Opor Ayam Lebaran: Lebih dari Sekadar Masakan, Ini Kisah Kuliner Nusantara

Penulis: Silvia Estefina Subitmele

Diterbitkan:

Opor Ayam Lebaran: Lebih dari Sekadar Masakan, Ini Kisah Kuliner Nusantara
Copyright: Kari Ayam (credit: Cookpad Hanhanny)

Opor ayam merupakan salah satu hidangan khas yang selalu hadir di tengah perayaan Hari Raya Idul Fitri di Indonesia. Kehadirannya bukan sekadar pelengkap meja makan, tetapi juga telah menjadi bagian dari tradisi yang diwariskan turun-temurun.

Hidangan berkuah santan ini memiliki cita rasa gurih yang khas, menjadikannya favorit di berbagai daerah. Hampir setiap rumah tangga menyajikan opor ayam sebagai hidangan utama saat berkumpul bersama keluarga dalam suasana penuh kebersamaan.

Namun, di balik kelezatannya, sejarah opor ayam menyimpan jejak panjang yang menarik untuk ditelusuri. Hidangan ini bukan semata-mata hasil kreasi asli dari Indonesia, melainkan merupakan bagian dari akulturasi budaya yang telah berlangsung selama berabad-abad.

Simak informasinya lengkap yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (3/4/2025).

1. Jejak Sejarah Opor Ayam

Sejarah opor ayam dapat ditelusuri melalui jejak pengaruh dari tiga budaya besar yang berinteraksi dengan Nusantara, yakni India, Arab, dan China. Hidangan ini tidak lahir dari satu budaya tunggal, melainkan merupakan hasil dari proses akulturasi yang berlangsung selama berabad-abad. Kombinasi dari teknik memasak dan penggunaan rempah-rempah khas dari berbagai bangsa telah membentuk opor ayam sebagaimana yang dikenal oleh masyarakat Indonesia saat ini.

Di Indonesia, terdapat dua jenis opor ayam yang paling populer, yaitu opor ayam berkuah santan putih dan opor ayam berkuah kuning. Masing-masing varian ini memiliki cita rasa, warna, serta sejarah yang berbeda, mencerminkan pengaruh budaya yang turut membentuknya. Opor ayam dengan kuah santan berwarna putih sangat erat kaitannya dengan komunitas peranakan Tionghoa di Indonesia. Hidangan ini memiliki kuah yang kental dan gurih dengan dominasi aroma santan, menciptakan cita rasa yang lembut namun tetap kaya. Sajian ini sering kali dihidangkan bersama lontong atau ketupat, mengingatkan pada hidangan khas komunitas Tionghoa seperti lontong Cap Go Meh, yang biasa disajikan dalam perayaan Cap Go Meh.

Kehadiran opor ayam santan putih dalam kuliner Nusantara menunjukkan bagaimana budaya China turut memberikan pengaruh dalam teknik memasak dan bahan yang digunakan. Penggunaan santan yang melimpah dalam hidangan ini sejalan dengan kecenderungan masakan Tionghoa peranakan yang sering mengadaptasi bahan lokal dengan tetap mempertahankan karakteristik aslinya. Berbeda dengan opor santan putih, varian opor ayam berkuah kuning mencerminkan pengaruh budaya India. Warna kuning khas yang dihasilkan dari kunyit menjadi ciri utama hidangan ini, sementara penggunaan jintan serta rempah-rempah lainnya memberikan aroma dan rasa yang lebih tajam. Kunyit dan jintan merupakan bumbu yang sering digunakan dalam masakan India, terutama dalam hidangan berempah seperti kari.

Selain warna dan aroma yang khas, opor ayam berkuah kuning juga memiliki rasa yang lebih kompleks dibandingkan dengan varian santan putih. Hidangan ini sering disajikan dalam berbagai kesempatan istimewa, terutama saat perayaan Hari Raya Idul Fitri di Indonesia. Kombinasi antara santan, kunyit, dan rempah lainnya menjadikan opor ayam kuning sebagai sajian yang menggugah selera dan semakin memperkaya khasanah kuliner Nusantara.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Masuknya Opor Ayam ke Nusantara Melalui Jalur Pesisir

Penyebaran awal hidangan ini di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peran pedagang Arab dan India yang datang ke Nusantara melalui jalur perdagangan maritim. Sejak abad ke-16, kawasan pesisir di Sumatera, Jawa, dan Selat Malaka telah menjadi pusat interaksi budaya, di mana berbagai pengaruh asing mulai bercampur dengan tradisi lokal. Dalam proses ini, kuliner pun ikut mengalami transformasi, termasuk dalam cara memasak dan penggunaan bahan-bahan yang lebih mudah ditemukan di wilayah kepulauan Indonesia.

