Kenangan Tjhwa Hiang Nio Tampil di Depan Soekarno, Pentas Dua Malam Berturut-Turut

Kamis, 26 Januari 2023 19:34
Kenangan Tjhwa Hiang Nio Tampil di Depan Soekarno, Pentas Dua Malam Berturut-Turut
Tjhwa Hiang Nio pernah tampil di depan Presiden Soekarno ©KapanLagi.com/Darmadi Sasongko


Kapanlagi Plus - Shirley Kristiani Widjihandayani (80) berpose ngapurancang diapit oleh ayah dan ibunya, Hardjoadiwinoto (Tjhwa Hoo Liong) dan Watiningrum (Dora Liauw). Pemilik nama Thionghoa Tjhwa Hiang Nio itu masih lengkap mengenakan kostum Arjuno, tokoh yang diperaninya kala itu.

Foto hitam putih itu diambil di salah satu sudut Istana Negara Jakarta usai tampil di depan Presiden RI Pertama, Soekarno. Shirley memerani tokoh Arjuno dalam cerita Wayang Orang Srikandi Mustokoweni.

"Seingat saya itu ceritanya Srikandi Mustokoweni. Mereka kok mau ya melihat kita dua jam. Ceritanya dibuat singkat-singkat, yang melihat itu menteri-menteri dan bos-bos," kenang Shirley teraenyum.

 

1. Pemain Utama Kelompok Wayang

Shirley semasa remaja merupakan pemain utama kelompok wayang orang Ang Hien Hoo. Meski dikenal sebagai kesenian tradisional Jawa, para pemain Ang Hien Hoo hampir keseluruhan para peranakan Thionghoa di Malang.

Tahun 1960-an, Shirley dan kawan-kawan diundang oleh Presiden Soekarno untuk tampil dua malam berturut-turut. Ia bersama (alm) Ratna Djuwita (Nelly Ie), Ratnawati (Melly Oei) dan para rombongan 'ngamen' di Istana Negara Jakarta.

Bagi Sherly yang saat itu masih belasan tahun, peristiwa itu tidak terlupakan hingga sekarang. Kenangan itu pun hanya sebagian terdokumentasi lewat beberapa lembar foto hitam putih yang sudah mulai pudar.

"Semua pemain disalami. Ditepuk-tepuk pundaknya. Pak Karno kan ramah, diwejangi, disuruh melestarikan budaya, karena wayang ini filsafatnya tinggi. Ya nggak bisa ngomong-ngomong lama, kan Presiden banyak urusannya, sama bos-bos. Banyak menteri-menteri," urainya.

 

2. Tampil di Depan Presiden Soekarno

Ang Hien Hoo manggung di depan Presiden dalam rangka penggalangan dana amal bagi korban kecelakaan kereta api di Trowek, Jawa Barat. Kenangan itu masih membekas kuat di benak, meski telah terjadi puluhan tahun lalu.

Sekitar 30 Orang pemeran dalam cerita itu diboyong dengan kereta api dari Malang ke Jakarta. Turut juga dalam rombongan itu para pengrawit dan orang tua dari para pemain yang sebagian masih anak-anak.

"Disewakan gerbong sendiri, satu gerbong kereta api, dari stasiun Malangi ke Jakarta. Waktu itu, ke Jakarta kayak masih sulit gitu ya, jauh gitu rasanya," kisahnya.

 

3. Keliling Kota di Indonesia

Selain manggung di Jakarta, Ang Hien Hoo telah berkeliling kota besar di Jawa dalam rentang sekitar hampir 20 tahun sejak didirikan. Tangkar alias Liem Ting Tjwan, seorang pengusaha rokok di Malang menjadi pencetusnya pada tahun 1955.

Setiap manggung memboyong pemain, pengrawit dan berbagai peralatan panggung dan kostum. Mereka biasa menggunakan bus atau kereta api ditambah truk untuk pengangkut dekorasi.

Pertunjukan disajikan di panggung-panggung dan gedung kesenian, seperti Surabaya, Solo, Magelang, Jogja. Jakarta, Sidoarjo, Bandung, Semarang dan lain-lain. Setiap pertunjukan selalub menyimpan kenangan yang membekas hingga saat ini.

"Pernah juga diundang oleh Mangkunegaran, Solo untuk ikut lomba di Sriwedari. Pesertanya kelompok wayang orang seluruh pulau Jawa. Gusti Mangkunegaran menjadi jurinya," katanya.

 

4. Zaman Soekarno

Ang Hien Hoo dalam lomba itu berhasil menyabet Juara 2 setelah bersaing dengan Juara 1 dari Wayang Orang kelompok anak-anak menteri kabinet kala itu. Sherly sendiri saat itu memerankan tokoh Resi Supadio.

"Itu masih zamannya Pak Karno, tapi sudah akhir," tegasnya.

Sherly yang sudah dikaruniai 4 anak perempuan dan lima cucu ini mengaku sudah lupa dengan judul pementasan sekitar 50 tahun lalu itu.

 

(kpl/dar/dwn)



MORE STORIES




REKOMENDASI