Langkah Cerdas Mengatasi Anak Rewel Tanpa Terpancing Emosi
Ilustrasi. (foto: Pinterest/The Candidly).
Kapanlagi.com - Menghadapi anak yang rewel bisa menjadi tantangan tersendiri bagi para orangtua, terutama bagi ibu. Tak jarang, situasi ini membuat ibu merasa cemas dan stres, apalagi jika kejadian tersebut terjadi di tempat umum atau pada momen yang tidak tepat. Ketika suasana mulai memanas, emosi ibu bisa memuncak, bahkan berujung pada tindakan yang kurang bijaksana, seperti memarahi atau memukul anak. Tentu saja, ini hanya akan menambah ketegangan dalam hubungan mereka.
Namun, penting untuk diingat bahwa mengasuh anak bukanlah hal yang mudah dan memerlukan tingkat kesabaran yang tinggi. Saat berhadapan dengan anak yang rewel, ibu dituntut untuk bisa mengendalikan emosi dan merespons dengan cara yang positif serta bijaksana. Jika tidak, tindakan yang tidak tepat justru dapat memperburuk keadaan dan merusak hubungan yang seharusnya harmonis antara ibu dan anak.
Oleh karena itu, penting bagi ibu untuk mengetahui strategi yang tepat dalam mengelola emosi dan menghadapi kerewelan anak dengan pendekatan yang lebih efektif. Dalam artikel ini, kami akan membagikan langkah-langkah praktis yang dapat membantu ibu tetap tenang dan mengatasi kerewelan Si Kecil tanpa kehilangan kendali. Mari kita simak bersama!
Advertisement
1. Berbicara dengan Nada Lembut

Saat anak mulai rewel di tempat umum, kesabaran ibu menjadi kunci utama. Penting untuk tetap tenang dan menghindari menunjukkan rasa kesal, karena hal ini dapat memperburuk keadaan. Para ahli parenting menyarankan agar ibu berbicara dengan nada lembut, yang bukan hanya membantu menenangkan si kecil, tetapi juga mencegah rasa malu yang dapat membuat mereka semakin gelisah. Jika ibu memilih untuk membentak, dampaknya bisa jauh lebih besar, bahkan berpotensi merusak kesehatan mental anak dalam jangka panjang.
Mendekati anak dengan pengertian dan kelembutan saat mereka berulah, terutama di momen-momen penting, dapat menjadi solusi yang efektif. Dengan sikap tenang dan penuh kasih, ibu dapat menciptakan suasana yang lebih kondusif, di mana anak lebih cenderung merespons dengan cara yang positif. Ini bukan hanya membantu mengatasi situasi saat itu, tetapi juga membangun fondasi komunikasi yang sehat antara ibu dan anak di masa depan.
(Update terbaru Ammar Zoni, bakal dipindah dari Nusakambangan ke Jakarta.)
2. Memberi Sedikit Ancaman

Memberikan ancaman kepada anak bukanlah tentang menakut-nakuti, melainkan tentang mengajarkan mereka konsekuensi logis dari setiap tindakan yang mereka lakukan. Misalnya, seorang ibu bisa dengan lembut mengingatkan bahwa jika si kecil terus berulah, mereka tidak akan diizinkan menonton televisi atau bermain gadget. Namun, yang terpenting adalah menjaga konsistensi dalam setiap ancaman yang diucapkan. Mengancam dengan kekerasan, seperti memukul, sebaiknya dihindari karena hanya akan menanamkan nilai-nilai negatif pada anak sejak usia dini.
Para ahli parenting merekomendasikan untuk memberikan konsekuensi yang jelas dan dapat diterapkan, sehingga anak dapat memahami betapa pentingnya hubungan antara perilaku dan akibatnya. Konsistensi adalah kunci utama dalam pendekatan ini, agar anak dapat belajar dan tumbuh dengan pemahaman yang baik tentang tanggung jawab atas tindakan mereka.
3. Menuruti Keinginannya

Anak sering kali menunjukkan sikap rewel ketika keinginannya tidak terpenuhi. Namun, selama keinginan tersebut masih dalam batas wajar, tidak ada salahnya untuk memenuhinya. Dengan memberikan sedikit kebahagiaan pada Si Kecil, ibu bisa menjalani aktivitas sehari-hari tanpa gangguan. Selain itu, tindakan ini juga berpotensi mengurangi kerewelan anak di masa mendatang.
Para ahli perkembangan anak menyatakan bahwa memenuhi keinginan anak, asalkan tidak berlebihan, dapat mengajarkan mereka bahwa perilaku baik akan mendapatkan perhatian positif. Ini bukan hanya sekadar memenuhi keinginan, tetapi juga merupakan langkah preventif yang efektif untuk mencegah kerewelan yang lebih parah di kemudian hari.
4. Menghadapi dengan Santai

Menghadapi anak yang rewel memang bisa menjadi tantangan tersendiri bagi orangtua, namun jangan biarkan itu membuat Anda merasa terbebani. Santai saja! Dengan pendekatan yang tenang, Anda tidak hanya bisa melatih kesabaran, tetapi juga menciptakan suasana yang lebih nyaman saat berinteraksi dengan si kecil. Ingat, kerewelan adalah bagian dari proses tumbuh kembang anak.
Sikap tenang dan santai yang Anda tunjukkan bisa menjadi cermin bagi anak, membuat mereka merasa lebih aman dan nyaman. Para ahli psikologi anak bahkan mendorong orangtua untuk melihat momen kerewelan ini sebagai peluang berharga untuk belajar dan tumbuh, baik bagi anak maupun orangtua. Jadi, hadapi setiap tangisan dengan senyuman, karena di balik setiap tantangan, ada pelajaran berharga yang menanti!
5. Memanjakan Mereka dengan Kasih Sayang

Memanjakan anak bukan hanya sekadar memenuhi semua keinginannya, melainkan juga memberikan sentuhan kasih sayang yang tulus. Aksi sederhana seperti membelai rambut, memeluk, atau mencium si kecil bisa menjadi obat mujarab untuk menenangkan hati mereka. Ketika orangtua menunjukkan kasih sayang dengan cara ini, anak akan merasakan kehangatan yang membuatnya merasa lebih nyaman dan mengurangi kerewelan yang mungkin mereka alami.
Penelitian menunjukkan bahwa kasih sayang fisik dari orangtua sangat berpengaruh dalam menciptakan rasa aman dan dicintai pada anak. Dengan memberikan perhatian dan pelukan hangat, bukan hanya kerewelan yang bisa diredakan, tetapi juga ikatan emosional antara ibu dan anak akan semakin kuat. Ini adalah cara yang efektif untuk membangun hubungan yang penuh kasih dan saling menghargai.
6. Bagaimana cara menenangkan anak yang rewel di tempat umum?
Menggunakan suara yang lembut dan penuh pengertian bisa menjadi kunci untuk menenangkan si kecil yang sedang rewel di tempat umum.
7. Apakah memberi ancaman pada anak adalah langkah yang tepat?
Ancaman yang dimaksud di sini adalah memberikan konsekuensi yang wajar atas perilaku anak, bukan bentuk intimidasi atau kekerasan yang menakut-nakuti.
(Hari patah hati se-Indonesia, Amanda Zahra resmi menikah lagi.)
(kpl/abh)
Advertisement
