Kapanlagi Plus - Memiliki beragam prestasi di bidang tertentu sudah pasti bisa membawakan kebanggan tersendiri. Nggak hanya laki-laki saja yang dapat mewujudkan hal ini, tetapi perempuan juga. Hal serupa nyatanya juga terjadi kepada Resy Arini, seorang talent layanan quality control 2 Wilayah Telkom Indonesia Regional Jabodetabek.
Perempuan muda ini memiliki banyak pencapaian di bidang olahraga ekstrem, khususnya rafting atau arung jeram. Dirinya mengaku sudah menaruh minat yang besar pada cabang olahraga ini sedari kecil. Resy menjelaskan bahwa ketertarikannya pada rafting bermula dari sang saudara yang menjadi guide rafting.
Meski awalnya cuma coba-coba, namun Ressy menjadi terbiasa dan lama-lama menyukai kegiatan yang penuh akan tantangan ini. Dengan melakukan rafting, ia bisa menelusuri sungai, membaca arus dan juga harus memikirkan manuver yang pas untuk melewati jeram yang ada di sungai tersebut. Lalu, seperti apa sih perjalanan hidupnya hingga saat ini? Berikut penjelasannya.
Kegemaran Ressy pada olahraga rafting nggak semata-mata ia lakukan sebagai hobi saja. Dirinya selalu serius dan melakukan yang terbaik untuk menekuni olahraga tersebut. Hingga, kesempatan berharga datang kepadanya di tahun 2015.
Ia diajak oleh temannya untuk mengikuti ajang World Rafting Championship 2015 sebagai salah satu anggota junior rafting team. Ressy sendiri tampil dalam nomor lomba 16 - 23 tahun di usianya yang ke-17 tahun. Tentu saja hal tersebut disambut baik oleh anggota keluarga yang mendukung dirinya untuk mengikuti pelatihan insentif selama enam bulan.
Meskipun dirinya mengaku sebagai perempuan yang feminim, namun semua rintangan dan tantangan berat yang dihadapi saat menjalani olahraga ini tetap dilakukannya. Tekanan yang besar pun nggak membuatnya patah semangat dan terus berjuang sekuat tenaga. Bahkan semua itu membuatnya bisa menjadi pribadi yang tangguh dan tangkas seperti sekarang ini.
Selama pelatihan itu, Resy tinggal di wisma bersama timnya. Semua kebutuhan pun amat sangat diatur mulai dari makan, latihan dan jam tidur. Setiap hari, ia habiskan dengan latihan hingga harus tidur pukul 09.00 malam. Namun, yang namanya usaha itu nggak akan mengkhianati hasil. Pengorbanan dan komitmen yang dicurahkannya membuat timnya keluar sebagai juara di ajang tersebut.
“Pertama kesabaran, kedua yaitu ternyata usaha itu tidak menghianati proses dan yang ketiga kalau memang kita bertekad untuk menang berarti harus ada proses yang benar-benar dilalui dan semuanya pasti akan dilancarkan dan dimudahkan. Dan setelah mengikuti lomba ini saya jadi bisa berteman dengan orang-orang dari luar negeri,” jelas Resy.
Setelah Resy beranjak ke usia dewasa, dirinya tetap ingin menambah kemampuan dan kelayakan diri untuk bisa memasuki dunia profesional. Dengan ketekunan dan hati yang sabar, ia mencari satu demi satu lowongan pekerjaan yang bisa didaftar. Hingga akhirnya ia mendapatkan sebuah posisi yang menurutnya bagus untuk dicoba.
Resy sendiri sudah menebar berbagai lamaran ke berbagai perusahaan, salah satunya Telkom. Ia mengetahui beragam lowongan ini ketika sedang asyik menelusuri akun media sosial pribadinya. Namun, tak disangka, bahwa resume yang ia kirimkan bisa membawanya sampai ke tahap wawancara sebagai calon agent caring.
Berkat kemampuan dan kehandalannya, ia pun mampu bergabung bersama Telkom Regional Jabodetabek. Namun, setelah bekerja Resy mendapatkan amanah untuk berpindah-pindah bagian hingga sampai bagian quality control 2 saat ini.
Meski kehidupannya kini sangat sibuk, tetapi Resy tetap meluangkan waktu untuk melakukan aktivitas yang disukainya, yakni menari. Menariknya, ternyata ia sudah menyukai bidang seni dan mendalaminya sejak di usia yang sangat belia. Hal ini nggak terlepas pula dari faktor sang ayah yang merupakan seorang dalang di sekitar wilayah rumahnya. Resy sendiri mengaku bahwa ia mengagumi setiap penampilan ayahnya.
“Ayah merupakan tokoh yang saya kagumi karena ayah itu mengajari saya menjadi manusia yang sabar, beliau juga yang mengajarkan saya tentang seni dan olahraga. Sifat penasaran saya pun turun dari beliau. Tidak pernah ada kata menyerah untuk seorang seniman, ketika beliau gagal beliau terus mencoba meskipun ayah sudah dikenal banyak orang beliau tidak malu untuk tampil lagi yang mungkin orang lain di posisi beliau pasti tidak mau,”
Selain sebagai atlet, Resy nyatanya juga dikenal sebagai penari yang profesional. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya prestasi di bidang seni yang ia raih. Dirinya begitu mencintai seni tari, bahkan Resy nggak pernah lupa untuk berlatih berbekal ilmu yang dipelajari dari bibinya sewaktu ia masih kecil.
Nggak hanya itu saja, Resy pun bercita-cita mempunyai sanggar agar bisa merasakan mempunyai penerus tarian-tarian daerah. Tentunya, dia juga masih sering meluangkan waktu untuk melakukan rafting di kala senggang. Kedua hobinya ini selain sebagai wahana pengembangan minat juga bisa mengurangi stres setelah menjalankan aktivitas sehari-hari.
Menjadi bagian dari Telkom Regional Jabodetabek, membuat Resy sangat bersyukur karena selalu diberikan dukungan dan kepercayaan untuk bisa berpindah bagian. Ia juga berterima kasih kepada para rekan kerjanya yang telah berbaik hati membantunya untuk terus meningkatkan skill yang dimiliki. Resy juga bercerita bahwa ia ingin masuk ke HRD suatu saat nanti.
Peluang untuk berkembang secara adil baik dari kesetaraan gender merupakan nilai luhur yang dipegang Telkom. Begitu juga dengan nilai empowering society di lingkungan kerja yang sudah diterapkan IndiHome sebagai bagian dari TelkomGroup adalah membuat lingkungan kerja yang saling care, collaborate, dan contribute.
Kepedulian khusus bagi para talent internal ini dipercaya bisa menumbuhkan rasa empati mendalam terhadap konsumen. Kisah seperti inilah yang tercermin dari perjalanan hidup seorang Resy, sosok inspiratif yang multitalenta dan punya segudang prestasi di bidang olahraga dan seni dari Telkom Regional Jabodetabek.
(kpl/glo)