Ilmuwan Sukses Kembangkan Wolly Mammoth, Tikus Berbulu Tebal Hasil Rekayasa Genetika

Ilmuwan Sukses Kembangkan Wolly Mammoth, Tikus Berbulu Tebal Hasil Rekayasa Genetika
Ilustrasi tikus (credit: unsplash)

Kapanlagi.com - Para ilmuwan dari Colossal Biosciences telah menorehkan prestasi gemilang dalam dunia sains dengan menciptakan tikus berbulu tebal yang menakjubkan! Tikus ini memiliki bulu mirip mamut berbulu lebat yang pernah berkeliaran di zaman es. Pengumuman mengejutkan ini disampaikan pada 4 Maret 2025, menjadi titik awal yang signifikan dalam proyek ambisius mereka untuk menghidupkan kembali mamut berbulu (Mammuthus primigenius) pada tahun 2028.

Ben Lamm, pendiri dan CEO Colossal Biosciences, menjelaskan bahwa perjalanan luar biasa ini dimulai pada September 2024 dengan eksperimen pertama menggunakan tikus. "Kami sebenarnya baru memulai eksperimen ini pada tikus pada bulan September 2024," ungkapnya, dikutip dari livescience.com. Penelitian ini bertujuan untuk memodifikasi genetik tikus agar memiliki bulu tebal yang menjadi ciri khas mamut.

Keberhasilan menciptakan tikus berbulu tebal ini adalah langkah awal yang krusial dalam misi yang lebih besar untuk menghidupkan kembali mamut. Para ilmuwan berencana merekayasa sel-sel dari gajah Asia (Elephas maximus), yang merupakan kerabat terdekat mamut, untuk menghasilkan embrio hibrida gajah-mamut. Sebelum melangkah lebih jauh dengan eksperimen pada gajah, para peneliti merasa penting untuk menguji teknik rekayasa genetik ini pada tikus terlebih dahulu, mengingat waktu gestasi tikus yang lebih singkat dan kemudahan dalam perawatannya.

1. Tikus Woolly Sebagai Model Uji Coba

Proyek ambisius untuk "menghidupkan kembali" mamut kini memasuki tahap awal yang menarik, dengan eksperimen yang dilakukan pada tikus sebagai model uji coba. Colossal Biosciences memilih tikus karena masa kehamilan mereka yang singkat, hanya 20 hari, dibandingkan dengan gajah yang memerlukan waktu hingga 22 bulan. Keputusan ini memungkinkan para ilmuwan mempercepat penelitian, dan mereka berhasil menciptakan tikus woolly pertama dalam waktu hanya enam bulan!

Beth Shapiro, ahli biologi evolusi dan kepala ilmuwan di Colossal, menjelaskan, "Model tikus sangat berguna dalam kasus ini, karena tidak seperti gajah [yang masa kehamilannya berlangsung sekitar 22 bulan], tikus memiliki masa kehamilan 20 hari."

Pengujian pada tikus woolly ini juga bertujuan untuk menilai kelayakan teknik rekayasa genetik yang lebih kompleks yang akan digunakan pada gajah di masa mendatang. Melalui eksperimen pada tikus, para ilmuwan berharap dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai genetik yang diperlukan untuk menciptakan mamut berbulu.

(Update terbaru Ammar Zoni, bakal dipindah dari Nusakambangan ke Jakarta.)

2. Proses Rekayasa Genetik

Para ilmuwan dari Colossal Biosciences telah melakukan terobosan mengejutkan dengan memodifikasi genetik tikus, mengubah tujuh gen yang berkaitan dengan tekstur, panjang, dan warna bulu. Alih-alih langsung menyisipkan gen mammoth, mereka cerdik mencari varian genetik tikus yang memiliki fungsi serupa, sehingga berhasil menciptakan tikus berbulu panjang dan bergelombang, mirip mamut berbulu.

Salah satu langkah revolusioner adalah menonaktifkan gen FGF-5 yang mengatur panjang rambut, menghasilkan bulu yang tiga kali lebih panjang dari tikus biasa. Selain itu, modifikasi pada gen TGF alpha dan KRT27 menambah gelombang pada bulu, semakin menonjolkan kemiripan dengan mamut.

