1. Lakukan Kampanye

Meskipun hanya sekedar fiktif belaka, namun jangan salah mereka juga menyertakan visi dan misinya juga. Bahkan kampanye pun juga dilakukan.

Berbeda dengan kebanyakan yang menyertakan #2019gantipresiden atau #2019TetapJokowi, namun Dildo punya cara lain, yakni #McQueenYaQueen, #Smackqueen #Missqueen. Hashtag tersebut bukanlah tagar berbahasa Inggris, namun dibaca ke dalam Bahasa Indonesia, yang berarti 'makin yakin', 'semakin miskin'.

Untuk bisa melaju seorang kandidat tentu memiliki partai yang mengusung. Tenang saja, Dildo juga punya partai pengusung juga. Bernama Partai Untuk Kebutuhan Iman, menjadi partai satu-satunya pengusung mereka.

"Walau hanya diusung dari satu partai, kami tetap yakin dan pesimis dapat memenangkan pemilu tahun ini. Yang menjadi harapan kami pada pemilu ke depannya adalah kami berharap adanya adu program yang jelas serta mencerdaskan dan membuka wawasan rakyat bukan adu pendapat yang setiap hari media goreng di dalam judul berita bak sinetron recehan, lalu menjadi konsumsi mayoritas rakyat yang berpendidikan tinggi setiap harinya. Di atas isu-isu sosial seperti agraria, HAM, dan lingkungan yang lebih layak diperdebatkan daripada politik entertainment," ungkap akun Instagram @nurhadi_aldo.

2. Visi Misi

Tak kalah menarik, mereka pun miliki visi misi yang ampuh. Ya, visi misi yang diberikan juga begitu kompleks. Hal tersebut seperti yang diunggah dalam postingan mereka.

Mulai dari Kesejahteraan Agraris, Angkat Petani Jadi PNS; Program Kesehatan Bagi Rakyat Miskin; Program Teknologi Maju Demi Kemajuan Daerah Tertinggal; Program Kesejahteraan Ekonomi Juara. Semua dilakukan untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Contohnya dalam program tertinggal ini, mereka pun menjelaskannya seperti ini. "Dalam menyambut revolusi industri 4.0, SDM Indonesia harus dibenahi. Namun jika seluruh manusia yang ada di kampung harus pergi ke Kota akan terjadi masalah pendudukan. Pasangan Nurhadi Aldo meluncurkan program penyetaraan kampung terbelakang dengan kota menggunakan teknologi yakni program Kampung Terbelakang Pandai Teknologi".

3. Di Balik Layar

Semua ini dilakukan oleh sekelompok pemuda yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Ya, mereka miliki rasa yang sama melihat politik yang terjadi kini. Adanya perasaan jenuh dengan adanya penyebaran hoaks tiap harinya, dan hawa panas menjelang pilihan Presiden mendatang.

Maka dari itu mereka berinisiatif untuk membuat ide ini agar pemilihan besok dapat berjalan tanpa adanya kampanye hitam. Kemudian munculkan Nurhadi - Aldi sebagai tokoh pasangan calon. Sekelompok pemuda ini langsung membuat berbagai akun media sosial dan menyebarluaskan.

Sosok Nurhadi sendiri adalah seorang tukang pijat yang bertempat tinggal di Kudus. Ia telah memberikan ijin penggunaan wajahnya sebagai paslon fiktif tersebut. Ya, beberapa waktu lalu ada yang telah mengabarinya dan meminta ijin padanya.

Ia sendiri telah mengijinkan asal tidak menyimpang dengan norma dan agama. Ia pun juga miliki pendapat yang sama terkait hawa panas di dunia politik kini. Sedangkan untuk Aldo Suparman atau Aldo, merupakan tokoh fiktif di media sosial.