Kemenkes Tetapkan 4 Jenis Kanker Prioritas di Indonesia, Apa Saja?

Penulis: Shani Ramadhan Rasyid

Diperbarui: Diterbitkan:

Kemenkes Tetapkan 4 Jenis Kanker Prioritas di Indonesia, Apa Saja?
Ilustrasi kanker

Kapanlagi.com - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah meluncurkan Rencana Aksi Nasional (RAN) yang ambisius untuk memerangi empat jenis kanker yang menjadi prioritas. Langkah ini diharapkan dapat menekan angka kasus baru, meningkatkan tingkat kesintasan (survival rate), serta meringankan beban biaya pengobatan yang terus melonjak setiap tahunnya.

Data terbaru menunjukkan bahwa kanker kini menduduki peringkat ketiga sebagai penyebab kematian di Indonesia, setelah stroke dan penyakit jantung. Setiap tahunnya, tercatat ada 408.661 kasus baru kanker dengan angka kematian mencapai 242.988 jiwa. Tak hanya itu, biaya pengobatan kanker yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan pada tahun 2023 telah mencapai Rp5,9 triliun, menjadikannya sebagai penyakit dengan pembiayaan tertinggi kedua setelah penyakit katastropik lainnya.

Dalam upaya penanganan ini, pemerintah memfokuskan perhatian pada empat jenis kanker: kanker leher rahim, kanker payudara, kanker paru, dan kanker usus. Rencana Aksi Nasional ini mencakup program deteksi dini, vaksinasi, serta peningkatan kualitas perawatan sebagai langkah utama. Mari kita dukung upaya ini demi kesehatan masyarakat yang lebih baik! Informasi selengkapnya dapat disimak dalam laporan Kapanlagi.com, Selasa (4/2).

1. Kanker Leher Rahim: Target Eliminasi dengan Vaksinasi dan Skrining

Indonesia tengah berkomitmen untuk mengatasi masalah serius kanker leher rahim (serviks), yang masih menjadi momok bagi kesehatan perempuan. Dengan langkah strategis melalui vaksinasi Human Papillomavirus (HPV) dan skrining dini menggunakan metode IVA serta tes DNA HPV, pemerintah menargetkan pada tahun 2030, 90% anak perempuan dan laki-laki berusia 15 tahun sudah mendapatkan vaksin HPV.

Tak hanya itu, 75% wanita berusia 30-69 tahun diharapkan menjalani skrining dengan tes berkualitas tinggi, dan 90% dari mereka yang terdiagnosis lesi pra-kanker akan mendapatkan perawatan yang sesuai standar. Dengan upaya ini, diharapkan kanker serviks dapat dihilangkan dalam beberapa dekade mendatang, sehingga angka kasus dan kematian akibat penyakit ini dapat menurun drastis.

"Dan 90 persen wanita yang teridentifikasi menderita lesi pra-kanker serviks dan kanker menerima pengobatan sesuai standar," ungkap Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, seperti dilansir ANTARA.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Kanker Payudara: Deteksi Dini untuk Meningkatkan Kesintasan

Kanker payudara masih menduduki peringkat teratas sebagai jenis kanker yang paling banyak dijumpai di Indonesia, dengan sebagian besar kasus baru terdeteksi dalam stadium lanjut. Menyikapi hal ini, Kementerian Kesehatan memperkuat program deteksi dini melalui metode SADARI (Periksa Payudara Sendiri), SADANIS (Pemeriksaan Payudara Klinis), dan pemeriksaan USG.

Dengan meningkatnya jumlah perempuan yang rutin melakukan pemeriksaan, diharapkan kanker payudara dapat terdeteksi lebih awal, memungkinkan pengobatan dilakukan sebelum kondisi memburuk.

Semakin cepat kanker ditemukan, semakin besar peluang pasien untuk bertahan hidup dan mendapatkan perawatan yang optimal. Selain itu, upaya edukasi mengenai pentingnya pemeriksaan rutin terus digalakkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan kanker payudara.

"Berdasarkan data BPJS tahun 2023, pengobatan kanker menjadi biaya kedua terbesar, mencapai Rp5,9 triliun," ungkapnya.

