Penyebab Gula Darah yang Sulit Turun dan Sering Terlupakan

Penulis: Diva Olga Vania Sinaga

Diperbarui: Diterbitkan:

Penyebab Gula Darah yang Sulit Turun dan Sering Terlupakan
Kurma aman bagi para penderita diabetes jika dikonsumsi secukupnya. (Foto: Pexels/Artem Podrez)

Kapanlagi.com - Mengendalikan kadar gula darah adalah kunci utama untuk menjaga kesehatan, terutama bagi mereka yang berisiko diabetes. Gula darah yang normal untuk orang dewasa seharusnya berada di bawah 100 mg/dL saat puasa dan di bawah 140 mg/dL setelah makan. Namun, banyak orang yang masih menghadapi tantangan dalam menjaga kestabilan gula darah, meskipun telah berusaha mengurangi konsumsi makanan manis.

Dilansir dari berbagai sumber pada Senin (25/11), tingginya kadar gula darah tidak hanya dipengaruhi oleh makanan manis, tetapi juga oleh berbagai kebiasaan sehari-hari yang sering kali terabaikan. Dari pola makan yang kurang seimbang, tingkat aktivitas fisik yang rendah, hingga manajemen stres yang kurang baik, semuanya dapat berkontribusi pada fluktuasi gula darah kita.

Ahli nutrisi, Lynn Grieger, RDN, CDCES, menekankan pentingnya menjaga kadar gula darah dalam rentang normal. Menurutnya, hal ini tidak hanya membuat seseorang merasa lebih baik setiap hari, tetapi juga dapat mencegah komplikasi serius di masa depan. "Ketika gula darah berada dalam rentang sehat, kualitas hidup seseorang akan meningkat secara signifikan," ungkap Grieger. Jadi, mari kita jaga kesehatan dengan lebih bijak dan perhatikan kebiasaan sehari-hari kita!

1. Dampak Lemak Jenuh pada Gula Darah

Banyak orang beranggapan bahwa karbohidrat adalah musuh utama yang menyebabkan gula darah melonjak, namun ternyata lemak jenuh juga memiliki peran yang tak kalah penting. Konsumsi berlebihan lemak jenuh, yang sering kita temui dalam gorengan, keju, dan daging merah, bisa memicu resistensi insulin, membuat tubuh kesulitan mengatur kadar gula darah.

Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa pola makan tinggi lemak jenuh berkaitan erat dengan peningkatan lemak perut, yang berdampak negatif pada sensitivitas insulin. Namun, bukan berarti kita harus menghindari lemak sepenuhnya! Para ahli menyarankan untuk tetap mengonsumsi lemak baik dari sumber seperti kacang-kacangan dan ikan, yang dapat membantu menjaga keseimbangan nutrisi dalam tubuh kita.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

2. Melewatkan Sarapan Bisa Meningkatkan Gula Darah

Sarapan, yang sering dianggap sebagai waktu makan paling krusial dalam sehari, memiliki peranan yang sangat penting, terutama bagi mereka yang mengidap diabetes. Penelitian menunjukkan bahwa melewatkan sarapan bisa mengganggu fungsi sel beta pankreas yang bertugas memproduksi insulin, sehingga kadar gula darah bisa melonjak lebih tinggi sepanjang hari.

Untuk menjaga kestabilan gula darah, penting untuk memilih menu sarapan yang sehat, seperti telur, oatmeal, atau yogurt rendah lemak, yang rendah karbohidrat namun kaya akan protein dan serat. Dengan mengonsumsi sarapan secara teratur, Anda tidak hanya membantu mengatur pola makan, tetapi juga mencegah rasa lapar yang berlebihan di siang hari.

3. Kurang Aktivitas Fisik dan Risiko Gula Darah Tinggi

Olahraga teratur bukan hanya sekadar aktivitas fisik, tetapi juga kunci untuk meningkatkan sensitivitas insulin, memudahkan sel-sel tubuh dalam memanfaatkan glukosa sebagai sumber energi. Menariknya, penelitian menunjukkan bahwa hanya tiga hari tanpa bergerak bisa membuat kadar gula darah melonjak, bahkan pada orang sehat!

Bagi para pengidap diabetes, berolahraga secara rutin dapat mengurangi ketergantungan pada obat-obatan. Jadi, kenapa tidak memulai dengan langkah sederhana? Cobalah berjalan kaki selama 30 menit setiap hari atau pilih olahraga yang sesuai dengan kemampuan tubuhmu untuk menjaga kesehatan tetap prima!

4. Stres dan Pengaruhnya terhadap Gula Darah

Stres, sering kali dianggap sepele, sebenarnya memiliki dampak besar pada pengelolaan gula darah kita. Saat stres melanda, tubuh kita memproduksi hormon kortisol yang dapat mengganggu sensitivitas insulin.

Daripada melampiaskan stres dengan makanan, kenapa tidak mencoba cara yang lebih menyehatkan? Meditasi, yoga, atau sekadar berjalan-jalan ringan bisa jadi solusinya. Lynn Grieger merekomendasikan, "Cobalah berjalan selama lima menit atau tarik napas dalam-dalam sepuluh kali untuk menenangkan pikiran dan tubuh." Mari kita ubah cara kita menghadapi stres demi kesehatan yang lebih baik!

5. Kurang Tidur dan Gula Darah Tak Terkontrol

Tidur yang berkualitas bukan hanya sekadar pelipur lelah, tetapi juga kunci untuk menjaga kesehatan tubuh, termasuk dalam mengatur kadar gula darah. Penelitian mengungkapkan bahwa kurang tidur dapat meningkatkan hormon stres kortisol dan menurunkan hormon insulin, yang berisiko memperburuk pengendalian gula darah.

Oleh karena itu, bagi orang dewasa, disarankan untuk mendapatkan tidur selama tujuh hingga sembilan jam setiap malam. Dengan menjaga rutinitas tidur yang teratur, seperti tidur dan bangun pada waktu yang sama setiap hari, kita bisa meningkatkan kualitas tidur sekaligus mendukung kesehatan secara keseluruhan.

6. Apakah gula darah tinggi dapat menyebabkan komplikasi?

Ya, gula darah tinggi dapat menyebabkan komplikasi seperti penyakit jantung, kerusakan saraf, dan gagal ginjal.

7. Apa makanan yang membantu menurunkan gula darah?

Makanan seperti sayuran hijau, kacang-kacangan, ikan berlemak, dan biji-bijian membantu menstabilkan gula darah.

8. Apakah gula darah tinggi bisa dicegah?

Ya, dengan gaya hidup sehat, termasuk pola makan seimbang, olahraga, dan manajemen stres.

(Ayo ikuti saluran WhatsApp KapanLagi.com biar enggak ketinggalan update dan berita terbaru seputar dunia hiburan tanah air dan juga luar negeri. Klik di sini ya, Klovers!)

(kpl/dvs)