Vincent Lynch, ahli biologi evolusi dari University at Buffalo, menyebut eksperimen ini sebagai "bukti konsep" yang menunjukkan potensi pengeditan gen dalam satu organisme. "Penelitian ini membuktikan bahwa kita bisa menggabungkan berbagai mutasi dalam satu tikus dan membuat bulunya tampak seperti bulu mammoth," ungkapnya.

3. Modifikasi Metabolisme Lemak

Tim Colossal tidak hanya fokus pada modifikasi genetik yang berkaitan dengan bulu mamut, tetapi juga berambisi untuk meniru salah satu ciri khas lainnya: lapisan lemak tebal yang menjadi pelindung mamut dari suhu ekstrem. Dengan lapisan lemak di bawah kulitnya, mamut mampu bertahan hidup di tengah dinginnya iklim. Untuk mencapai tujuan ini, para ilmuwan tengah berusaha memodifikasi genetik tikus agar memiliki metabolisme lemak yang lebih mirip dengan mamut.

Namun, dampak dari perubahan ini masih menyisakan banyak pertanyaan. Para peneliti berharap tikus yang telah dimodifikasi ini akan menunjukkan variasi dalam jumlah lemak tubuh mereka. Sayangnya, perbedaan fisik yang terlihat sejauh ini masih terlalu kecil untuk diamati dengan jelas.

Langkah selanjutnya adalah menguji kemampuan tikus woolly ini dalam menghadapi suhu dingin, untuk melihat apakah mereka lebih tahan dibandingkan tikus biasa. Lamm menegaskan, "Kami sudah berhasil melakukan modifikasi genetik, sekarang saatnya menguji seberapa besar pengaruhnya terhadap ketahanan mereka terhadap suhu dingin.

4. Proyek Kebangkitan Mamut Masih Jauh dari Selesai

Meskipun keberhasilan menciptakan tikus berbulu lebat menjadi pencapaian yang mengesankan, perjalanan untuk membangkitkan mamut masih dipenuhi tantangan. Salah satu rintangan terbesar adalah penerapan teknik rekayasa genetik pada gajah, yang memiliki rambut jauh lebih sedikit dibandingkan mamalia lainnya.

Vincent Lynch menjelaskan, meskipun mutasi ini berhasil diterapkan pada tikus, tantangan yang lebih besar akan muncul ketika mencoba menerapkannya pada gajah. "Gajah memiliki rambut, tapi jauh lebih sedikit dibandingkan mamalia lain. Bahkan jika mutasi ini berhasil diterapkan pada gajah Asia, rambutnya tetap akan sangat jarang," kata Lynch.

Untuk mencapai tujuan ambisius ini, tim peneliti harus mencari cara untuk meningkatkan kepadatan rambut gajah, yang mungkin melibatkan pengeditan gen pengatur folikel rambut. Selain itu, mereka juga mempertimbangkan penggunaan teknologi sel punca untuk merekayasa kulit gajah agar dapat mendukung pertumbuhan rambut yang lebih lebat.

5. FAQ

1. Apa tujuan utama dari eksperimen tikus woolly ini?

Tujuan utama eksperimen ini adalah untuk menguji teknik rekayasa genetik yang akan digunakan untuk menghidupkan kembali mamut berbulu. Tikus woolly menjadi model uji coba sebelum teknologi ini diterapkan pada gajah.

2. Apa yang membedakan tikus woolly dengan tikus biasa?

Tikus woolly memiliki bulu yang lebih panjang, bergelombang, dan lebih tebal dibandingkan tikus laboratorium biasa, hasil dari modifikasi genetik yang diterapkan pada tubuh mereka.

3. Bisakah tikus woolly bertahan hidup dalam suhu dingin seperti mamut?

Saat ini, pengujian untuk mengetahui seberapa baik tikus woolly dapat bertahan dalam suhu dingin masih berlangsung, karena efek dari perubahan genetik terkait toleransi dingin belum terlihat secara signifikan.

(Hari patah hati se-Indonesia, Amanda Zahra resmi menikah lagi.)

(kpl/rmt)

Rekomendasi
Trending