan risiko terjadinya perburukan pada mereka yang sudah mengalami penyaki jantung koroner.
Perubahan ini meliputi banyak aspek. Mulai dari rutin melakukan aktivitas fisik setidaknya 30 menit sehari sebanyak 3–5 kali seminggu, pola makan tinggi serat dan rendah lemak jenuh, mengontrol berat badan agar tetap di rentang ideal, berhenti merokok serta menjauhi alkohol.
- Konsumsi obat dari dokter
Cara lain untuk mengobati penyakit jantung koroner adalah dengan mengonsumsi obat yang diberikan oleh dokter. Beberapa golongan obat yang dimaksud, misalnya penyekat beta (beta blocker) untuk menurunkan tekanan darah, golongan ACE-inhibitor untuk menurunkan tekanan darah dan memperlambat progresivitas penyakit, golongan nitrat sebagai penanganan awal dan segera saat nyeri dada terjadi, dan obat-obatan penurun kolesterol.
Seluruh obat tersebut wajib didapatkan dan dikonsumsi dengan resep dokter. Itu karena dosis serta aturan minumnya harus berdasarkan pertimbangan dokter mengenai kondisi pasien.
- Operasi
Apabila pasien mengalami komplikasi seperti serangan jantung, banyak sumbatan di pembuluh darah hingga menutup total, atau terjadi penurunan fungsi pompa jantung yang cukup signifikan, maka dokter mungkin akan menyarankan untuk dilakukan tindakan operasi kateter jantung dan bypass pembuluh arteri jantung.
Tindakan tersebut bertujuan untuk membuka kembali sumbatan pembuluh darah koroner. Hal-hal tersebut di atas adalah metode yang selama ini dilakukan sebagai cara mengobati penyakit jantung koroner. Penyakit ini mungkin tidak dapat sembuh total, tetapi gejalanya dapat dikontrol dan komplikasinya dapat dicegah. Karenanya, lakukan deteksi dini dan segera berobat ke dokter jika mengalami gejala-gejala yang berkaitan dengan penyakit jantung koroner. Jangan tunda, karena nyawa Anda yang jadi taruhannya.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/gtr)
Advertisement
SM Entertainment Perkenalkan Trainee ke-11, Bernama Hamin yang Punya Paras Rupawan
Potret Bahagia Momen Ulang Tahun Jennifer Bachdim ke-38, Dapat Surprise dari Keluarga
Sederhana Tapi Elegan, Intip 7 Inspirasi Dekorasi Rumah untuk Acara Tunangan
Penampakan Kebun Karet Milik Jirayut, Punya Luas Nyaris 1 Hektar
Pemotretan Terbaru Pevita Pearce dan Suami, Keren dengan Konsep Monokrom