Penuh Makna, Menelusuri 5 Model Rumah Adat Jawa Tengah dan Penjelasan Filosofisnya

Penuh Makna, Menelusuri 5 Model Rumah Adat Jawa Tengah dan Penjelasan Filosofisnya
Ilustrasi Model Rumah Adat Jawa Tengah (Credit: Yudy Prasetya/Unsplash)

Kapanlagi.com - Jawa Tengah, sebuah provinsi yang kaya akan warisan budaya, menyimpan keindahan yang tak ternilai dalam bentuk rumah adat. Setiap rumah tidak hanya menjadi tempat berteduh, tetapi juga merupakan cerminan nilai-nilai kehidupan masyarakatnya yang mendalam. Filosofi yang terkandung dalam setiap desain rumah adat berkaitan erat dengan status sosial, spiritualitas, dan hubungan harmonis dengan alam.

Rumah adat di Jawa Tengah bagaikan jendela yang mengungkapkan identitas budaya yang telah dilestarikan dari generasi ke generasi. Dari rumah megah yang dulunya hanya dinikmati oleh kalangan bangsawan hingga tempat ibadah yang sederhana, setiap jenis rumah adat menawarkan kisah unik tentang sejarah dan filosofi kehidupan masyarakat Jawa.

Dalam artikel kali ini, kita akan menjelajahi lima jenis rumah adat yang paling terkenal di Jawa Tengah. Mulai dari Joglo yang megah hingga Kampung yang lebih sederhana, setiap model rumah ini memiliki karakteristik khas yang layak untuk kita kenali lebih dalam. Siap-siap untuk terpesona oleh keindahan dan makna yang tersembunyi di balik setiap dinding rumah adat Jawa Tengah!

1. Rumah Adat Joglo: Simbol Kejayaan Bangsawan

Rumah adat Joglo adalah salah satu bentuk rumah yang paling terkenal di Jawa Tengah. Dengan atapnya yang menyerupai dua gunung, rumah ini menjadi simbol kebesaran dan kejayaan para bangsawan atau priyayi pada masa lalu. Filosofi di balik desain rumah ini sangat mendalam, mencerminkan keseimbangan antara manusia dan alam.

Rumah Joglo memiliki empat tiang utama yang disebut soko guru, yang menjadi penopang utama bangunan. Tiang-tiang ini tidak hanya sebagai penyangga fisik, tetapi juga memiliki makna spiritual sebagai penjaga keseimbangan dunia.

Di dalam rumah Joglo, terdapat beberapa bagian penting seperti Pendopo (ruang terbuka untuk pertemuan), Pringgitan (ruang untuk acara adat), dan Senthong yang dibagi menjadi beberapa ruang, termasuk Senthong Tengah dan Senthong Kiwa yang memiliki fungsi berbeda. Setiap ruang dalam rumah Joglo memiliki tujuan dan makna tertentu yang sangat dihormati oleh masyarakat Jawa.

(Update terbaru Ammar Zoni, bakal dipindah dari Nusakambangan ke Jakarta.)

2. Rumah Adat Limasan: Sederhana namun Memikat

Model Rumah Adat Jawa Tengah Limasan (visitjawatengah.jatengprov.go.id)

Rumah adat Limasan, dengan atapnya yang khas berbentuk limas, bukan hanya sekadar bangunan, melainkan juga sebuah simbol filosofi kesederhanaan hidup yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Jawa. Terbuat dari bata yang kokoh, rumah ini sering kita temui di pedesaan, menampilkan keunikan tiang penyangga yang bervariasi sesuai ukuran bangunannya. Lebih dari itu, rumah Limasan mencerminkan semangat gotong royong, karena proses pembangunannya melibatkan banyak tangan yang saling bahu-membahu. Atap limasnya pun melambangkan hubungan harmonis antara manusia dengan langit dan bumi, sekaligus memberikan perlindungan dari hujan dan panas, menjadikannya sebuah karya seni yang sarat makna.

