Kenali Tanda-Tanda Rabies pada Hewan, Panduan Lengkap untuk Mencegah dan Menangani!

Penulis: M Rizal Ahba Ohorella

Diterbitkan:

Kenali Tanda-Tanda Rabies pada Hewan, Panduan Lengkap untuk Mencegah dan Menangani!
Ilustrasi Anjing Rabies. (hak cipta/Canva).

Kapanlagi.com - Rabies, sebuah penyakit mematikan yang mengintai baik hewan maupun manusia, patut diwaspadai. Virus ini menyerang sistem saraf pusat dan dapat berakibat fatal jika tidak ditangani dengan segera.

Oleh karena itu, mengenali ciri-ciri rabies pada hewan menjadi langkah krusial untuk mencegah penyebaran dan melakukan penanganan dini. Dalam artikel ini, kita akan menyelami dengan mendalam mengenai ciri-ciri rabies, penyebab, gejala, cara penularan, serta langkah-langkah pencegahan dan penanganan yang efektif.

Mari bersama tingkatkan kesadaran dan pengetahuan kita agar dapat melindungi diri dan hewan peliharaan dari ancaman rabies, dilansir Kapanlagi.com dari berbagai sumber, Jum'at(10/1/2025).

1. Pengertian dan Penyebab Rabies

Rabies adalah penyakit mematikan yang disebabkan oleh virus dari genus Lyssavirus, yang mengancam hewan berdarah panas dan manusia. Penularan terjadi melalui gigitan atau cakaran hewan terinfeksi, terutama melalui air liur.

Semua hewan berdarah panas, seperti anjing, kucing, dan kelelawar, dapat terjangkit. Virus ini menyerang sistem saraf, bergerak dari lokasi gigitan ke otak, di mana ia berkembang biak dan menyebar ke kelenjar air liur.

Masa inkubasi bervariasi, tetapi setelah gejala muncul, penyakit ini hampir selalu berujung fatal. Oleh karena itu, pemahaman tentang penularan rabies penting untuk pencegahan dan perlindungan diri serta hewan peliharaan.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Ciri-ciri Rabies pada Hewan

Mengenali tanda-tanda rabies pada hewan sangat penting untuk mencegah penularan. Gejala rabies muncul dalam beberapa tahap.

Pada tahap awal, hewan dapat menunjukkan perubahan perilaku, seperti kegelisahan dan penurunan nafsu makan.

Di tahap ganas, hewan menjadi agresif, mengeluarkan air liur berlebihan, dan takut air. Tahap akhir ditandai dengan kelumpuhan otot dan kesulitan bernapas.

Namun, tidak semua hewan rabies menunjukkan semua gejala, sehingga setiap perubahan perilaku yang mencurigakan harus diperhatikan dengan serius.

3. Hewan Pembawa Rabies

Rabies adalah ancaman serius yang dapat menjangkiti semua mamalia, dengan beberapa hewan menjadi pembawa virus utama.

Anjing adalah pembawa rabies paling umum, terutama di negara berkembang, diikuti oleh kucing liar. Kelelawar, rakun, rubah, sigung, dan monyet juga berpotensi menularkan virus ini.

Meskipun hewan-hewan ini lebih berisiko, setiap mamalia dapat terinfeksi rabies. Oleh karena itu, penting untuk menjaga jarak dan menghindari kontak dengan hewan liar atau yang berperilaku aneh untuk melindungi diri dari rabies.

4. Cara Penularan Rabies

Mengetahui cara penularan rabies penting untuk pencegahan. Virus ini umumnya menyebar melalui gigitan hewan terinfeksi, di mana air liur yang mengandung virus masuk ke luka. Cakaran hewan yang telah menjilat kakinya juga bisa menularkan virus, meskipun lebih jarang.

Virus dapat menginfeksi melalui selaput lendir seperti mata, hidung, atau mulut jika terpapar air liur. Kontak antara air liur atau jaringan saraf hewan dengan luka terbuka juga berisiko.

Penularan melalui transplantasi organ dari donor yang tidak menunjukkan gejala sangat jarang terjadi, dan penularan melalui udara hanya mungkin dalam kondisi ekstrem.

Rabies tidak menular melalui darah, urin, atau feses, dan menyentuh hewan terinfeksi tidak berbahaya tanpa kontak dengan air liur atau jaringan saraf. Memahami cara penularan ini membantu kita lebih waspada dan mengambil langkah pencegahan saat berinteraksi dengan hewan.

5. Diagnosis Rabies pada Hewan

Mendiagnosis rabies pada hewan hidup sulit karena gejalanya mirip dengan penyakit lain. Pada hewan mati, diagnosis dapat dilakukan melalui beberapa metode. Pengamatan klinis oleh dokter hewan adalah langkah awal, tetapi tidak cukup untuk memastikan rabies.

Metode standar pasca-mortem adalah Tes Fluorescent Antibody (FA) untuk memeriksa jaringan otak. Isolasi virus dari jaringan atau air liur juga dilakukan, meski memerlukan waktu.

Teknik canggih seperti Polymerase Chain Reaction (PCR) dapat mendeteksi materi genetik virus dengan cepat, sedangkan tes serologis digunakan untuk mengevaluasi respons vaksinasi.

Biopsi kulit di area leher juga bisa membantu mendeteksi antigen virus. Diagnosis pasti pada hewan hidup jarang terjadi, sehingga hewan yang dicurigai biasanya dikarantina.

Pencegahan melalui vaksinasi dan menghindari kontak dengan hewan liar adalah langkah utama dalam memerangi rabies.

6. Pencegahan Rabies

Pencegahan adalah kunci dalam memerangi rabies. Langkah utama meliputi vaksinasi rutin hewan peliharaan seperti anjing dan kucing, menghindari kontak dengan hewan liar yang mencurigakan, dan mengawasi hewan peliharaan saat di luar.

Edukasi masyarakat tentang bahaya rabies dan pentingnya vaksinasi juga sangat penting, serta mendukung program pengendalian populasi hewan liar. Segera laporkan kasus gigitan hewan dan lakukan vaksinasi pra-pajanan bagi yang berisiko tinggi.

Jika tergigit, cuci luka dengan air dan sabun. Karantina dan periksa hewan yang dicurigai terinfeksi rabies.

Dengan langkah-langkah pencegahan ini, kita dapat mengurangi risiko penularan rabies. Ingat, mencegah lebih baik daripada mengobati!

7. Penanganan Rabies pada Hewan

Penanganan rabies pada hewan memerlukan ketelitian dan kehati-hatian. Hewan yang dicurigai terinfeksi harus diisolasi dan diamati selama 10-14 hari. Petugas harus menggunakan alat pelindung diri.

Jika hewan meninggal, sampel jaringan otak diambil untuk diagnosis. Dalam kasus parah, eutanasia dapat dipertimbangkan.

Setelah konfirmasi rabies, pelacakan kontak dilakukan untuk melindungi orang dan hewan lain, serta vaksinasi pasca-pajanan bagi yang terpapar.

Desinfeksi area dan pelaporan kepada otoritas kesehatan juga penting. Penanganan harus dilakukan oleh profesional terlatih segera hubungi dokter hewan jika ada kecurigaan infeksi rabies.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/rao)

Rekomendasi
Trending