Kuning Telur vs Gorengan, Mana yang Lebih Berisiko untuk Kesehatan Jantung Anda?

Penulis: Diva Olga Vania Sinaga

Diterbitkan:

Kuning Telur vs Gorengan, Mana yang Lebih Berisiko untuk Kesehatan Jantung Anda?
Mana Lebih Sehat, Kuning Telur Berwarna Pucat atau Oranye (PIMPAN/Shutterstock)

Kapanlagi.com - Dilansir dari berbagai sumber pada Kamis (28/11), telur ternyata sering kali menjadi bahan makanan yang salah kaprah, terutama terkait dengan kandungan kolesterolnya yang terdapat pada kuning telur.

Meskipun mudah diakses dan terjangkau, telur kaya akan nutrisi penting yang bermanfaat bagi tubuh kita. Sayangnya, banyak orang memilih untuk menghindari kuning telur karena kekhawatiran akan kolesterol yang sering diasosiasikan dengan risiko penyakit jantung. Namun, apakah kekhawatiran ini benar adanya, atau justru ada kesalahpahaman yang perlu kita luruskan?

Dalam sebuah sesi media briefing, ahli gizi dr. Rita R, DCN, M.Kes, menjelaskan bahwa masyarakat sering kali keliru dalam membandingkan risiko kolesterol dari kuning telur dengan makanan lain, seperti daging merah atau makanan gorengan. Mari kita simak penjelasan lebih lanjut dari dr. Rita untuk memahami lebih dalam mengenai isu ini!

1. Kandungan Nutrisi dalam Kuning Telur

Kuning telur, meski dikenal karena kandungan kolesterolnya yang tinggi, sebenarnya menyimpan harta karun nutrisi, termasuk biotin yang berperan penting dalam pembentukan vitamin D, sebuah zat yang berfungsi sebagai anti-inflamasi alami bagi tubuh.

dr. Rita menegaskan bahwa manfaat kesehatan kuning telur sering kali terabaikan, padahal jika dikonsumsi dalam jumlah yang seimbang, telur dapat menjadi sahabat bagi kesehatan kita.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Salah Kaprah Tentang Kolesterol Telur

Banyak orang Indonesia cenderung hanya mengonsumsi putih telur sambil menghindari kuningnya karena kekhawatiran akan kolesterol. Namun, dr. Rita menegaskan bahwa sebenarnya, risiko kesehatan jantung dari daging merah dan makanan yang digoreng atau dibakar jauh lebih besar dibandingkan dengan kuning telur.

"Jika kita bandingkan, kolesterol dalam kuning telur tidak seberbahaya lemak jenuh yang terdapat dalam gorengan atau daging berlemak," ungkap dr. Rita, menyoroti pentingnya memahami sumber kolesterol yang sebenarnya berisiko bagi kesehatan kita.

3. Berapa Banyak Telur yang Aman Dikonsumsi?

Kuning telur, si sumber protein dan nutrisi yang kaya, tetap aman untuk dinikmati asalkan dalam batas wajar! Menurut dr. Rita, sebaiknya kita membatasi konsumsi hingga lima butir kuning telur per minggu, atau sekitar satu butir per hari.

Dengan cara ini, kita dapat menjaga kadar kolesterol tetap seimbang tanpa kehilangan manfaat luar biasa yang ditawarkan oleh kuning telur. Jadi, nikmati kelezatannya tanpa rasa khawatir!

4. Makanan Lain yang Perlu Diwaspadai

Dr. Rita menegaskan bahwa ancaman bagi kesehatan jantung lebih besar datang dari daging merah berlemak, gorengan, dan makanan bersantan ketimbang kuning telur. Ia menjelaskan bahwa metode pengolahan seperti menggoreng atau memanggang justru meningkatkan kadar lemak jenuh dan trans yang berbahaya.

"Yang perlu dihindari adalah konsumsi daging merah berlemak serta cara memasak yang tidak sehat, seperti menggoreng, membakar, atau menggunakan santan," ungkapnya dengan tegas.

5. Tips Mengatur Pola Makan yang Seimbang

Agar mendapatkan manfaat terbaik dari telur, cobalah padukan dengan sayuran kaya serat atau biji-bijian yang dapat membantu menyeimbangkan kadar kolesterol dalam darah.

Tak hanya itu, penting juga untuk melengkapi asupan protein dari telur dengan sumber protein rendah lemak lainnya, seperti ikan segar atau kacang-kacangan, demi mencapai pola makan yang lebih sehat dan berimbang.

6. Mana yang lebih sehat: telur ayam kampung atau telur ayam ras?

Keduanya sehat, tetapi telur ayam kampung cenderung lebih tinggi kandungan omega-3.

7. Bagaimana cara mengetahui telur masih segar?

Rendam telur di air. Jika tenggelam, telur masih segar. Jika mengapung, telur sudah tidak baik dikonsumsi.

8. Apakah makan telur membantu menurunkan berat badan?

Ya, telur kaya protein yang membantu rasa kenyang lebih lama, mendukung diet rendah kalori.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/dvs)