3. Kanker Paru: Fokus pada Skrining dan Pencegahan

Kanker paru menjadi momok menakutkan dengan angka kematian yang tinggi di Indonesia, terutama karena banyak pasien baru terdiagnosis ketika penyakit ini sudah mencapai stadium lanjut. Merokok dan paparan polusi udara, yang semakin meningkat di kota-kota besar, adalah dua faktor risiko utama yang harus diwaspadai.

Dalam upaya menanggulangi masalah ini, Kementerian Kesehatan kini gencar melakukan skrining kanker paru bagi kelompok berisiko tinggi, seperti perokok aktif dan pasif. Dengan deteksi dini, diharapkan angka kesembuhan meningkat dan biaya pengobatan dapat ditekan.

Selain itu, langkah pencegahan melalui regulasi tembakau yang lebih ketat, kampanye anti-rokok, dan edukasi mengenai bahaya polusi udara terus digalakkan untuk menurunkan angka kejadian kanker paru di masa depan.

"Tujuan program ini adalah menurunkan stadium kanker saat diagnosis awal, sehingga tingkat kesintasan dapat ditingkatkan dan biaya pengobatan berkurang," ujar pejabat terkait.

4. Kanker Usus: Skrining dan Pola Hidup Sehat Jadi Kunci Pencegahan

Kanker usus (kolorektal) kini semakin mengkhawatirkan di Indonesia, terutama disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat dan kurangnya aktivitas fisik. Sayangnya, penyakit ini sering kali bersembunyi tanpa gejala pada tahap awal, sehingga banyak pasien baru menyadari keberadaannya saat sudah berada di stadium lanjut. Untuk mengubah keadaan ini, Kementerian

Kesehatan meluncurkan program skrining kanker usus yang lebih luas dengan tes darah samar pada feses, bertujuan untuk mendeteksi potensi perdarahan di saluran pencernaan. Dengan deteksi dini, pasien dapat segera mendapatkan perawatan yang diperlukan sebelum kanker berkembang lebih parah.

Selain itu, pemerintah juga mengajak masyarakat untuk mengadopsi pola makan yang lebih sehat, meningkatkan konsumsi serat, serta membatasi makanan olahan yang tinggi lemak dan rendah serat, demi mencegah risiko kanker usus yang mengancam.

5. Penyusunan Rencana Kanker Nasional untuk Penanganan yang Lebih Optimal

Dalam upaya memerangi kanker secara lebih efektif, pemerintah Indonesia meluncurkan Rencana Kanker Nasional yang ambisius, bertujuan untuk meningkatkan akses layanan kesehatan dan memperkuat jaringan fasilitas medis di seluruh nusantara. Dengan rencana ini, diharapkan layanan deteksi dini, vaksinasi, dan pengobatan kanker dapat dijangkau secara merata, sehingga setiap pasien dapat menerima perawatan berkualitas tanpa terhalang oleh masalah akses atau biaya. Selain itu, Kementerian Kesehatan juga sedang membangun infrastruktur siklotron, yang akan memproduksi radiofarmaka untuk terapi kanker, guna memperkuat kemampuan fasilitas kesehatan dalam menangani pasien kanker di berbagai daerah. "Rencana Kanker Nasional ini diharapkan dapat menyelaraskan langkah dan arah pembangunan layanan kanker yang komprehensif demi mencapai tujuan yang sama," ungkapnya.

6. Pertanyaan yang Sering Diajukan

1. Mengapa kanker menjadi prioritas dalam program kesehatan nasional?

Karena kanker merupakan penyebab kematian tertinggi ketiga di Indonesia, serta memiliki biaya pengobatan yang sangat besar.

2. Apa strategi utama pemerintah dalam menangani kanker?

Pemerintah menerapkan strategi berupa vaksinasi, deteksi dini, penguatan regulasi, serta penyusunan Rencana Kanker Nasional.

3. Apa manfaat vaksin HPV dalam pencegahan kanker serviks?

Vaksin HPV mencegah infeksi virus yang dapat menyebabkan kanker serviks, sehingga dapat menurunkan jumlah kasus baru di masa depan.

4. Bagaimana cara mendeteksi kanker usus sejak dini?

Kanker usus dapat dideteksi dengan tes darah samar pada feses, yang bertujuan menemukan perdarahan tersembunyi di saluran pencernaan.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/srr)

Rekomendasi
Trending