Dapatkan 2 Medali Emas di Asian Para Games 2018, Atlet Ini Diguyur Bonus 3 Miliar!
Sapto Yogo Purnomo © Liputan 6
Kapanlagi.com - Asian Para Games 2018 mencatatkan rekor baru bagi Sapto Yogo Purnomo. Tak tanggung-tanggung, atlet atletik tersebut berhasil meraih 2 medali emas sekaligus!
Dilansir Liputan 6, emas pertama didapat dari nomor 200 m T37 putra. Lalu, Sapto melengkapinya dengan emas di nomor 100 m T37 putra, Selasa (9/10/2018). Tentu saja bonus yang akan didapatkan olehnya juga 2 kali lipat.
Sapto berhasil mengalahkan sprinter asal Iran, Davoudali Ghasemi (11,97 detik) dan pelari Arab Saudi, Ali Alnakhli (12,01 detik). Bahkan, dirinya juga memecahkan rekor Asia yang sebelumnya dibukukan Yongbin Lian (11,51) di Paralimpiade 2012.
Advertisement
1. Dapat 3 Miliar
Karena meraih 2 medali emas, Sapto akan mendapatkan bonus 3 miliar dari pemerintah. Bonus sebesar Rp 1,5 miliar per satu medali emas memang disediakan untuk membuat para atlet semakin semangat.
Meski mendapatkan uang yang cukup banyak, Sapto nyatanya masih belum tahu akan diapakan uang tersebut. Dirinya mengaku ingin membuka bengkel dari uang hadiah tersebut.
"Belum tahu saya buat apa. Untuk bengkel, saya usahakan langsung jadi. Kalau bikin dealer berat. Soal dikasih orangtua, saya juga tidak tahu buat apa. Terpenting saya akan memberikannya," kata Sapto usai pengalungan medali.
(Setelah 8 tahun menikah, Raisa dan Hamish Daud resmi cerai.)
2. Event Akbar Disabilitas
Rupanya ajang Asian Para Games 2018 sangat menginspirasi bagi pria bernama Risal Anssor ini. Bahkan demi ajang tersebut, dirinya rela menempuh perjalanan sejauh 2.500 kilometer!
Dirinya pergi dari Ternate menuju Jakarta untuk melihat langsung gelaran Asian Para Games 2018. Datangnya Rissal bertujuan untuk terus belajar dari Asian Para Games 2018.
"Ini event akbar untuk disabilitas, amat disayangkan untuk dilewatkan. Saya datang ke sini untuk mempelajari penyelenggaraan Asian Para Games. Sehingga nanti ilmunya bisa memperbaiki kualitas penyelenggaraan olahraga teman-teman disabilitas di Kota Ternate Provinsi Maluku Utara," ujarnya dilansir Liputan 6.
3. Jujur Akui Jakarta Dulu Bukan Kota Ramah Difabel
Dirinya pun tak pernah berhenti, pergi dari satu venue ke venue lainnya. Sorot matanya mengamati setiap gerik dalam permainan. Tak lupa sesekali merekam pertandingan atau fasilitas yang ada di venue.
Dirinya pun jujur mengatakan jika Jakarta dahulu bukanlah kota yang nyaman bagi difabel. Namun seiring perkembangan kota, Jakarta kini memiliki banyak fasilitas untuk para difabel.
"Dulu Jakarta masih jauh dari kata nyaman untuk kami. Namun seiring berjalannya waktu, kota ini mulai berbenah. Sekarang saya tak lagi kesulitan untuk menggunakan moda transportasi. Bahkan venue-venue juga sudah makin lengkap dan memadai," tutupnya.
(Di usia pernikahan 29 tahun, Atalia Praratya gugat cerai Ridwan Kamil.)
(kpl/lip/frs)
Advertisement
-
Teen - Lifestyle Gadget Smartwatch Kece Buat Gen Z yang Stylish, Fungsional, dan Nggak Bikin Kantong Kaget