3. Rumah Adat Tajug: Rumah Ibadah dengan Makna Spiritual

Model Rumah Adat Jawa Tengah Tajug (pariwisata.demakkab.go.id)

Berbeda dengan rumah adat lainnya, rumah Tajug memiliki peran yang unik sebagai tempat ibadah, bukan sekadar hunian. Dengan atap segitiga menjulang tinggi, rumah ini melambangkan keabadian dan keesaan Tuhan dalam kepercayaan masyarakat Jawa. Salah satu contoh paling terkenal adalah Masjid Agung Demak, yang menampilkan desain Tajug yang khas dan megah. Didirikan di lokasi-lokasi yang kaya akan nilai sejarah dan spiritual, atap segitiga tersebut juga melambangkan perjalanan menuju Tuhan dan pencapaian spiritual. Tak hanya sebagai tempat salat, rumah Tajug juga menjadi pusat kegiatan sakral lainnya, seperti pertemuan keagamaan dan ritual adat, menegaskan betapa vitalnya rumah ini dalam kehidupan sosial dan spiritual masyarakat Jawa.

4. Rumah Adat Panggang Pe: Kepraktisan dalam Kesederhanaan

Rumah adat Panggang Pe menampilkan desain yang sederhana namun memikat, berbeda dari rumah adat lainnya. Umumnya, bangunan ini berfungsi sebagai warung atau tempat berjualan, dengan tiang yang bervariasi antara empat hingga enam, menciptakan kesan yang unik. Keistimewaan rumah ini terletak pada fungsinya yang praktis dan kemudahan dalam pembangunannya. Meskipun tampil tanpa hiasan berlebihan, rumah Panggang Pe tetap memancarkan keindahan melalui bentuk yang teratur dan simetris. Filosofi yang terkandung di dalamnya mencerminkan kehidupan yang sederhana namun cukup, menggambarkan masyarakat yang bersahaja dan mengutamakan kepraktisan dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari.

5. Rumah Adat Kampung: Tempat Tinggal Rakyat Biasa

Rumah adat Kampung, yang menjadi tempat tinggal bagi kalangan menengah ke bawah seperti petani, peternak, dan pedagang, menyimpan pesona tersendiri. Dengan desain yang sederhana namun menarik, rumah ini ditandai oleh tiang berkelipatan empat dan bentuk persegi panjang yang kokoh, dilengkapi dua lapis tiang penyangga. Teras yang ada di depan dan belakang rumah menambah kesan luas sekaligus menjadi simbol pentingnya interaksi sosial dalam komunitas, di mana ruang terbuka ini menjadi arena bagi tetangga untuk saling bertukar cerita. Selain itu, rumah adat Kampung juga mencerminkan nilai-nilai gotong royong dan kebersamaan yang kental, menciptakan ikatan yang erat dalam kehidupan masyarakat Jawa yang sederhana namun kaya akan makna.

6. Pertanyaan Populer:

Apa yang membedakan rumah adat Joglo dengan rumah adat lainnya?

Rumah adat Joglo memiliki empat tiang utama yang disebut soko guru dan atap berbentuk seperti dua gunung yang melambangkan keseimbangan antara manusia dan alam.

Apa makna filosofis dari bentuk atap rumah adat Limasan?

Atap berbentuk limas pada rumah adat Limasan melambangkan hubungan antara manusia dengan langit dan bumi, serta memberikan perlindungan terhadap cuaca.

Kenapa rumah adat Tajug hanya digunakan untuk ibadah?

Rumah Tajug memiliki makna spiritual yang dalam, dengan atap berbentuk segitiga yang melambangkan keesaan Tuhan dan digunakan untuk kegiatan keagamaan.

Untuk apa rumah adat Panggang Pe digunakan?

Rumah adat Panggang Pe biasanya digunakan sebagai warung atau tempat berjualan dengan desain yang sederhana dan fungsional.

(Hari patah hati se-Indonesia, Amanda Zahra resmi menikah lagi.)

(kpl/mni)

Rekomendasi
Trending