Salah satu bentuk asimilasi yang menarik dalam sejarah opor ayam adalah pengaruh dari Kerajaan Mughal di India, yang terkenal dengan sajian qorma yaitu hidangan berbumbu yang dimasak dengan susu atau yoghurt sebagai bahan dasar kuahnya. Namun, di Indonesia, bahan tersebut digantikan dengan santan, yang lebih mudah diperoleh dari kelapa yang banyak tumbuh di wilayah tropis. Inovasi ini kemudian menjadi ciri khas utama dari opor ayam yang dikenal saat ini.

Selain itu, dengan semakin meluasnya penyebaran agama Islam di Nusantara, hidangan berbasis rempah seperti opor ayam menjadi semakin populer. Banyak kerajaan Islam di Indonesia, seperti Kesultanan Aceh, Demak, dan Mataram, yang mengadopsi berbagai tradisi kuliner dari India dan Timur Tengah, lalu menyesuaikannya dengan bahan serta teknik memasak lokal.

3. Resep Opor Ayam Penuh Rempah

Bahan Utama:

  • 1 ekor ayam (pilih ayam kampung untuk rasa yang lebih gurih, potong menjadi beberapa bagian)
  • 500 ml santan kental (dari 1 butir kelapa)
  • 700 ml santan cair (dari perasan pertama kelapa atau bisa menggunakan santan instan yang diencerkan)
  • 2 lembar daun salam untuk memberikan aroma khas
  • 3 lembar daun jeruk (buang tulangnya agar tidak pahit)
  • 1 batang serai (memarkan agar aromanya keluar)
  • 3 cm lengkuas (memarkan)
  • 2 sdm minyak goreng (untuk menumis bumbu)
  • Garam dan gula secukupnya untuk menyeimbangkan rasa

Bumbu Halus:

  • 6 siung bawang merah (memberikan rasa manis alami)
  • 4 siung bawang putih (menambah aroma dan kelezatan)
  • 3 butir kemiri (sangrai terlebih dahulu agar lebih gurih)
  • 1 sdt ketumbar (sangrai untuk mengeluarkan aroma lebih kuat)
  • ½ sdt merica bubuk untuk memberikan sedikit rasa pedas hangat
  • 3 cm kunyit (dibakar sebentar agar warna lebih cerah dan aromanya lebih keluar)
  • 2 cm jahe (memberikan sedikit rasa hangat dan memperkaya rasa kuah)

Cara Memasak Opor Ayam

1. Persiapan Ayam

  • Cuci bersih ayam dengan air mengalir, lalu tiriskan.
  • Jika ingin rasa yang lebih gurih, ayam dapat digoreng terlebih dahulu hingga setengah matang. Proses ini juga membuat tekstur ayam lebih kenyal saat dimasak dalam kuah santan.

2. Menumis Bumbu

  • Panaskan minyak goreng dalam wajan atau panci besar dengan api sedang.
  • Tumis bumbu halus hingga harum dan matang, tandanya bumbu berubah warna menjadi lebih gelap dan minyak mulai keluar dari tumisan.
  • Tambahkan daun salam, daun jeruk, serai, dan lengkuas. Aduk rata agar aromanya semakin keluar dan meresap ke dalam bumbu.

3. Memasak Ayam dengan Santan Cair

  • Masukkan potongan ayam ke dalam wajan, aduk hingga ayam terbalut rata dengan bumbu yang telah ditumis.
  • Tuangkan santan cair sedikit demi sedikit, lalu aduk perlahan agar bumbu tercampur merata.
  • Masak dengan api kecil hingga ayam mulai empuk dan bumbu meresap sempurna ke dalam dagingnya.

4. Menambahkan Santan Kental

  • Setelah ayam cukup empuk, masukkan santan kental. Aduk perlahan agar santan tidak pecah dan kuah tetap lembut.
  • Masak dengan api kecil sambil sesekali diaduk. Proses ini penting agar kuah opor tetap kental dan tidak menggumpal.
  • Tambahkan garam dan gula secukupnya sesuai selera.

5. Penyajian Opor Ayam

  • Setelah kuah mulai mengental dan ayam benar-benar matang, matikan api.
  • Diamkan opor ayam selama beberapa saat sebelum disajikan agar bumbu lebih meresap.
  • Hidangkan opor ayam dalam mangkuk saji dan taburkan bawang goreng di atasnya untuk menambah aroma dan tekstur renyah.
  • Opor ayam sangat cocok disajikan bersama ketupat, lontong, atau nasi putih hangat.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/ses)