Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Indonesia mempunyai ragam kesenian yang tetap terjaga, salah satunya seni tari. Bahkan bisa dibilang seni tari tak pernah sepi peminat. Dari generasi ke generasi, penari-penari baru bermunculan membuat seni tari tetap lestari. Dalam mempelajari seni tari ada banyak hal yang harus diperhatikan, misalnya macam-macam pola lantai.
Pola lantai menjadi hal yang penting dalam pertunjukan tari, khususnya tarian tradisional yang dilakukan secara berkelompok. Pola lantai akan membuat para penari terlihat kompak, teratur, dan lebih leluasa dalam melakukan gerakan. Dengan macam-macam pola lantai, penari juga akan terhindar dari risiko saling senggol bahkan bertabrakan.
Pola lantai menjadi acuan gerakan penari saat berpindah. Setiap jenis tarian bisa mempunyai pola lantai yang berbeda-beda. Untuk kalian yang berminat belajar dan mengalami tari tradisional, wajib mengetahui macam-macam pola lantai. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut beberapa macam pola lantai, serta hal-hal lain dalam seni tari yang penting untuk diketahui.
Advertisement
Dalam tari tradisional berkelompok terdapat beberapa jenis pola lantai yang digunakan. Salah satu dari macam-macam pola lantai berwujud horizontal. Sesuai dengan namanya, pola lantai ini mengharuskan para penari berjajar secara horizontal dari kiri ke kanan. Pola lantai semacam ini, sering kali dikaitkan dengan filosofi bahwa manusia saling mempunyai ikatan, antara satu sama lain.
Ada cukup banyak tarian tradisional berkelompok khas Indonesia yang menerapkan pola lantai horizontal, misalnya tari saman dari Aceh atau tari Indang dari Sumatera Barat.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
Pola lantai yang kedua yaitu pola lantai vertikal. Berkebalikan dengan pola lantai horizontal, pola lantai ini mengharuskan para penari berbaris lurus dari depan ke belakang (bukan menyamping dari kiri ke kanan). Pola lantai vertikal biasa digunakan pada jenis tarian klasik. Pola lantai ini disebut-sebut melambangkan ikatan yang mendalam antara manusia dengan Tuhan sang Pencipta.
Beberapa tarian tradisional berkelompok yang menerapkan pola lantai vertikal antara lain tari Serimpi dari Jawa Tengah, tari Yospan dari Papua, tari Pasambahan dari Sumatera Barat dan tari Baris Cengkedan dari Bali.
Advertisement
Selain horizontal dan vertikal, macam-macam pola lantai yang lain adalah pola lantai diagonal. Pola lantai ini dilakukan dengan membuat barisan berbentuk diagonal atau dari sudut kanan ke kiri atau sebaliknya. Pola lantai diagonal bisa memberikan kesan indah sekaligus kuat pada tarian yang dipentaskan.
Ada beberapa jenis tarian tradisional berkelompok yang menerapkan pola lantai jenis ini. Sebagai contohnya, tari Sekapur Sirih dari Jambi, tari Gending Sriwijaya dari Sumatera Selatan, dan tari Pendet dari Bali.
Pola lantai yang keempat sekaligus yang terakhir adalah pola melengkung. Pola lantai melengkung bisa dilakukan dalam beberapa bentuk, misalnya garis lingkaran, angka delapan, huruf U, atau bahkan bentuk lengkungan serupa ular. Pola lantai melengkung bisa menumbuhkan kesan indah pada tarian.
Ada cukup banyak tarian tradisional yang menerapkan pola lantai melengkung. Beberapa contohnya antara lain tari Ma'badong Toraja dari Sulawesi Utara, tari Piring dari Sumatera Barat dan tari Randai dari Sumatera Barat.
Di samping macam-macam pola lantai, ada berbagai hal lain yang juga harus diketahui dan dikuasai penari. Namun, yang paling penting dan utama penari tarian tradisional harus memahami betul unsur-unsur dalam seni tari. Unsur-unsur tari tidak kalah penting dibandingkan macam-macam pola lantai. Adapun unsur-unsur seni tari, antara lain sebagai berikut.
1. Wiraga
Salah satu unsur paling utama dalam tari adalah wiraga. Wiraga berasal dari bahasa Jawa 'raga' yang berarti tubuh. Unsur ini merupakan simbol dari seni tari yang diwujudkan melalui gerakan tubuh. Hal ini sesuai dengan seni tari yang notabene merupakan seni yang menampilkan gerakan indah.
2. Wirama
Unsur tari yang kedua disebut wirama. Unsur tari ini tidak kalah penting dengan yang pertama. Wirama berkaitan dengan irama dalam pertunjukan tari. Sebab sebagai mana yang kita tahu, agar menghasilkan gerakan yang harmonis dan indah, tarian harus dilakukan sesuai dengan irama tertentu. Untuk menentukan irama, biasanya tari diiringi dengan instrumen musik.
3. Wirasa
Unsur tari yang ketiga yaitu wirasa. Unsur tari wirasa berkaitan dengan seni tari yang mengandung pesan atau makna mendalam. Pasalnya, sama seperti seni lainnya, seni tari juga bisa menjadi media berekspresi dan menyampaikan pesan. Selain lewat gerakan, bentuk ekspresi pada tari juga sering ditampilkan melalui ekspresi wajah tertentu, tergantung pada tema dan pesan yang akan disampaikan.
Itulah di antaranya ulasan mengenai macam-macam pola lantai dalam tari berikut tiga unsur utamanya. Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan.
(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)
(kpl/psp)
Advertisement
Musisi Indonesia yang Ngetop di 1 Lagu, Kini Tak Terdengar Lagi Kabarnya
Sama-Sama Cantik, Ini 7 Perbedaan Makeup Tiara Andini saat Manggung dan Sehari-Hari
Gaya Anggun Song Hye Kyo Pakai Busana Semi Formal, Tetap Menawan dan Stylish
Apa Saja Ciri-Ciri Penyakit Jantung pada Urine? Yuk Waspada, Ini Penjelasannya
Aktor Hollywood Val Kilmer, Rekan Main Tom Cruise dalam Film 'TOP GUN' Meninggal Dunia