Pasar Bathok, Spot Instagramable Baru di Blitar Siap Launching September 2019

Penulis: Wuri Anggarini

Diperbarui: Diterbitkan:

Pasar Bathok, Spot Instagramable Baru di Blitar Siap Launching September 2019 (c) Shutterstock

Kapanlagi.com - Atraksi wisata apa sih yang pertama kali muncul dalam benak kamu saat mendengar nama kota Blitar? Nggak hanya punya makam Bung Karno saja, geliat wisata di Blitar mulai tumbuh dan menarik perhatian wisatawan dari berbagai kota. Sebut saja Kampung Cokelat yang jadi destinasi wisata kekinian dan banyak dijadikan favorit keluarga.

Nah, bakal ada satu lagi spot wisata Instagramable yang bakal mewarnai wisata kota Blitar, yaitu Pasar Bathok. Setelah dideklarasikan secara resmi sejak 24 Maret 2019, Pasar Bathok juga sudah sikses menggelar soft launching. Kabar terbaru, Pasar Bathok yang terletak di Kalan Kali Glagah Tanjungsari, Sukorejo, Blitar ini siap beroperasi secara full pada September 2019!

Kegiatan soft launching yang sudah dilakukan juga berjalan dengan meriah. Acara yang dimulai pukul 06.00 WIB ini menampilkan live music, senam sehat, dan lomba dolanan anak yang terbagi dalam enggrang batok, enggrang bambu dan lompat meja.

Pengunjung juga dimanjakan dengan beragam sajian kuliner khas Blitar yang memanjakan lidah. Mulai dari pecel, ketan, gulali, dan jajanan pasar lainnya. Ada juga kuliner seperti bakso dan soto. Daya tarik Pasar Bathok juga diseimbangkan dengan kehadiran kuliner kekinian. Selain itu, ada juga agenda inspiratif yaitu menggelar workshop pengolahan bahan baku bathok alias tempurung kelapa.

“Prosesi soft launching sudah dilakukan akhir Maret kemarin. Untuk operasi penuhnya baru dilakukan September. Tanggalnya masih tentatif karena kami harus memastikan venuenya siap 100%. Untuk proses pengembangan masih dilakukan saat ini,” ungkap Koordinator Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Blitar Zafanya Listia V, Sabtu (20/4).

Keberadaan Pasar Bathok sudah menarik perhatian publik. Buktinya, banyak orang berkunjung ke Pasar Bathok saat proses soft launching. Berbagai keunikan pun ditawarkan Destinasi Digital besutan dari GenPI Blitar. Sesuai namanya, pasar tersebut memakai mata uang bathok atau tempurung kelapa sebagai alat transaksinya. Pecahannya dimulai Rp2.500, Rp5.000, Rp7.500, hingga Rp10.000.

“Untuk alat transaksi diarahkan menggunakan koin bathok. Yang jelas proses pengembangan pasar saat ini masih dilakukan. Sementara, kami fokuskan seluruhnya ke sana. Untuk itu, bagi calon pengunjung Pasar Bathok kami mohon bersabar. Kami ingin saat pasar ini beroperasi penuh semuanya sudah settle. Nantinya akan ada banyak kejutan dari atraksi yang ditawarkan,” ujar Zafanya lagi.

Memiliki potensi luas lahan menjanjikan, pengembangan masif pun diberikan Pasar Bathok. Rencananya pasar ini akan mengembangkan banyak spot untuk selfie. Panggung besar dengan multifungsi juga akan didirikan. Selain live music, stage ini diarahkan untuk pertunjukan teater dan tari. Staf Khusus Menteri Bidang Komunikasi dan Media Kemenpar Don Kardono mengatakan, Pasar Bathok sangat potensial.

“Potensi besar dimiliki Pasar Bathok. Destinasi ini memiliki modal berupa lahan yang bagus. Posisinya juga strategis. Meski baru dibuka September, kami yakin Pasar Bathok akan cepat berkembang. Mereka didukung banyak aspek yang positif,” kata Don.

Potensi besar dimiliki Pasar Bathok. Sebab, mereka bersinergi dengan Desa Wisata Kampung Bathok. Kampung tersebut sebelumnya merupakan penghasil berbagai kerajinan tangan berbahan baku bathok. Produknya berupa tas, kalung, hingga baju. Mereka juga sedang merintis pembuatan body sepeda motor dari bahan baku bathok. Desa wisata ini juga mengembangkan kerajinan jimbe hingga bank sampah.

“Posisinya strategis karena bersinergi dengan Kampung Bathok. Di sini tentu ada banyak experience yang ditawarkan. Pengunjung bisa mendapatkan banyak hal terkait aktivitas kreatif pengolahan bathok dan lainnya. Dan, Blitar memang terkenal dengan craft dari bahan baku bathok,” terang Don lagi.

Wilayah Blitar sejatinya sentra industri kerajinan tangan berbahan baku tempurung kelapa. Ada beragam produk yang dihasilkan. Selain aksesori dan fashion, dikembangkan juga hiasan interior rumah, topeng, alat makan, hingga peralatan penunjang aktivitas keseharian. Bukan hanya bentuknya yang unik, warna yang ditawarkan juga natural.

“Kami harap para calon pengunjung Pasar Bathok mau  bersabar beberapa saat. Nantinya berbagai sisi unik dari Pasar Bathok bisa dieksplorasi lagi secara utuh. Manajemen Pasar Bathok butuh waktu untuk mengoptimalkan potnsinya. Yang pasti, setiap update perkembangan pasat ini akan disampaikan kepada publik,” papar Koordinator GenPI Nasional Mansyur Ebo.

Dengan potensinya ini, produk berbahan baku tempurung kepala sudah menjadi komoditi ekspor sejak lama. Beberapa pangsa pasarnya seperti Malaysia dan Thailand. Pada tahun 2012, omset pengrajin ini mencapai Rp70 Juta per bulan dengan modal relatif kecil. Namun, pengrajin dihadapkan pasang surut pasar. Menteri Pariwisata Arief Yahya menjelaskan, potensi wisata Blitar perlu branding intensif.

“Pasar Bathok sangat lengkap. Sekarang yang diperlukan adalah branding masif. Manfaatkan saja media sosial yang ada. Dengan keberadaan GenPI Blitar, seluruh potensi  yang ada bisa dibranding maksimal. Kemasan promosinya pasti lebih menarik. Sebab, GenPI sudah terbukti kreatif dan inovatif. Sembari menunggu aktivasi pasar, optimalkan terus fungsi media sosial untuk promosi,” tutupnya.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(adv/wri)

Editor:

Wuri Anggarini

Rekomendasi
Trending