Pengin Hijrah, Novel Baru yang Siap Menghentak Layar Lebar

Diperbarui: Diterbitkan:

Pengin Hijrah, Novel Baru yang Siap Menghentak Layar Lebar
Credit:KapanLagi.com/Sahal Fadhli

Kapanlagi.com - Indonesia International Book Fair (IIBF) 2024 menjadi momentum penting bagi rumah produksi Sinemata Buana Kreasindo (SBK) Productions. Di ajang ini, mereka memperkenalkan novel Pengin Hijrah, sebuah karya yang diangkat dari cerita asli Budi Yulianto, Eksekutif Produser SBK Productions.

Novel ini tak hanya menjadi bacaan menarik, tetapi juga menjadi fondasi bagi film yang akan diproduksi dengan judul yang sama. Ekranisasi atau alih wahana karya tulis menjadi tren di dunia perfilman, terutama ketika novel-novel populer sukses di pasaran.

Proses ini bukan hal baru, sejak awal kemunculan karya audio visual, banyak novel, baik pop, kontemporer, maupun klasik, yang berhasil diadaptasi menjadi film. Pengin Hijrah berupaya memanfaatkan momen ini, mengikuti jejak sukses film-film seperti Badai Pasti Berlalu dan Ayat-Ayat Cinta, yang berhasil menarik perhatian penonton.

“Perilisan novel Pengin Hijrah juga menjadi cara bagi SBK Productions untuk mempopulerkan cerita film yang akan diproduksi dengan judul yang sama, Pengin Hijrah,” ungkap Budi Yulianto.

1. Karya Asli Budi Yulianto

Budi Yulianto menambahkan bahwa IIBF 2024 adalah tempat yang tepat untuk memperkenalkan rencana produksi film terbaru tersebut, yang dijadwalkan tayang pada 2025. Novel Pengin Hijrah merupakan karya asli Budi Yulianto yang kemudian dikembangkan oleh Endik Koeswoyo sebelum ditulis menjadi skenario oleh Benni Setiawan.

Proses kreatif ini melibatkan Jastis Arimba sebagai sutradara dan Avesina Soebli sebagai Eksekutif Produksi, yang dikenal berpengalaman dalam adaptasi novel menjadi film. SBK Productions memberikan kepercayaan penuh kepada Hengki Kumayandi untuk menulis novel ini, dengan sedikit masukan terkait lokasi dan karakter.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Latar-latar Tempat Kisah di Novel Ini

Cerita novel ini berlatarkan tempat-tempat menarik seperti Bogor, Belitung, dan Uzbekistan, yang diharapkan dapat menyampaikan pesan lintas budaya yang kuat. Uzbekistan dipilih sebagai salah satu latar karena memiliki situs-situs peradaban Islam yang signifikan.

Konteks ini sangat relevan dengan tema hijrah dalam novel, yang juga terinspirasi oleh hadis dari Imam Bukhari yang dimakamkan di Samarkan, Uzbekistan. Semangat spiritual ini menjadi inti dari moral cerita film yang akan datang.

3. Adaptasi Novel ke Film Punya Tantangan

Jastis Arimba, yang sebelumnya sukses dengan film-film drama religius, mengaku antusias dengan tantangan baru ini. Ia telah melakukan riset di Uzbekistan untuk memahami lebih dalam konteks budaya yang akan diangkat.

Dalam acara bincang-bincang yang berlangsung di perilisan novel pada 28 September, para pembicara sepakat bahwa mengadaptasi novel menjadi film memiliki tantangan tersendiri. Namun, Budi Yulianto dan Avesina meyakini bahwa novel yang kuat dan skenario yang menarik dapat menghasilkan film yang berkualitas.

“Saya berterima kasih karena diberikan kebebasan berkreasi oleh SBK Productions,” ujar Jastis Arimba.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/aal/dyn)

Rekomendasi
Trending