Mengenal Penyebab dan Gejala Kanker Usus, Penyakit yang Menimpa Komedian Nurul Qomar

Mengenal Penyebab dan Gejala Kanker Usus, Penyakit yang Menimpa Komedian Nurul Qomar
Ilustrasi kanker usus (credit: freepik)

Kapanlagi.com - Dunia hiburan Indonesia berduka mendalam atas kepergian komedian berbakat, Nurul Qomar, yang meninggal dunia pada Rabu (8/1) pukul 17.21 WIB. Kepergian Qomar meninggalkan duka yang mendalam bagi para penggemar dan rekan-rekannya. Ia diketahui tengah menjalani perawatan intensif di RSUD Tangerang akibat kanker usus besar yang telah menyebar hingga ke hati.

Kanker usus besar, atau yang dikenal dengan istilah kolorektal, merupakan salah satu jenis kanker yang berasal dari polip jinak di dalam saluran pencernaan. Jika tidak terdeteksi dan ditangani sejak dini, polip ini dapat berkembang menjadi ganas. Sayangnya, kanker ini sering kali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal, sehingga menjadi salah satu penyebab utama kematian akibat kanker di seluruh dunia.

Ada berbagai faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker usus besar, mulai dari pola makan yang tidak sehat hingga gaya hidup yang kurang aktif. Selain itu, faktor keturunan dan riwayat penyakit tertentu juga berperan dalam perkembangan penyakit ini. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami penyebab dan gejala yang perlu diwaspadai, agar langkah pencegahan dapat dilakukan dengan lebih efektif.

Mari kita simak penjelasan lengkap mengenai penyebab utama, gejala yang harus diperhatikan, langkah diagnosis, metode pengobatan, dan cara-cara untuk mencegah kanker usus besar. Kesehatan kita adalah yang terpenting, dan pengetahuan adalah langkah awal untuk menjaga diri.

1. Penyebab Utama Kanker Usus Besar

Pola hidup yang tidak sehat, seperti konsumsi makanan rendah serat dan tinggi lemak dari daging merah, menjadi salah satu pemicu utama kanker usus besar. Kebiasaan merokok dan minum alkohol secara berlebihan juga menambah risiko, sementara gaya hidup yang kurang aktif dan obesitas semakin memperburuk keadaan.

Selain faktor-faktor tersebut, riwayat kesehatan keluarga yang memiliki anggota dengan kanker usus besar, polip, atau penyakit radang usus dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terjangkit penyakit ini. Tak hanya itu, mereka yang berusia di atas 50 tahun, serta penderita diabetes dan obesitas, juga berada dalam kelompok yang lebih rentan, menjadikan perhatian terhadap kesehatan usus semakin penting.

(Setelah 8 tahun menikah, Raisa dan Hamish Daud resmi cerai.)

2. Gejala yang Harus Diwaspadai

Gejala awal penyakit sering kali tak terdeteksi, namun ada beberapa tanda yang seharusnya tidak diabaikan, seperti perubahan pola buang air besar, diare, sembelit, atau bahkan darah dalam feses. Saat penyakit memasuki tahap lanjut, gejala yang muncul bisa sangat mengkhawatirkan, seperti penurunan berat badan yang drastis, kelelahan yang tak kunjung reda, dan rasa tidak nyaman yang terus-menerus di perut.

Dalam kondisi yang lebih parah, kanker bisa menyebar ke organ lain, memicu gejala serius seperti ikterus, sakit kepala, atau sesak napas. Oleh karena itu, penting untuk tidak menyepelekan gejala-gejala tersebut; deteksi dini dapat meningkatkan angka harapan hidup hingga 90%, menurut data dari WHO. Jika Anda merasakan gejala mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

3. Langkah Diagnosis

Dalam langkah awal pemeriksaan kesehatan, dokter akan menggali riwayat kesehatan keluarga serta gejala yang dirasakan pasien, diikuti dengan pemeriksaan fisik yang melibatkan palpasi perut untuk mengidentifikasi adanya massa abnormal.

