Diperbarui: Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Tahukah Anda bahwa ada kondisi yang sering kali tidak terdeteksi namun bisa menjadi ancaman serius bagi kesehatan? Prediabetes adalah salah satunya! Ini adalah tahap di mana kadar gula darah Anda berada di atas batas normal, tetapi belum cukup tinggi untuk disebut diabetes tipe 2. Sayangnya, banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka sedang mengalami prediabetes karena gejalanya yang samar.
Dilansir dari berbagai sumber pada Senin (25/11), prediabetes menjadi sinyal bahwa tubuh kita mengalami resistensi insulin. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa berkembang menjadi diabetes tipe 2 yang lebih berbahaya. Menurut informasi dari WebMD, hampir semua penderita diabetes tipe 2 sebelumnya telah melewati fase prediabetes.
Namun, jangan khawatir! Kabar baiknya, prediabetes masih bisa diatasi dengan melakukan perubahan gaya hidup yang positif. "Dengan langkah yang tepat, kondisi ini dapat diubah menjadi sehat kembali," kata para ahli kesehatan dalam berbagai penelitian mengenai pencegahan dan perawatan diabetes. Jadi, mari kita jaga kesehatan dengan lebih baik dan cegah prediabetes sebelum terlambat!
Advertisement
Prediabetes adalah kondisi yang sering kali tersembunyi, di mana kadar gula darah seseorang melampaui batas normal, namun belum cukup untuk dikategorikan sebagai diabetes tipe 2. Sayangnya, banyak yang tidak menyadari bahwa mereka berada dalam fase ini karena gejalanya sering kali tidak terlihat.
Namun, ada beberapa tanda yang patut diwaspadai, seperti perubahan warna kulit yang menggelap di area ketiak, leher, atau belakang lutut, serta munculnya kutil kulit dan gangguan penglihatan akibat retinopati. Oleh karena itu, melakukan pemeriksaan gula darah secara rutin adalah langkah cerdas untuk mendeteksi prediabetes sebelum berkembang lebih jauh.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Prediabetes, yang menjadi cikal bakal diabetes tipe 2, dipicu oleh masalah resistensi insulin, di mana tubuh gagal memanfaatkan insulin dengan optimal, sehingga kadar gula darah melonjak. Berbagai faktor risiko turut berperan, seperti riwayat keluarga yang memiliki diabetes, kelebihan berat badan, gaya hidup yang minim aktivitas fisik, serta usia di atas 45 tahun.
Tak hanya itu, kebiasaan merokok, gangguan tidur seperti apnea tidur obstruktif, dan sindrom ovarium polikistik (PCOS) juga dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya prediabetes. Menariknya, kelompok etnis tertentu, seperti Asia-Amerika dan Afrika-Amerika, lebih rentan mengalami kondisi ini, menambah urgensi untuk lebih waspada dan menjaga kesehatan.
Advertisement
Mengubah gaya hidup adalah kunci utama dalam melawan prediabetes! Mulailah perjalanan sehatmu dengan mengonsumsi makanan bergizi tinggi serat, seperti sayuran segar, buah-buahan lezat, dan biji-bijian utuh yang menyehatkan. Jauhi makanan olahan dan minuman manis yang hanya akan memperburuk kadar gula darahmu.
Jangan lupa, bergeraklah! Melakukan aktivitas fisik, seperti berjalan kaki selama 30 menit setiap hari, terbukti efektif menurunkan risiko diabetes. Selain itu, menurunkan berat badan, meskipun hanya sedikit, dapat memberikan dampak yang luar biasa; penelitian menunjukkan bahwa penurunan 2,2 kg saja bisa mengurangi risiko diabetes hingga 16%! Jadi, ayo mulai langkah kecil menuju hidup yang lebih sehat!
Meskipun mengubah gaya hidup menjadi langkah utama dalam menjaga kesehatan, terkadang penggunaan obat-obatan seperti metformin atau acarbose juga diperlukan untuk menstabilkan kadar gula darah, terutama bagi mereka yang berisiko tinggi.
Tenaga medis sering merekomendasikan obat-obatan ini sebagai bagian dari strategi yang lebih luas, di mana pengelolaan kondisi lain seperti kolesterol tinggi dan tekanan darah juga tak kalah penting. Dengan pendekatan yang holistik dan terintegrasi, kita dapat secara signifikan mengurangi risiko komplikasi serius, seperti penyakit jantung dan gangguan ginjal, demi kesehatan yang lebih baik.
Pemeriksaan rutin menjadi senjata ampuh dalam mendeteksi prediabetes sejak dini. Melalui tes sederhana seperti glukosa plasma puasa, A1C, atau tes metabolik dasar, kita bisa mendapatkan gambaran jelas tentang kondisi gula darah kita.
Namun, pencegahan juga tak kalah penting; dengan menerapkan pola makan seimbang, cukup tidur, dan mengelola stres, kita dapat menjaga kesehatan dengan lebih baik. Bagi yang berada di ambang risiko, berkonsultasi dengan ahli gizi atau dokter adalah langkah cerdas untuk menyusun strategi kesehatan jangka panjang yang efektif.
Ya, makanan kaya serat dan rendah gula sangat membantu dalam mengelola prediabetes.
Sangat penting. Olahraga meningkatkan sensitivitas insulin dan membantu mengontrol gula darah.
Ya, jika tidak dikelola dengan baik, prediabetes dapat berkembang menjadi diabetes tipe 2.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/dvs)
Advertisement
7 Potret Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah Liburan Tanpa Anak-Anak, Vibes Bulan Madu Romantis di Spanyol
Potret Cantik Lyodra Lliburan ke Jepang, Outfit Kimono Bikin Makin Kinclong
Memahami 5 Tata Cara Lamaran Adat Jawa yang Penuh Makna Filosofis
SM Entertainment Perkenalkan Trainee ke-11, Bernama Hamin yang Punya Paras Rupawan
Potret Bahagia Momen Ulang Tahun Jennifer Bachdim ke-38, Dapat Surprise dari Keluarga