Memahami Amandel: Ciri-Ciri, Penyebab, Gejala, dan Cara Efektif Mengatasinya!

Memahami Amandel: Ciri-Ciri, Penyebab, Gejala, dan Cara Efektif Mengatasinya!
Ilustrasi Amandel. (hak cipta/Canva).

Kapanlagi.com - Siapa yang tidak mengenal amandel? Dalam istilah medis, kita menyebutnya tonsil. Amandel adalah sepasang kelenjar limfoid yang terletak di bagian belakang tenggorokan, dan meskipun ukurannya kecil, perannya dalam sistem kekebalan tubuh, terutama pada anak-anak, sangatlah besar!

Sebagai garis pertahanan pertama, amandel siap melawan berbagai patogen yang mencoba masuk melalui mulut dan hidung. Bentuknya oval dan terletak di kedua sisi belakang tenggorokan, amandel biasanya tampak berwarna merah muda dan tidak terlalu besar. Namun, ketika tubuh berjuang melawan infeksi atau peradangan, amandel bisa membengkak dan berubah menjadi merah cerah, menandakan bahwa mereka sedang beraksi!

Sayangnya, seiring bertambahnya usia, fungsi amandel mulai berkurang. Ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh kita semakin matang, sehingga peran amandel sebagai benteng pertahanan awal menjadi kurang signifikan bagi orang dewasa. Meski demikian, keberadaan amandel tetap menjadi bagian penting dari perjalanan kesehatan kita, terutama di masa kanak-kanak. Jadi, mari bersama hargai peran kecil namun vital dari amandel dalam menjaga kesehatan anda, dilansir Kapanlagi.com dari berbagai sumber, Selasa(17/12).

1. Penyebab Radang Amandel

Radang amandel, atau tonsilitis, adalah masalah kesehatan yang bisa muncul akibat berbagai penyebab menarik. Pertama, infeksi virus menjadi aktor utama, dengan berbagai jenis virus seperti rhinovirus, virus influenza, adenovirus, enterovirus, dan virus Epstein-Barr yang siap mengganggu kesehatan.

Meski infeksi bakteri, terutama dari Streptococcus pyogenes atau Strep A, tidak seumum virus, mereka dapat menyebabkan gejala yang lebih parah dan memerlukan antibiotik untuk penanganannya. Selain itu, lingkungan yang kotor atau terpapar polusi, serta iritasi dari asap rokok dan bahan kimia, juga dapat memperburuk kondisi ini.

Individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, baik karena penyakit atau pengobatan, serta mereka yang memiliki riwayat keluarga dengan tonsilitis, juga berisiko lebih tinggi untuk mengalami radang amandel.

(Setelah 8 tahun menikah, Raisa dan Hamish Daud resmi cerai.)

2. Gejala dan Ciri-Ciri Amandel

Mengenali gejala radang amandel adalah kunci untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat. Gejala yang sering muncul meliputi nyeri tenggorokan yang tajam, terutama saat menelan, serta amandel yang tampak bengkak dan berwarna merah, kadang disertai bintik-bintik putih atau kuning.

Penderita juga mungkin mengalami kesulitan menelan, demam tinggi hingga 38°C, suara serak, dan bahkan bau mulut yang tidak sedap akibat infeksi. Selain itu, kelenjar getah bening di leher bisa membengkak dan terasa nyeri, disertai sakit kepala dan rasa kelelahan yang berlebihan.

Jika Anda atau anak Anda mengalami gejala-gejala ini, penting untuk segera mencari pertolongan medis!

3. Diagnosis Radang Amandel

Diagnosis radang amandel melibatkan beberapa langkah. Pertama, dokter melakukan anamnesis untuk menggali gejala dan riwayat kesehatan pasien. Kemudian, pemeriksaan fisik dilakukan dengan memeriksa tenggorokan dan leher.

Jika dicurigai infeksi bakteri streptokokus, tes cepat strep dilakukan, diikuti dengan kultur tenggorokan jika hasil negatif. Pemeriksaan darah mungkin diperlukan untuk informasi lebih lanjut, dan dalam kasus tertentu, pencitraan medis seperti CT scan atau MRI bisa diminta.

Semua langkah ini penting untuk memastikan diagnosis yang akurat, yang menentukan apakah pengobatan antibiotik atau perawatan simtomatik diperlukan.

4. Penanganan dan Pengobatan Radang Amandel

Penanganan radang amandel bervariasi tergantung penyebab dan keparahan. Untuk kasus ringan, perawatan rumah seperti istirahat, banyak minum, berkumur air garam, dan makanan lembut seringkali cukup. Jika gejala berlanjut, dokter mungkin meresepkan antibiotik, analgesik, atau obat kumur antiseptik.

Dalam kasus serius, seperti radang amandel berulang atau kesulitan bernapas, operasi pengangkatan amandel bisa diperlukan. Terapi alternatif seperti madu atau akupunktur juga dapat dipertimbangkan. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk penanganan yang tepat.

5. Pencegahan Radang Amandel

Untuk mengurangi risiko radang amandel, penting untuk menerapkan praktik kebersihan yang baik, seperti mencuci tangan secara teratur dan tidak berbagi peralatan makan.

Memperkuat sistem kekebalan tubuh melalui makanan bergizi, olahraga, cukup tidur, dan manajemen stres juga sangat dianjurkan. Hindari iritan seperti asap rokok dan polusi, serta jaga kelembaban udara.

Vaksinasi, terutama untuk influenza dan pneumokokus, dapat membantu melindungi. Selain itu, hindari kontak dekat dengan orang yang terinfeksi dan gunakan masker di situasi berisiko tinggi. Jika gejala radang amandel muncul, segera konsultasikan ke dokter.

6. Kapan Harus ke Dokter?

Meskipun radang amandel sering sembuh sendiri atau dengan perawatan rumah, ada kalanya perlu konsultasi dokter. Segera cari bantuan medis jika mengalami nyeri tenggorokan parah, kesulitan menelan, demam tinggi yang tidak reda, atau jika gejala berlangsung lebih dari 7-10 hari.

Kondisi darurat juga meliputi kesulitan bernapas akibat pembengkakan amandel, dehidrasi, pembengkakan leher, gejala sistemik seperti ruam atau nyeri sendi, serta perdarahan dari mulut.

Jika radang amandel sering kambuh, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan dokter THT. Jangan ragu untuk berbicara dengan profesional kesehatan jika khawatir, karena penanganan yang cepat dapat mencegah komplikasi dan mempercepat penyembuhan.

(Di usia pernikahan 29 tahun, Atalia Praratya gugat cerai Ridwan Kamil.)

(kpl/rao)

Rekomendasi
Trending