Selanjutnya, tes penunjang seperti kolonoskopi—di mana kamera kecil dimasukkan melalui anus untuk memeriksa kondisi usus besar—dan biopsi untuk mengambil sampel jaringan demi mendeteksi sel kanker, menjadi bagian penting dari proses ini. Jika diperlukan, dokter akan melanjutkan dengan tes lanjutan seperti CT scan, rontgen, atau tes darah untuk mengevaluasi penyebaran kanker dan fungsi organ lainnya.

4. Pengobatan yang Tersedia

Dalam upaya melawan kanker usus, langkah pertama yang diambil adalah operasi untuk mengangkat bagian usus yang terinfeksi, yang bisa bervariasi mulai dari pengangkatan sebagian usus besar hingga pembuatan stoma sementara, tergantung pada stadium penyakit.

Setelah itu, pasien biasanya menjalani kemoterapi yang memanfaatkan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker, serta radioterapi yang menggunakan radiasi untuk tujuan yang sama; kedua metode ini sering kali digabungkan demi hasil yang lebih optimal.

Selain itu, ada juga terapi target yang inovatif, yang secara cermat menyerang sel kanker tanpa merusak jaringan sehat di sekitarnya, dengan obat-obatan seperti bevacizumab dan cetuximab yang menjadi andalan dalam perjuangan melawan penyakit ini.

5. Cara Mencegah Kanker Usus Besar

Transformasi gaya hidup yang sehat kini menjadi sorotan utama! Mulailah dengan mengisi piring Anda dengan makanan kaya serat seperti buah-buahan segar, sayuran berwarna-warni, dan biji-bijian, sementara sebaiknya batasi konsumsi daging merah serta alkohol.

Jangan lupakan pentingnya berolahraga secara teratur, karena aktivitas fisik tidak hanya membantu Anda mencapai berat badan ideal, tetapi juga menurunkan risiko kanker dan meningkatkan kesehatan pencernaan.

Dan untuk menjaga kesehatan lebih lanjut, bagi Anda yang berusia 45 tahun ke atas, jangan lewatkan untuk menjalani kolonoskopi setiap dekade atau pemeriksaan tinja setiap tahun; langkah-langkah ini krusial untuk mendeteksi lebih awal polip atau sel kanker yang mungkin mengintai.

6. Apa penyebab utama kanker usus besar?

Salah satu penyebab utama terjadinya masalah pada usus besar adalah mutasi genetik yang terjadi pada jaringan tersebut. Fenomena ini sering kali dipicu oleh gaya hidup yang kurang sehat, pengaruh faktor genetik, serta bertambahnya usia.

7. Apa gejala awal kanker usus besar?

Awasi tanda-tanda awal yang mungkin mengindikasikan masalah kesehatan serius: perubahan pola buang air besar, kemunculan darah dalam feses, dan ketidaknyamanan yang mengganggu di area perut. Jangan sepelekan gejala ini, karena bisa jadi sinyal bahwa tubuh Anda membutuhkan perhatian lebih!

8. Bagaimana cara mendeteksi kanker usus besar?

Untuk mendeteksi penyakit dengan akurat, kita memiliki beragam metode canggih, mulai dari kolonoskopi yang memungkinkan dokter melihat langsung ke dalam usus besar, hingga biopsi yang mengambil sampel jaringan untuk analisis lebih mendalam. Tak hanya itu, pemeriksaan penunjang seperti CT scan juga menjadi senjata ampuh dalam mengungkap kondisi kesehatan secara menyeluruh.

9. Apakah kanker usus besar bisa dicegah?

Tentu saja! Dengan mengadopsi gaya hidup sehat, rajin berolahraga, dan melakukan skrining secara teratur, kita dapat menjaga kesehatan tubuh dan mencegah berbagai penyakit.

(Di usia pernikahan 29 tahun, Atalia Praratya gugat cerai Ridwan Kamil.)

(kpl/srr)

Rekomendasi
Trending